05. SMA Hardhikusuma (Penyelidikan 2)

46 8 0
                                    

Dunia adalah panggung,
Semua orang hanyalah pemain,
Mereka keluar dan masuk,
Dan satu orang dalam kehidupannya
memainkan banyak peran....

— dari As You Like It karya William Shakespeare.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

— dari As You Like It karya William Shakespeare

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. SMA Hardhikusuma (Penyelidikan Part 2)

Tiga Hari Setelah Kejadian Kebakaran SMA Hardhikusuma

Ruangan kedap suara berwarna putih pekat terasa begitu dingin menusuk tulang. Lampu dimatikan. Meja persegi yang berisi beberapa orang saling berhadapan itu kini mengalihkan pandangan pandangan layar monitor.

Seseorang yang berada di depan mengetuk pulpen di meja, memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Baik, bisa kita mulai," instruksinya.

Reny berdiri sambil membawa berkas dokumen dan satu flasdisk pada ketua rapat.

"Reny, bisa tolong presentasikan hasilnya?" titah ketua rapat sekaligus pemimpin divisi kelompok penyelidikan ini. Pria berusaha menuju kepala lima itu duduk kembali di tempatnya.

"Baiklah." Reny mengambil stick laser dan mengarahkannya pada layar monitor yang kini menunjukkan kondisi terakhir bangunan SMA Hardhikusuma serta foto beberapa rinciannya.

"Saya akan menjelaskan langsung pada intinya." —mengambil jeda— "Tepat pukul 12 malam terjadi kebakaran hebat di salah satu sekolah negeri di Jakarta Selatan. Menurut hasil penyelidikan, kebakaran dipicu oleh konsleting listrik. Terbukti dari salah satu rekaman cctv yang kami temukan." Layar monitor lantas berganti menunjukkan rekaman detik-detik terakhir kebakaran itu.

Terlihat trafo arus listrik yang di pojok lorong yang semula baik-baik saja, menit berikutnya salah satu kabel yang menjalar mengeluarkan percikan api. Percikan api itu memicu timbulnya api yang lebih besar ketika merambat ke ruangan tak jauh di sebelahnya.

"Ruangan itu adalah gudang berisi barang-barang yang mudah terbakar." Reny mengarahkan laser-nya pada foto kondisi asal sumber api tersebut. "Tempat trafo listrik ini berada di gedung bagian belakang sekolah"

"Jika kita mengambil sudut pandang pada bentuk bangunan sekolah, saya rasa tidak mungkin seluruh bangunan ludes dalam waktu yang cukup singkat. Karna saya saat itu kebetulan berada di lokasi ketika kejadian itu berlangsung. Kira-kira pukul 12 lebih 30 menit saya berada di sana, seluruhnya sudah terbakar dan pemadam datang dua menit setelahnya." jelas Reny dengan rinci.

"Jadi bisa diperkirakan keseluruhan bangunan terbakar dalam waktu kurang dari setengah jam, dan hanya karna konsleting listrik. Itulah bagian janggalnya. Terlebih tegangan listrik tidak begitu besar. Karenanya saya menganggap ini sebagai dugaan sementara." Layar kembali memperlihatkan gambar.

"Rekaman itu adalah satu-satunya yang masih berfungsi sebelum kebakaran lantas tiba-tiba rusak setelahnya. Kami masih belum bisa menyimpulkan bahwa itu rusak memang karna kebakaran atau tidak. Dan dari jumlah kamera cctv yang kami temukan ada 25 kamera pada bangunan sekolah dan semuanya... rusak. Kami masih menyelidiki penyebab kerusakannya." Reny menatap harap-harap cemas pada banyak pasang mata yang menyimaknya.

"Di samping itu, ketika kejadian berlangsung. Di lorong bangunan belakang sekolah, di temukan seorang pria berusia 25 tahun tergeletak tidak berdaya dengan luka tusukan di perutnya." Reny menunjuk foto saat kejadian itu. "Seorang warga tidak sengaja menemukannya."

"Banyak sekali pertanyaan yang muncul pada awalnya. Apakah dia yang membakar sekolah? Apa dia korban pembunuhan berencana? Sejak kapan dia terkapar di sana?" Layar monitor menunjukkan kembali video rekaman.

"Kami mendapatkan rekaman ini dari cctv salah satu rumah milik warga yang mengarah tepat pada jalan menuju lorong itu." ungkapnya. "Ada sebuah mobil Toyota hitam yang meninggalkan lokasi sekitar pukul 11 malam. Sebelum kebakaran terjadi. Jadi bisa disimpulkan bahwa orang itu tidak ada keterlibatan dengan pembakaran sekolah. Tapi bukan di sana masalahnya."

"Seorang korban penusukan itu diduga adalah asisten seorang guru wanita yang mengajar di SMA Hardhikusuma. Dia bernama Jamilatun Niswah." Foto indentitas wanita itu kini terlihat jelas di layar.

"Dia bersama dua rekannya yang tidak lain adalah bodyguardnya melakukan penganiayaan terhadap korban hingga terjadi penusukan. Sang korban selamat, namun dalam kondisi kritis. Kami masih menunggu kesaksiannya jika diperlukan. Sementara itu, ditemukan berkas dokumen di samping korban yang ternyata berisi data keuangan yang di korupsi sang pelaku selama kurun waktu yang lama." jelasnya.

"Untuk data rincian hasil interogasinya bisa ditanyakan di bagian penyidik. Tapi yang masih menjadi pertanyaan sang pelaku bersikeras bahwa dia tidak melakukan penusukan itu. Berkas dokumen yang ditemukan juga dia tidak cuma-cuma menaruhnya di sana." Reny mematikan lasernya. Kini lampu putih ruangan kembali menyinari.

"Sisanya kami akan berusaha menelusurinya hingga tuntas." Reny menutup presentasinya.

"Kenapa bisa kau menyimpulkan bahwa berkas itu milik wanita itu? Bagaimana jika kesimpulannya dibalik? Ternyata sang korban adalah pelaku korupsi. Sang wanita melakukan itu karna asistennya melakukan korupsi padanya." sanggah seorang pria paruh baya.

"Tidak. Kami sudah menyelidiki berkasnya, dan itu asli atas nama wanita itu. Anda bisa melihatnya sendiri." Reny menunjuk beberapa bukti yang berjajar di meja. "Hanya satu bukti yang kurang,"

"Pisau." Interupsi seseorang. "Pisau untuk untuk menusuk korban, belum kau temukan?"

"Kami sudah menggeledah rumah pelaku dan TKP.  Tapi, belum dapat kami temukan. Terlebih sang pelaku bersikeras itu bukan perbuatannya atau para anak buahnya. Dari hasil sidik jari yang berusaha kami dapatkan ditubuh korban juga tidak berhasil memberikan kami sedikit clue." Reny menjelaskan dengan terperinci.

"Kalau begitu senjata itu adalah satu-satunya bukti kita." timpal yang lain.

"Lagi pula rasanya aneh. Kenapa berkas itu berada di sana seakan sengaja ingin ditemukan? Kenapa sang pelaku meninggalkannya di sana?" Pertanyaan dari salah satu detektif cukup membuat yang lain ikut curiga. Dan jika terdapat kecurigaan di sanalah jawabannya.

"Pelaku berkata justru ia mencari berkas itu dari korban. Sang korban sebelumnya akan melaporkannya pada polisi, namun entah dia sungguh membawanya atau tidak. Untuk itu pelaku mengancam korban dan melakukan penganiayaan. Setelah itu dia pergi dari lokasi. Dilanjutkan kejadian kebakaran itu."

Reny kembali duduk di tempatnya. Sebelum itu ia membuat kopi instan terlebih dahulu.

Ia jadi terngiang ucapan adiknya. Saat itu ia berbohong.

Lagi-lagi ia melarikan diri. Apapun itu yang menyangkut tentang kasus kebakaran sekolah. Terutama SMA Alphard O'Hanan.

-oo0oo-

-oo0oo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOS(V)ER: You Live SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang