_-_-_-_-_-_
"Pak Dartok kalau jadi Pembina upacara rasanya ngajak ngado. Pada hal kata-kata buat upacara biasa berasa buat kata-kata sambutan untuk presiden, panjang kali njirr." Ujar Bram dengan nada sleyyy.
Saat ini kami sedang jalan menuju kelas masing-masing, seperti biasanya pasti selalu berhempit-hempitan untuk masuk kelas karna sudah tidak tahan lagi dengan panas matahari yang sudah mulai menyengat.
"Emang gila Pak Dartok njir, liat noh UKS udah penuh orang. Kayak lagi latihan tentara banyak yang tumbang karna gak tahan berdiri" ujar Aletta sambil menunjuk UKS yang terlihat penuh.
"Udahlah kalian gak usah banyak bicara ini panas banget," ujarku mulai emosi karna panas ditambah bayak orang yang menggerutu tentang Pak Darto.
"Ini kenapa lagi kok gak maju-maju" ujarku yang kesalnya udah sampai ubun-ubun.
"Di depan kayaknya ada yang pingsan" ujar laki-laki yang ada di sampingku. Dia bisa lihat apa yang terjadi di depan karena memang tingginya yang gak wajar sekitar 20 cm lebih tinggi dariku.
Kami semua yang mendengarkan penuturan laki-laki tadi pun langsung berdecak secara bersamaan.
_-_-_-_-_-_
Saat ini kami berada di kantin pada jam istirahat pertama. Dimana saat ini kantin belum terlalu ramai tapi dapat di lihat dari pintu masuk kantin mulai berdatangan beberapa siswa.
"Gila-gila gue laper maksimal mau pingsan rasanya. Ini udah gak kuat lagi ngantri makanan" ujar Aletta sambil membenamkan kepalanya di meja kantin.
"Ya udah kita nunggu Bram dulu, biar dia nanti yang mesen" ujarku sambil membuka ponselku.
"Nya, kalau nunggu Bram dateng keburu antriannya panjang. Lo dulu ngapa yang pesen."
"Enak aja, jadi lo nyuru gue jalan. Males ah, lagi pula ini giliran lo yang ngantri."
"Gue lemes kali Annyaaa, lo mau ngangkat gue kalau pingsan " ujar Aletta dengan nada yang di buat sok lemas-lemas.
"Idihhh," ujarku dengan nada menjulid.
Mau seberapa lama kita temenan kalau masalah ngantri di kantin kami berdua memang susah untuk saling mengalah. Selain harus berdesak-desakan, belum lagi kalau pesanan udah keburu habis itu rasanya pengen marah tapi gak tau marah sama siapa.
"Haiiii Eperiiii badiiii, para lonte-lonte kesayaan Mami" Ujar Bram menyapa kami berdua.
"Nah itu Bram udah datang. Bram pergi sana pesen makanan. Gue pesen bakso sama minumnya es teh manis satu" ujar Aletta.
"Ehhhh nenek lampir punya pangkat apa lo nyuru-nyuru gue. Owner Oyo lo ya, punya pangkat nyuru gue." Bram sambil mengibaskan rambutnya dan duduk di kursi kosong sampingku.
"Ya Allah Bram. Timbang beli gitu aja, nunggu ngue jadi Owner Oyo. Entaran gue daftar dah, tapi sekarang belikan dulu gue bakso. Lo gak liat gue bentar lagi mau mati ke laparan"
"Gak mau gue berdesak-desakan sama rakyat jelata." Bram sambil membuka kipas kebanggaanya.
"Udah punya apa lo, sampai bilang orang itu rakyat jelata. Udah jadi sutradara film bok....."
"Udah-udah berisik tau" ujarku sambil mengebrak meja.
"Lo mau beli apa Bram biar gue pesen" ujarku mengala untuk dua orang gila ini yang kalau berdebat adu mulut gak bakalan siap-siap sampai buaya buaya beranak.
"Nah gitu dong. Ini baru sayang aku, muachh" ujar Bram sambil memberikanku fly kiss.
Aku yang sudah terbiasa dengan sikap Bram pun hanya memutarkan bola mataku.
"Udah cepat apaan."
"Aku pesen daging ayam yang di giling hingga halus terus di bentuk bulat-bulat dan di rebus bareng kaldu ayam serta di tambah tepung roti yang di tambahi air setelah itu di bentuk panjang-panjang menyerupai tali lalu di letakan bareng bola-bola daging ayam dan di beri toping bawang merah serta sayuran."
"Bakso mi kuning" ujarku sambil menghelah nafas.
"That's right. Minumnya perasan jeruk asli di tambah dengan batu-batu kristral yang memiliki sensasi dingin."
"Jus jeruk dingin" ujarku yang di balas anggukan oleh Bram.
Setelah itu aku langsung gerobak bakso yang sudah mulai ramai. Aku pun berdecak melihat antrian tempat bakso.
"Keburu rame karna denger drama mereka" ujarku pelan namun ternyata masih bisa di dengar orang yang berada di depanku.
"Annya, ternyata lo. Mau duluan?" ujar Ali menawarka diri.
"Eh, eng-enggak papa nih" ujarku dengan gugup.
Bagaimana tidak bisa bicara langsung sama crus incaran sejak jaman ospek, akhirnya bisa ngobrol bareng lagi. Yang paling senang di tau nama gue.
Arghhhhhhhhhh.
"Santai aja kali."
.
.
Tinggalkan jejak dengan vote dan komen.
PUBLISH 27 JANUARI 2024
YOU ARE READING
Our Story
Teen Fiction"Annya...." "Iya kenapa Al?" "Ehmmm, lo ada biodata pengurus osis angkatan tahun lalukan?" "Iya ada, kenapa?" "Gue boleh minta biodata Olivia wakil sekertaris angkatan tahun lalu." "Buat apa?" "Gue suka dia." . . . . . "Lo tau gak Al, ada yang confe...
#TF 1~~~
Start from the beginning
