Rivanno Zikri Reeyandra, ketua geng Avigator sekaligus pemegang kendali sekolah khusus laki-laki paling brutal di kota Jakarta.
𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏, 𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒃𝒂𝒓𝒌�...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
00. Prolog
"Berita terkini,
sekolompok pelajar SMA terlibat aksi tawuran yang mengakibatkan satu orang tewas. Kejadian berlangsung di blok M Jakarta Selatan waktu dini hari. Diduga tawuran antar pelajar itu terjadi disebabkan dua kubu yang saling tantang dan mengejek di media sosial.
Aparat kepolisian berhasil meringkus pelaku tersangka. Beberapa senjata diamankan petugas berupa celurit, parang, pisau, golok serta tongkat base ball.
Akibat perbuatan tersebut kedua kubu geng terjerat Pasal 80 ayat (3) Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan, serta Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, Pasal 55 ayat (1) KUHP atau Pasal 170 ayat (2) dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun kurungan atau denda paling banyak Rp. 3 miliar.
Para tersangka pun harus melakukan sungkem kepada orang tua masing-masi-"
Itulah realita para geng yang sesungguhnya, dan akan selalu seperti itu, batinnya.
Layar televisi seketika padam saat seseorang menekan tombol hijau pada remote control. Dia, berdiri. Seorang cowok dengan kemeja berwarna putih polos, dipadu celana kasual warna terang, kalung perak dengan liontin berbentuk ular, serta kain slayer yang terikat di dahi kepalanya-tertutup oleh poni rambut yang sedikit berantakan.
"Ohayo!" Sapa seseorang dengan gaya bahasa Jepang dari pintu utama. Dia tersenyum kecil. (*pagi)
"Pagi," balas cowok berkemeja putih itu. Lantas ia berjalan menghampirinya. Cowok itu menutup pintu utama rumahnya. Seperti biasa pagi ini rumahnya selalu terlihat sepi.
"Nggak ada yang berubah, ya?" ucap cowok berjaket hitam itu.
Mereka berjalan bersama hingga komplek perumahan berubah menjadi gedung-gedung dan bangunan bertingkat. Pagi hari ini mereka akan bekerja mencari pundi-pundi uang. Itulah yang selalu mereka lakukan sebagai kegiatan rutin. Hidup di kota besar dengan latar belakang orang biasa memang sulit.
"Kenjiro," panggil cowok berkemeja putih pada cowok di sampingnya.
Merasa namanya disebut, ia membalas, "Kenapa?" Dia Kenjiro Hanaoka. Cowok berdarah Jepang yang menetap di Indonesia.
Belum sempat mengatakan apapun, mereka dikejutkan oleh seseorang yang menabrak mereka dari belakang.
"Bangsat!!" Kenjiro kelepasan mengumpat. Cowok itu hampir terjungkal ke depan kalau saja tidak reflek menyeimbangkan tubuh. Dengan segera ia menarik belakang kerah bajunya saat sang pelaku ingin melarikan diri. Sedangkan cowok berkemeja itu menaikkan sebelah alisnya dengan mimik wajah seakan mengatakan, "siapa lo?".
