28. Hubungan

38 5 0
                                    

Hai,
Maaf udah nungguin up! Makasih juga yang masih mau baca cerita ini.

Jangan lupa tekan bintang dulu sebelum baca. Udah belum?

Jejak kamu akan menentukan cerita ini berlanjut ke depannya!

****
Kalau lupa sama alurnya, tinggal baca ulang lagi.

So, happy reading!

****

Karakter setiap kelompok geng berbeda,
.
.
.
.
.
.
.
Ada yang suka mencari masalah dengan geng lain,
.
.
Ada yang suka menyelesaikan masalah dengan kekerasan,
.
.
Ada yang suka menyelesaikan masalah dengan perdamaian, dan saling mengerti antar kubu geng,
.
.
.
Ada yang mencari masalah dengan geng lain demi balas dendam,
.
.
Ada yang menyombongkan dirinya karna masuk kategori geng terkuat dan disegani banyak orang,
.
.
Sebenarnya itu tidaklah penting....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yang terpenting adalah apa niat, visi serta misi, dan seperti apa sang ketua mendidik anggota bawahannya, dalam sebuah geng itu?
.
.
.
.
.
Mereka hanya dapat ditemukan di SMA Alphard O'Hanan.
.
.
.
.
.

°•°•°•°•°•°•

28. Hubungan

"Sejak kapan lo kenal sama Cobra?" tanya Kenjiro di tengah jalan penuh selidik.

Mereka sekarang berjalan beriringan menuju jalan utama. Jalan ini sepi karena akibat insiden tadi semua anak-anak geng bergegas ke sekolah. Mevia membuka tudung jaket dan masker yang ia kenakan.

"Sebelum gue jelasin, gue pengen tahu nama lo."

Kenjiro mendengus dingin. "Oke, gue Kenjiro Hanaoka. Panggil aja gue Kenjiro, jangan disingat-singkat." ujarnya.

Dia orang Jepang? Kenapa dia fasih sekali berbicara logat Jakarta? Mevia tidak ingin menanyakan hal itu.

"Gue Mevia Salsabila Naffandy. Lo bisa panggil gue Mevia. Gue ketemu sama Rivanno secara kebetulan waktu di kafe." ucap Mevia.

Penjelasan itu kurang akurat baginya. "Lo godain dia?"

"Hah? Ngawur lo! Pokoknya ada lah!Intinya nggak kayak gitu?" balas Mevia cepat.

"Mending lo nggak usah temuin dia lagi." Kenjiro berhenti berjalan ketika di jalan utama. Meski begitu tempat ini masih sangat sepi kendaraan.

Mevia merasa orang ini terlalu pengatur. Lagi pula yang berhak memutuskan adalah Rivanno atau dirinya sendiri.

"Kenapa ha? Hidup dia tergantung keputusan lo emang?"

"Nyolot bener lo! Lo nggak tahu apa-apa tentang dia atau bahkan orang-orang di sekolah ini! Jadi nggak usah sok care." Kenjiro berbalik cepat kembali ke sekolah tanpa menunggu balasan Mevia.

-ooOoo-

Sejak tadi Tigris mencari-cari keberadaan sepatu—satu-satunya miliknya itu. Sudah ia cari ke setiap penjuru rumah namun hasilnya nihil. Dia menggaruk tengkuknya dengan bingung.

"Nyari apaan?" tanya adiknya yang tiba-tiba muncul dari ruangan lain.

"Lo lihat sepatu gue nggak?"

"Sepatu yang mana?"

LOS(V)ER: You Live SucksWhere stories live. Discover now