08. Kepindahan

27 6 1
                                    

Agra tertawa kencang di tempatnya duduk. Hiburan gratis di siang bolong memang yang paling menyenangkan. Jelas dia tahu dan seluruh geng di sekolah ini juga paham bahwa Rivanno hanya sedang bermain-main saja pada mereka. Dia tidak bersungguh-sungguh.

Ke-enam cowok itu menerjang Rivanno bersamaan dengan ketua mereka yang membawa senjata. Menyabetkan benda itu sekuat tenaga berharap dapat melumpuhkan lawannya.

Rivanno dengan gerakan cepat menunduk, memiringkan tubuhnya, memutar dirinya dengan lihai. Ia tersenyum kecil. Gerakan mereka mudah sekali dibaca!

Ini harus diakhiri dengan cepat sebelum geng lain tahu dan membuat keributan yang lebih merepotkan.

Mereka terlalu fokus pada satu lawan sehingga mereka tidak peduli dengan sekitarnya. Rivanno memanfaatkan itu dengan mengecoh mereka. Membuat mereka mengarahkan serangan mereka pada teman mereka sendiri. Mereka berdecak kesal karena mendapat tinjuan dari rekannya. Sedangkan si pemegang senjata mulai gregetan dan mengibaskan benda keras itu sekenanya.

Rivanno menjanggal salah satu kaki mereka, sambil berkata, "tolong perhatikan pergerakan kaki lo."

Lantas disusul dengan yang lain. Satu persatu mereka tumbang dan Rivanno melakukan itu tanpa perlu melukai mereka. Ia menunduk sambil mundur beberapa langkah menghindari serangan kibasan senjata. Orang itu mulai kalap.

"KENAPA LO CUMA NGE-HINDAR DOANG, HA?!!" Dia berteriak tidak terima.

Ia menyerang dengan brutal sementara Rivanno masih tenang dalam damai.

Senjata itu siap menghunus padanya, namun dalam satu gerakan kilat Rivanno meloncat, menendang senjata itu hingga terlepas dari tangan si pemilik. Benda itu melambung tinggi ke atas sambil berputar ringan seperti kincir angin. Si ketua geng SMA Merah Putih terkejut. Rivanno menendang dirinya hingga mundur beberapa langkah. Begitu senjata siap untuk mencapai lantai, Rivanno menangkapnya, memutar tubuhnya cepat, memberikan efek kejutan, dan dengan tenaga penuh ia menyabetkan benda itu pada samping kepala lawannya.

Dia belum siap menghindari.

Cowok itu melotot terkejut ketika ternyata Rivanno menghentikan aksinya. Dia menurunkan senjata itu dari samping kepalanya. Membuangnya ke sembarang sehingga tercipta bunyi kelontong yang nyaring.

Bersamaan dengan itu, ia berkata, "kalau lo pengen lawan seseorang, lo harus bener-bener tahu lawan lo siapa. Jangan gegabah mengambil keputusan. Ini juga jadi peringatan buat geng sekolah lain. Jangan pernah ada yang dateng ke sini." tuturnya memberi peringatan, namun tidak mengintimidasi mereka.

"Tigris, bawa mereka pergi dari sini. Buruan. Sebelum yang lain pada tahu." titah Rivanno. "Siap komandan." balas Tigris. Menghampiri mereka, Tigris berkata dengan ceria. "Kalian tahu, gue juga bisa kayak tadi!"

Bahkan mereka sudah mati kutu hanya dengan melihat aksi Rivanno. Padahal Rivanno belum mengeluarkan kedua tangannya sepanjang perkelahian dari saku celananya. Ia gunakan kakinya untuk menyerang mereka dan menggunakan tangan hanya untuk menangkap senjata. Selesai.

Cowok itu menghampiri Alvarez. Ketua geng bernama Fraksi Brother's Squads tersebut balik menatapnya. Sebagai geng terkuat ke-tiga di sekolah SMA Alphard O'Hanan yang berisi dua orang yaitu dirinya dan kakaknya sendiri itu, ia dikenal paling bringas di sini.

"Gue tahu lo kuat, tapi lo harus paham mana lawan yang bener-bener sebanding dan mampu lo lawan. Inget itu." Rivanno menatapnya elang. "Jangan kaya tadi. Ngerti nggak?"

LOS(V)ER: You Live SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang