Moonlight '23

318 55 12
                                    

💫💫💫

Love at The Moonlight 🌕

Matahari siang tidak begitu terik ketika Xiao Zhan dan Wang Yibo berkendara menuju satu tempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Matahari siang tidak begitu terik ketika Xiao Zhan dan Wang Yibo berkendara menuju satu tempat. Mengikuti permintaan Xiao Zhan, Yibo kini menyusuri jalanan di distrik La Defense, merayap pelan di atas aspal yang cemerlang. Mobil yang ia sewa selama di Paris kini memasuki wilayah Place Saint-Michel. Roda mobilnya melambat ketika memasuki jalanan yang dibangun dari batako putih. Di balik kacamata hitamnya, ia menelusuri setiap sisi jalan, menampilkan bangunan gaya Eropa.

Ada beberapa mobil terparkir di sisi jalan. Beberapa turis luar dan pribumi nampak berjalan kaki di sepanjang trotoar. Suasananya terlihat ramai karena jalanan itu disesaki pusat jajanan. Banyak restoran tumbuh di sepanjang jalan, menyediakan berbagai makanan khas Eropa dan Asia. Kafe yang menyediakan jenis kopi lokal dan internasional. Beberapa butik dan factory outlet menjanjikan mode-mode terbaru mereka, dan selalu menjadi pilihan bagi pengunjung sebelum mampir ke kafe dan restoran.

Yibo tahu apa yang ingin dicari kekasihnya saat ini meski semua hal sudah tidak seperti masa lalu, karena ia pun berniat untuk melihat rumahnya di masa lalu. Saat ini ia membawa Xiao Zhan ke rumah yang di kehidupan lalu merupakan tempat tinggal keluarga Xiao. Tentunya tempat itu sudah tidak seperti bayangan mereka. Meski area itu masih memiliki nama dan alamat yang sama, tetapi perubahan cukup membingungkan. Yibo mengikuti arahan Xiao Zhan yang berusaha mengingat tepatnya letak rumah Xiao dulu. Ia mengemudikan mobil di jalanan komplek yang cukup mewah. Jarak dari letak setiap rumahnya cukup jauh dan dibatasi halaman rumput yang luas, bahkan beberapa taman berbunga menjadi pemandangan dari setiap batas rumah. Ada jalanan bersih dan rapi yang memutari komplek dan satu danau kecil di dekatnya, menjadi jalan bagi para penghuni komplek untuk jogging atau berjalan santai di pagi dan sore hari.

“Pertumbuhannya sangat pesat,” komentar Xiao Zhan sambil mengamati sekitar. Matanya yang bening nyaris tak berkedip untuk mengenali setiap bangunan.

“Sebenarnya tidak banyak yang akan kita temui. Entah di tahun berapa kita hidup saat itu,” balas Yibo.

“Menurutku tidak terlalu jauh. Kita tidak mungkin terlahir kembali dari ratusan tahun lalu, bukan?”

“Ratusan tahun berarti kita hidup di zaman primitif,” Yibo menyeringai.

“Aku yakin tahun kita hidup saat itu hanya berbeda puluhan tahun saja. Mungkin sepuluh atau dua puluh tahun,” gumam Xiao Zhan.

“Kenapa kau bisa seyakin itu?” Yibo mengerutkan kening.

“Ada beberapa hal yang masih sama di sini. Dan aku masih mengenalinya. Itu berarti masa itu tidak terlalu jauh. Satu dua rumah masih tetap berdiri dengan gayanya yang dulu,” Xiao Zhan menjawab.

“Itu artinya, mungkin saja di zaman sekarang masih ada beberapa yang mengenali keluargamu,” Yibo memberi pendapat.

“Mungkin,” sahut Xiao Zhan, tidak yakin. “Yang depan!” Ia menunjuk satu rumah di sisi kiri.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now