❐⛓17. Kebenaran

229 34 2
                                    

"Mikey! Nathan! Darurat! Darurat!" teriak Tariel.

Di tengah-tengah, usaha petugas TK untuk memadamkan api, ada Tariel yang berlari ke arah Mikey dan Nathan. Bocah itu tak mempedulikan orang-orang yang sibuk memadamkan api, kemudian berlari dengan tangan yang memegang plastik makanan.

"Bocah satu ini baru dateng juga, padahal kita baru aja nangkep arwah---" Belum sempat Mikey menggerutu, Tariel sudah lebih dulu melepaskan plastik makanan miliknya. Setelah itu, dia memegangi kedua bahu kanan dan kiri Mikey, dan berkata, "Ini bukan saatnya ngomel-ngomel."

"Kalian tahu? Sebenernya arwah-arwah yang ada di TK ini hanya arwah kecil. Sementara arwah yang paling gede ada di rumah sakit, belakang kantin!" jelas Tariel.

"Hah? Belakang kantin? Emang di sana ada rumah sakit?" tanya Mikey heran.

Tariel langsung menganggukkan kepala, "Ya! Dan selain ada arwah hitam, di sana juga banyak set*nnya! Lalu... lalu... lalu...."

"Lalu apa?" tanya Nathan heran.

Tariel meneguk ludahnya sendiri, dia kemudian berkata, "Kak Kantin itu... dia... beneran Kak Set*n! Dia sebenernya tahu, kalo kita nyamar jadi bocah TK buat nangkep arwah! Jadi, dia sengaja bikin kekacauan di sini, supaya kita gak ganggu rumah sakit."

"Saat ini arwah-arwah bersekutu sama set*n, mereka menyerap aura pasien rumah sakit, buat memperkuat dirinya sendiri! Kita harus segera pergi ke rumah sakit itu!" kata Tariel.

Nathan mengernyitkan kening. Dia kemudian bertanya, "Lo tau dari mana?"

Tariel merotasikan mata. Dia kemudian menjawab, "Ya, dari Kak Kantinnya sendiri lah! Dia bilang kayak gitu, ketika kalian sibuk nyelamatin TK ini! Padahal, arwah gedenya ada di rumah sakit!"

Tak butuh lama, bagi Mikey langsung berlari bersama Tariel. Sementara Nathan sendiri, akhirnya ikut berlari bersama keduanya. Mereka berjalan ke arah kantin yang sudah kosong. Setelah itu, Mikey melihat ke kiri dan ke kanan, lalu bertanya, "Sekarang, di mana Kak Kantin itu? Lalu ke mana seluruh petugas kantin ini?"

"Mereka pasti sibuk buat matiin api, bantuin pemadam kebakaran," lanjut Nathan.

"Tariel, lo yakin Kak Kantin itu gak nipu kita? Emangnya di sini ada jala---" Belum sempat Mikey mengakhiri pertanyaannya, Tariel berjalan ke arah pintu belakang kantin. Dia mengetuk-ngetuk pintu itu, dan mengajak Mikey bersama Nathan untuk masuk ke pintu.

"Coba buka pintunya," pinta Mikey.

Tariel mengangguk, tapi tak berani untuk membuka pintunya karena berat. Hal itu membuat Nathan berdecak, kemudian membuka pintu itu sedikit demi sedikit. Lalu, setelah pintunya terbuka lebar, muncul sebuah kabut hitam dengan pemandangan rumah sakit tua.

Nathan berkata, "Rumah sakit tua? Dilihat dari pemandangan di sini, rumah sakit ini emang serem dan cocok jadi sarang arwah sama set*n. Tapi, rumah sakit ini kayaknya gak cocok buat jadi tempat nangkep aura manusia yang masih hidup. Toh, siapa juga orang yang mau berobat di si---"

Suara Nathan terputus, ketika kabut hitam bergerombol kemudian terbang ke arah pintu keluar dan masuk ke area kantin. Setelah itu, mereka bertiga melihat beberapa pasien dengan tatapan kosong. Mata mereka tak berkedip, kulit mereka memutih, dan bibir mereka berkerut. Penampilan mereka membuat Mikey menebak, "Sepertinya aura positif di tubuh mereka udah diambil, buat nambahin kekuatan arwah atau setan! Berarti di sini memang tempat pusatnya."

Ketiga malaikat itu langsung mengubah wujud mereka menjadi malaikat kembali, ketika merasakan aura besar dari seorang golongan setan yang bersekutu dengan para arwah. Hanya dalam hitungan detik saja, ketiga malaikat itu memelototkan mata. Karena Setan yang ada di depannya ini, adalah Key si petugas Kantin.

"Kak Key," gumam Mikey.

••• 

MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora