16. Hingga berakhir bait ini

10.6K 2.1K 296
                                    

16. Hingga berakhir bait ini











Remi tidak suka perempuan berbaju terbuka. Jadi, dengan amat sangat bangga, Genawa telah memilih gaun pengantin dengan potongan paling rendah yang ada di butik mewah langganannya. Gaun warna putih tulang dengan model slim fit yang akan memamerkan lekuk pinggulnya secara sempurna, bertali tipis di kedua pundak dan membuat semua tamu bisa melihat kedua bahunya yang cantik jelita. Ia langsung mantap memilih gaun satu itu karena muka Remi kelihatan paling masam ketika ia keluar kamar fitting memakainya.

Tahap satu membuat Remi tidak bahagia, centang!

Kedua, Remi benci sekali dengan warna biru muda. Jadi, dengan amat sangat gembira Nawa meminta semua venue dihiasi menggunakan tetek bengek berwarna biru muda. Dari mulai mawar, pita, balon dan segala macamnya. Nawa harap di hari pemberkatannya langit akan cerah sekali. Biar mata Remi buta sekalian menatap segala sesuatu serba biru sepanjang acara.

Tahap dua membuat Remi tak bahagia, centang lagi!

Tiga, Remi juga tak menyukai segala hal yang mewah. Maka lagi-lagi, kali ini betulan dengan hati berbunga-bunga bahagia, Genawa memilih barang-barang branded menyertai acara pernikahan mereka yang akan segera terlaksana minggu depan nanti.

Tahap tiga membuat Remi menderita, centang kembali!

Secara garis besar, ia sudah menyiksa Remi dengan segala pilihannya. Jadi ia harap, lelaki itu sama sekali tak berbahagia di hari pernikahan mereka. Remi harus kesal, kalau Remi tidak kesal, maka ia yang akan badmood sepanjang acara.

Remi G  : Hapus.
Remi G : Sekarang juga.
Remi G : Genawa!

Ia tergelak membaca pesan Remi usai ia mengunggah foto masa kecil lelaki itu di instastory. Membalas dengan singkat.

Genawa : Ndamaoo🤪

Remi G : Gue bayar.
Remi G : Hapus sekarang!

Genawa : Katakan tidak
untuk korupsi! 🙅😠
Genawa : Tindakan kriminal!  
Genawa : Tidak terpuji!! 

Remi G : GENAWA!!!

Genawa :  🙀🙀 


Ia sedang sibuk-sibuknya cekikikan di atas sofa. Gembira sekali membayangkan ekspresi Remi saat ini.

Keluar dari aplikasi WhatsApp, Genawa kembali menscroll tik-tik, menonton video-video kingkong lucu yang sebagian ia kirim lagi ke nomor Remi dengan sigap ketika pintu ruang make up-nya terbuka. Ada Teresa yang masuk dengan langkah menghentak-hentak, tampak emosi dan misuh-misuh sendiri.

"Emang dasar sinting!" umpat Tere, melempar ponselnya di sofa yang Nawa duduki hingga ia berjengit kaget, menyingkirkan tubuhnya perlahan sambil mengerjap keheranan. "Nggak ada otak mereka semua! Anjing!"

Nawa mendongak, berkedip-kedip menatap Tere yang kembang kempis dadanya, mengikuti gerak-gerik sang sahabat yang kini menjatuhkan pantat, duduk di sebelahnya sambil mengipasi wajah yang memerah pertanda marah.

Seingatnya ia tak baru melakukan kesalahan apa-apa deh, batinnya. Atau tidak, ya?
Nawa mengerjap, garuk-garuk kening. Sibuk mengingat-ingat kelakuannnya dua puluh empat jam terakhir secepat yang ia bisa.

Di ujung nanti, mari jatuh hatiWhere stories live. Discover now