Satcaturwingsati✨

34 18 51
                                    


Bagas adalah bukti bahwa ceria dan tawa tak selamanya nyata. Bisa saja luka yang dipendamnya nyata namun tak kasat mata.
.
Gadis Senja 🥀

Gadis Senja 🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Faiz beserta dengan yang lainnya duduk menunggu di depan ruang UGD, tersirat jelas ketakutan dan kekhawatiran di raut mereka semua.

"Bagas baik-baik aja 'kan?" tanya Ersya yang kini duduk di samping Faiz.

Faiz menepuk bahu Ersya, "Pasti. Bagas kuat, dia ga mungkin kenapa-kenapa."

"Tenang aja, tu anak punya 10 nyawa." Faezan mengeluarkan guyonannya, berharap bisa menenangkan mereka yang kini sangat khawatir.

Namun, kenyataannya guyonan Faezan tak bisa mengambil alih rasa takut dan khawatir mereka semua.

"Udah hubungin papanya, Bagas?" tanya Xeena yang dibalas gelengan kepala Faiz dan yang lainnya.

"Loh, kenapa ga dihubungin?"

"Ga perlu, Na."

Semua yang berada di depan ruang UGD menatap heran Faiz, bukankah penting menghubungi papanya Bagas, bagaimanapun beliau harus tau keadaan anaknya.

Faiz berdiri dari duduknya, lekas pemuda dengan seragam putih yang penuh dengan bercak darah itu menyisih dan terlihat menghubungi seseorang.

Setelah beberapa saat, Faiz kembali ke tempat duduknya semula tanpa mengindahkan tatapan bertanya mereka semua, termasuk Xeena.

"Ngapain? kenapa ga hubungin papanya Bagas," desak Xeena saat pemuda itu terus diam tanpa berkata sedikitpun.

"Nelpon ayah sama bunda, Na."

"Terus kenapa ga telpon papanya Bagas aja?"

"Ga perlu, Na. Bahkan sekarang dia ga bakal mikirin keadaanya Bagas."

"Kam–."

"Udah diem ya, nanti aku jelasin," potong Faiz yang diangguki Xeena dengan pasrah.

Mereka semua diam, tak ada suara sedikitpun. Semua larut dalam pikiran masing-masing, antara takut dan khawatir menyatu. Berdoa dan berharap itu yang mereka lakukan saat ini.

Tak lama pintu ruang UGD terbuka, terlihat seorang dokter dan suster keluar yang membuat Faiz beserta dengan yang lainnya mendekati dokter itu.

"Gimana keadaanya, Bagas, Dok?" tanya Faiz.

"Iya, Dok, gimana keadaan Bagas sekarang, dia baik-baik aja 'kan?" desak Tea sambil menggoyangkan tangan kiri dokter itu.

kanigara [On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang