Acara pun terus berlangsung hingga serah terima mulai dari bendera osis sampai dengan rompi yang hanya di punya pengurus Osis pun di serahkan satu persatu.

Huuuuuu. Rasanya baru sekarang pundakku terasa berat, waktu mengajukan diri sebagai sekertaris malah tidak terbayang kalau aku bakalan menang dan mendapatkan jabatan ini. Tapi sudahlah, semua sudah terlanjur juga.
Sekarang sesi foto bersama dimulai dari para pengurus yang sudah purna dengan pengurus yang baru dilanjutkan dengan sesi bersama-sama.

"Itu sekertarisnya dekat lagi sama wakil Osisnya." Ujar sang fotografer. Aku yang saat itu merasa gugup pun hanya bisa dengan kikuk berdiri sangat dekat dengan Ali.

Kalau di tanya mengapa aku sangat gugup jawabanya karna aku berdiri samping lelaki yang sudah sejak 1,5 tahun ini ku kagumi. Yap, benar. Dia adalah Aligga Tira Mahardika lelaki yang sudah mencuri perhatianku sejak pertama kali masuk di bangku kelas 1 SMA.

Ali juga yang menjadi alasanku mau bersusah payah mencalonkan diri jadi sekertaris Osis. Padahal, aslinya mah aku lebih minat jadi anggota biasa saja. Ide menjadi sekertaris tercetus saat aku tau Ali mencalonkan diri menjadi ketua Osis beberapa bulan yang lalu, dan dengan ke pd 'an tingkat dewa aku ikutt-ikutan mencalonkan diri sebagai sekertaris.

Tapi sayang seribu sayang. Ali kalah dalam pemilihan tadi. Namun syukurnya Ali berada di posisi kedua dalam pemilihan ketua Osis tadi, yang membuat Ali di nobatkan sebagai wakil ketua Osis.

Peraturan itu yang di terapkan di sekolahku dengan mengambil 3 calon ketua Osis dimana orang dengan suara terbanyak pertama anak menjadi ketua osis dan orang dengan suara terbanyak kedua akan menjadi wakil ketua Osis.

"Oke, senyum semuanya. 1, 2, 3" ujar sang fotografer.

Ckrek.

_-_-_-_-_-_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_-_-_-_-_-_

"Gimana Kak tadi pemilihannya, menang gak?" Ujar Papa yang terlihat sedang duduk di ruang keluarga.

"Lho Papa udah pulang, tumben?"

"Kamu ini di tanya malah tanya balik. Di kantor sebelah gedung Papa lagi ada demo, jadi Bos Papa suruh libur aja karna jalanan macet parah."

"Ohhh pantes aja tadi jalanan pada di alihkan ke jalan Cendrawasi. Kirain tadi ada kecelakaan" ujarku sambil berjalan menuju ke kamar.

"Ehhh Kak-kak. Kok main nyelonong aja, tadi pertanyaan Papa belum kamu jawab."

"Pertanyaan yang mana?" tanyaku ingin membuat Papa kesal.

"Kamu ini, kalau memang gak menang ya gak Papa. Kakak 'kan tetap anggota Osis masih tetap bisa berpartisipasi gak usah terlalu di pikiri," ujar Papa sok tau.

Our StoryWhere stories live. Discover now