Moonlight '22

415 76 21
                                    

💫💫💫

Love at The Moonlight 🌕

Malam hari, Xiao Zhan terpaku diam di balkon ruang samping lantai dua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam hari, Xiao Zhan terpaku diam di balkon ruang samping lantai dua. Dia berdiri dengan kedua lengan menekan railing balkon. Tatapannya jauh ke depan, pada suasana malam di kawasan elit Bel Air. Angin malam yang hangat berhembus menyapa wajah sementara di kejauhan sana ia melihat kerlipan lampu dari gedung-gedung tinggi. Sekitar rumah terasa lebih sejuk karena dikelilingi pohon cemara yang berderet serta hamparan rumput yang luas. Lampu taman terpancang rapi, menyinari halaman berumput. Air mancur di tengah kolam disinari lampu yang sengaja dipasang di baliknya menjadikan serpihan air itu nampak bersinar.

Tanpa sadar Xiao Zhan menghela napas panjang. Di dunia Yibo sekarang, dirinya terasa sangat kecil. Rumah yang besar, lingkungan Yibo yang sangat gemerlap dan glamor. Tokoh-tokoh ternama yang berseliweran di sekitar pemuda itu. Ia bahkan belum dibawa ke perusahaan pemuda itu dan ia yakin tempat itu akan semakin membuatnya tak percaya diri.

Lagi-lagi helaan napas hingga Xiao Zhan mendengar langkah kaki yang mendekat dan ia tahu siapa yang berjalan menghampirinya. Senyumnya tersungging sewaktu pinggangnya kini dipeluk dari belakang dan ia balas memegangi lengan Yibo yang hangat.

“Ada apa dengan helaan napas yang terus terdengar? Apa yang mengganggumu?” Yibo berbisik di telinganya.

Xiao Zhan tersenyum sekilas.

“Aku hanya tidak percaya bisa masuk dalam kehidupanmu. Rasanya semua masih terasa mimpi bagiku,” sahutnya, nyaris mengeluh.

“Jadi kekasihku tidak merasa nyaman dengan hal itu? Kau ingin pergi dari sini?”

“Tidak, bukan begitu,” sergah Xiao Zhan. Ia tergesa memutar tubuh setelah melonggarkan pelukan Yibo. Bertemu muka dengan tampang Yibo yang putih bersih namun jelas sekali terlihat lelah. Terselip rasa bersalah dalam hatinya melihat mata pemuda yang biasanya berkilau itu nampak lesu setelah dari awal datang tidak sedikit pun melepas perhatiannya, sementara ia hanya bisa memikirkan diri sendiri.

“Kau nampak lelah,” ujarnya lembut, teriring usapan pada wajah Yibo. “Jangan terlalu memforsir dirimu. Lebih baik kita beristirahat.”

“Aku tidak akan bisa tidur dengan tenang jika kau merasa tidak nyaman,” kata Yibo.

“Saat bersamamu, aku akan selalu nyaman. Jangan khawatirkan itu.”

“Kau tidak bisa membodohiku. Sejak di sini kau sering melamun, dan tadi, setelah kita makan bersama, kau semakin kelihatan. Apa kau tidak ingin mengatakan apa pun padaku?”

“Aku ... “ Xiao Zhan menggantung kalimatnya. Ia tidak tahu apakah harus mengemukakan ketidaknyamanannya terhadap produser musik Yibo. Bagaimanapun, mereka bersama dalam satu agensi.

“Jika kau tidak bercerita apa pun, itu artinya kau tidak pernah percaya padaku. Kau tidak menganggapku ada,” tuntut Yibo.

“Jangan seperti ini, Yibo,” Xiao Zhan tergesa membantah.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now