Moonlight '17

381 81 4
                                    

💫💫💫

Love at The Moonlight 🌕

Seumur hidupnya, Xiao Zhan tak pernah membayangkan akan berciuman di tempat kerjanya sendiri dengan seseorang yang ia sukai

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Seumur hidupnya, Xiao Zhan tak pernah membayangkan akan berciuman di tempat kerjanya sendiri dengan seseorang yang ia sukai. Harus ia akui, ia menyukai Wang Yibo setelah kebersamaan mereka dalam bekerja. Ia tidak pernah mempermasalahkan penampilan, tetapi kemunculan Yibo setelah berminggu-minggu menghilang dengan tampilan yang luar biasa membuatnya terpesona. Ia pun kini terlena dalam rengkuhan lengan Yibo dan ciumannya yang memabukkan.

Xiao Zhan merasa lemas ketika ciuman mereka terus berlanjut, saling melumat dan meresapi rasa yang mengalir. Debaran dadanya berpadu dengan desiran panas yang menyerbu setiap inci tubuh. Ia memejamkan mata, tenggelam dalam permainan bibir Yibo, dan ia mulai merasakan satu reaksi di bagian titik tubuhnya. Xiao Zhan merasakan satu keinginan yang kuat, satu hasrat yang menguasai sampai ia mengernyit kaget dengan dorongan yang muncul dari dalam.

Pada saat itu, sangat beruntung Yibo masih bisa menahan diri. Si pemuda melepas tautan bibir mereka, napasnya sedikit terengah sambil memandang wajah manis Xiao Zhan yang bersemu merah. Ingin sekali ia menerkam pemuda manis itu, menelanjanginya dan membuatnya mendesah di bawah himpitannya. Otaknya sudah sangat panas karena membayangkan hal yang ingin ia lakukan bersama Xiao Zhan.

“Kau membuatku gila, Xiao Zhan,” ia berbisik, mengusap bibir yang basah dan melepas pelukan.

Xiao Zhan mengerjap cepat, sedikit memalingkan muka karena malu. Ia melayani ciuman seorang pemuda yang mengaku sebagai kekasih, sementara pernyataan serius itu belum benar-benar terungkap dari mulut Yibo.

“Mmm, aku ... harus kembali ke bawah,” ujarnya sambil berbalik. Telapaknya menutup kening dan berjalan mendekati meja untuk mengambil buku tebal administrasi. Sambil memeluk buku di depan dada, ia tergesa-gesa menuruni anak tangga, dan habis-habisan mengatur napas untuk menenangkan debaran yang mengganggu.

Tiba di bawah, ia disambut tatapan penuh tanya dari dua temannya. Tanpa memedulikan kehadiran mereka, ia menempati kursi dan menghadap layar laptop, mulai menyibukkan diri untuk menghalau pikiran kotor yang sempat mampir di kepala.

Tanpa peduli, Zhuocheng menggeser kursi, meneliti keadaan Xiao Zhan sambil melontarkan pertanyaan,

“Xiao Zhan, kenapa denganmu? Wajahmu merah sekali.” Ia menekankan satu siku pada meja.

“Huh? Benarkah?” Xiao Zhan kaget sendiri sambil menyentuh sebelah pipi.

“Eh, apakah yang menemuimu tadi Wang Yibo? Atau Aaron? Dia mengatakannya padamu?” tanya Zhuocheng.

Xiao Zhan menggeleng dan kembali fokus pada layar laptop.

“Aku benar-benar bingung dengan mereka. Kenapa memiliki wajah yang begitu sama,” kata Zhuocheng lagi. Pangkal alisnya saling bertaut dan menegakkan punggung sesaat kemudian. “Jangan-jangan sebenarnya mereka orang yang sama. Wang Yibo adalah Aaron. Dia menyamar hanya untuk mendekatimu,” ujarnya dengan telunjuk tertuju pada Xiao Zhan.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Onde as histórias ganham vida. Descobre agora