30.5 Kenjiro vs Lauren (Bagian 2)

29 4 0
                                    

Buat bab 30. Itu ada kesalahan guys, SMA Elbian d'Apchier itu harusnya SMA Elbian Ernest. Udh ku ganti sih, yg udh terlanjur baca bisa refresh ulang, udh ku ganti soalnya.

Nama Elbian Ernest sama d'Apchier nanti bakal ada penjelasannya sendiri. Spoiler dikit. Intinya semua sekolah ada penjelasannya. Pengen nangis gara2 lupa:( oke, gitu aj.

Jangan lupa tekan vote sebelum baca. Happy reading...

*

Sesampainya di sana, tempat itu benar-benar ramai dan lebih luas dari lapangan basket di luar. Ada tribun penonton bertingkat dan banyak sekali cowok-cowok yang berseru di sana. Menyoraki apapun itu di tengah lapangan. Satu yang ia harapkan. Semoga ia tidak bertemu Hugo. Jika cowok itu menemukannya di sini, ia bisa di ceramahi habis-habisan.

Jadi itu yang namanya Alvarez. Cowok bertubuh tinggi atletis yang dan paling mendominasi perkelahian di tengah lapangan. Lauren tentunya tahu ia dari geng terkuat ke-tiga, namun untuk lawannya—yang katanya adalah geng bernama Sphinx—ia tidak tahu urutan ke berapa geng itu.

Ia mencoba mendekat ke area penonton. Bergabung bersama kerumunan lain. Ia tidak bisa membayangkan jika ada seorang perempuan yang nekat berada di tempat ini, tanpa adanya bekal apapun untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

Syukurlah Mevia tidak mau ikut pada akhirnya.

Lauren melihat sekilas ke arah hilangnya Kenjiro dan Renault. Dua anggota petarung yang paling berbahaya di sekolah ini. Ternyata mereka duduk di sisi lain tribun. Bergabung bersama... Er ia tebak pasti itu Tigris dan sosok bertubuh besar dengan kepala tertutup kain pastilah Lao. Tidak ada sosok Rivanno di sana. Tumben sekali. Di mana orang itu?

"Weh, Alvarez!! Tendang lehernya?! Weh, lo telat! Itu udah ada celah, njir!!" Suara seseorang yang duduk di tumbukan kursi mengompori. Dia berkoar-koar sejak tadi dengan suara lantang. Meredam suara sorakan yang lain.

Lauren mendesis jengkel. Ia tentu tahu siapa dibalik suara menyebalkan itu. Ketua geng Prison yang merupakan geng terkuat kedua. Dia adalah Agra Angkara.

Ia memilih duduk di tepian tribun, bergabung bersama kerumunan dan kekacauan di tempat ini. Dari sini Lauren dapat melihat betapa susah payahnya seseorang dari anggota Sphinx melawan seorang Alvarez. Entah sudah berapa lama mereka bertarung sampai kedatangan Lauren.

Nampaknya mereka masih tidak mau menyerah. Alvarez tidak mau menyerahkan posisinya. Anggota geng Sphinx sendiri lumayan berambisi merebut posisi itu. Yah, menurut Lauren pertarungan semacam ini adalah sesuatu yang biasa untuk SMA Alphard O'Hanan. Mereka berada di rumah mereka sendiri. Berbeda dengan geng lain di luar sana. Membuat keributan di tempat umum, meresahkan masyarakat, dan yang pasti alasannya tidak jelas. Bahkan taruhannya bisa mencabut nyawa seseorang. Sedangkan di tempat ini, di awasi oleh pemimpin sekolah yang jauh lebih mumpuni dalam bela dirinya.

Lauren menopang dagunya. Menikmati pertarungan yang ada di sana.

Alvarez menghindari segala serangan brutal yang datang padanya. Cowok itu mundur beberapa langkah menghindari tendangan, membalas pukulannya. Tidak kena. Rupanya anggota Sphinx itu cukup gesit.

"Langa!! Ayo, lo pasti bisa!"

"Geser posisinya Alvarez. Udah dua tahun nggak lengser-lengser bosen gue!"

Orang-orang dari area penonton menyeru. Ternyata anggota geng Sphinx itu bernama Langa. Dia seperti lebih bersemangat dari sebelumnya. Cowok itu menendang dada Alvarez, namun dia hanya mundur beberapa langkah. Apa kekuatan mereka seimbang?

Sepertinya tidak. Lauren mengamati pergerakan mereka. Menganalisis apakah ada sesuatu.

Langa mengincarnya. Cowok itu menyerang Alvarez dan melayangkan tinju dari berbagai sisi. Langa mundur sambil menghindari serangan. Dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya, ia membalas Alvarez. Cowok itu dengan gesit menghindar. Tidak terima, Alvarez maju dan mendorong tubuh Langa. Mereka saling mengunci tubuh. Di saat Langa tidak kuat atas terjangan mendadak itu, dia ambruk. Satu tinjuan telak mengenai sudut bibirnya membuatnya meneteskan darah.

LOS(V)ER: You Live SucksWhere stories live. Discover now