Moonlight '16

433 89 17
                                    

💫💫💫

Love at The Moonlight 🌕

Sore menjelang malam, Yibo sedang fokus berlatih menari bersama mentor yang biasa ia ikuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore menjelang malam, Yibo sedang fokus berlatih menari bersama mentor yang biasa ia ikuti. Sementara asistennya, Ethan, sedang mondar mandir di luar ruangan dansa dengan ponsel di telinga. Ia sedikit berteriak ketika berbicara dengan seseorang di seberang.

“Jadwal Aaron sangat padat, dia tidak ada waktu untuk mengurusi hal-hal seperti itu,” ia setengah menggerutu.

“Hanya permainan. Dia bisa bermain dengan pasangan duetnya,” jawaban di seberang terdengar mendesak.

“Kau tahu Aaron sedikit susah untuk berurusan dengan permainan seperti itu. Apalagi dipasangkan dengan Valeri. Kau hanya akan membuatku dalam masalah.”

“Kenapa tidak kau coba dulu? Siapa tahu dia tertarik.”

“Kau sungguh menyusahkan, Megan. Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan bicara padanya.”

Ethan menutup telepon dengan bibir komat kamit. Ia kembali memasuki ruang latihan yang seluruh dindingnya dipasangi cermin. Musik menggema dan ia mengambil satu kursi untuk menyaksikan Yibo berlatih bersama Garet.

Satu jam lagi berlalu dan akhirnya latihan menari itu selesai. Yibo duduk di lantai, meluruskan kaki dengan wajah dan tubuh banjir keringat. Napasnya masih terengah-engah sewaktu menerima sodoran botol minum dari Ethan. Ia mengusap wajah dengan handuk kecil dan menenggak air lemon yang dingin.

“Kau sudah sangat menghapal gerakannya, Aaron. Besok kita berlatih dengan anggota lain yang menjadi pengiringmu,” kata Garet. Ia ikut duduk berselonjor kaki di sebelah Yibo.

“Hmm, aku masih harus menyesuaikan di saat perpindahan musik,” pemuda itu menyahut.

“Itu gayamu. Gabungan koreografi yang bagus,” puji Garet. Ia beranjak bangun dan melangkah ke satu meja di sisi ruangan, meraih tas miliknya.

“Sampai bertemu besok,” ia berseru sambil melenggang keluar dari ruang latihan.

“Oke!” Yibo balas berseru kemudian menghabiskan minuman dari botol. Ia pun ikut bangun dan meluruskan punggung sejenak. “Sudah malam. Kita makan setelah aku mandi,” ujarnya pada Ethan.

“Mmm, Yibo. Megan menghubungi—”

“Dia masih tidak putus asa?” tukas Yibo, memutus kalimat Ethan.

“Yibo, kau tahu sendiri. Mereka akan berusaha untuk mengundangmu dengan berbagai cara. Aku pikir ....”

“Akan kupikirkan,” Yibo kembali menyela. Ia menjangkau tas miliknya dan berjalan keluar ruangan.

Ethan yang mengekor langkahnya masih terdengar mengoceh.

“Kau mungkin tidak akan berpikir dua kali jika tahu kalau pasangan bermainmu adalah Valeri,” ia melirik pada Yibo, menaikkan sebelah alis melihat ekspresi Yibo yang sudah diduganya.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang