"Gue bercanda."
"Gue gak percaya" ujar Aletta sambil mendekatkan wajahnya ke arahku.
"Apaan sih" ujarku sambil mendorong wajah Aletta menjauh dari hadapanku.
"Ceritain."
"Apaan?"
"Yang tadi."
"Cerita apaan sih?" ujarku memancing emosi Aletta.
"Sumpah kalian itu pasangan yang cocok, kalau di tanya jawabnya gak pernah muasin."
"Aminnnn" ujarku mengusap wajahku dengan kedua telapak tangan seolah selesai berdoa.
"Idih" ujar Aletta dengan sinis.
"Lo jangan bocor sama Bram?"
"Kenapa?" tanay Aletta sambil menaikan sebelah alisnya.
"Lo gak sadar mulut tuh anak lemes banget, gue takut dia ngomongnya gak mikir dulu."
"Lagi pula kalau Bram ngomong kebanyaan bohong, siapa juga yang percaya sama ucapannya. Sekali pun yang dia bilang jujur."
"Udah lebih baik dia gak usah tau dulu."
"Faedahnya sama gue apa?" aku pun hanya menghelah nafas saat mendengar ucapan Aletta.
"Entar gue ceritain apa yang lo mau."
"Oke sip." ujar Aletta sambil menarik tangannya yang berada di depan bibir seolah sedang menutup resleting.
_-_-_-_-_-_
"Gue lama-lama kesel liat lo Ma, iya gue tau visi misi lo pengen punya Osis yang lebih terstruktur, tapi ya enggak tiap hari rapat juga" ujar Aletta yang terlihat sedang menahan amara.
"Gue juga gak mau kali kumpul tiap hari, tapi ini masalah urgend yang harus di selesaikan secepatnya. Ini gue dapet undangan dari Osis SMA Cakrawala, mereka ngadain from night untuk angkatan tahun ini" ujar Tama dengan sesantai mungkin.
"Terus apa yang mau di bicarain. Di infoin di grup apa gak bisa?"
"Udah Letta, tunggu Tama ngomong dulu kali. Jangan di potong biar bisa pulang," ujarku sambil menenangkan Aletta.
"Jadi masalahnya gue gak bisa wakili Osis karna di malam itu gue ada makan keluarga. Gue mau minta tolong kalian ada yang kosong gak buat minggu ini?"
"Gue juga gak bisa. Ada acara kumpul-kumpul sama temen-temen gue. Ini Annya sama Ali aja yang pergi."
"Ya bener kalian berdua bisa gak?" tanya Tama.
"Gue Free kok" ujar Ali.
"Lo Nya?" tanya Tama.
"Eh, bentar lo mau kumpul sama siapa? Keknya gak ada janji lah bareng temen-temen. Kan, temen lo, ya temen gue juga" tanyaku pada Aletta.
"Owhhh itu te-teemen SD. Iya temen SD gue ngajak reauni. Udahlah rapatnya selesai. Ini fiks Annya sama Ali yang ngewakili sekolah buat acara itu. Udah ya, gue mau pulang. Yok Nya, keburu ujan. Bay semuaanyaaa" ujar Aletta sambil menyeretku dari ruang Osis yang membuatku masih bertanya-tanaya.
Setelah lumayang jauh dari ruang Osis aku pun langsung melepaskan tanganku yang di pegang Aletta.
"Lo apaan sih Ta, gue 'kan belom bilang setuju. Kok lo langsung ajak gue keluar."
"Gak setuju gimana lagi sih dugong. Ini itu kesempatan lo buat jalan romantis berdua bareng mas crus. Lo bukannya harusnya terima kasih sama gue malah ngoce aja. Ini itu kesempatan emas tau."
BẠN ĐANG ĐỌC
Our Story
Teen Fiction"Annya...." "Iya kenapa Al?" "Ehmmm, lo ada biodata pengurus osis angkatan tahun lalukan?" "Iya ada, kenapa?" "Gue boleh minta biodata Olivia wakil sekertaris angkatan tahun lalu." "Buat apa?" "Gue suka dia." . . . . . "Lo tau gak Al, ada yang confe...
#TF 4~~~
Bắt đầu từ đầu
