❐⛓11. Tumbal (1)

283 49 0
                                    

Pagi hari keributan sudah terjadi di panti asuhan. Semua ini disebabkan, oleh Tariel, Nathan dan Mikey yang telat bangun tidur. Alhasil mereka bertiga terburu-buru pergi mempersiapkan diri, untuk masuk sekolah.

Tingkah ketiganya membuat para pekerja panti asuhan keheranan. Karena di balik tubuh kecilnya, ketiga anak itu bersikap selayaknya orang dewasa yang tahu jam. "Dari mana mereka tahu?"

Tariel tak peduli dengan pertanyaan para pekerja. Dia lebih mengutamakan pakaian dan alat-alat untuk sekolahnya. "Gawat! Darurat! Kita telat! Kita telat!

Nathan mendengkus, sembari membawa sepatu kecilnya dari lemari. Dia berkata, "Ini semua karena lo!"

"Loh?? Kok karena Tariel?!" kata Tariel.

"Karena lo telat bangun!" kata Nathan.

"Nathan juga telat bangun! Jadi jangan nyalahin Tariel aja!" jelas Tariel dengan mata menyipit.

Mikey mendengkus, lalu mengajak Tariel dan Nathan untuk sarapan bersama. Setelahnya, ketiga anak itu terburu-buru berlari menuju lantai luar. "Jangan berantem lagi, cepet pake sepatunya!" perintah Mikey.

Tariel terdiam memperhatikan sepatunya. Dia lalu berkata, "Ini gimana cara pake talinya, ya?"

"Iya juga. Gue gak bisa naliinnya. Nathan! Lo bisa pake sepatu kayak gini?" tanya Mikey.

Nathan tersenyum lebar, lalu berkata, "Gampang, tinggal sat set sat set beres!"

Tariel menatap tajam ke arah Nathan. Dia lalu berkata, "Beres apanya? Tali sepatu Nathan aja, gak bener ditaliinnya."

Tariel menyentuh tali sepatu Nathan, lalu menariknya. Dalam hitungan detik, tali sepatu itu kembali lepas. "Tuh, kan! Ditarik dikit aja langsung lepas."

Nathan langsung menepuk punggung tangan Tariel. Dia berkata, "S*alan lo! Gue udah susah payah nali, malah lo tarik! Jelas lepas lah, Beg*!"

Tariel menjawab, "Ya maaf! Tariel kan cuman meringatin doang! Kalo talinya lepas terus keinjek kan bahaya!"

Ketika Nathan ingin memukul Tariel, Zea sudah lebih dulu muncul di belakang Tariel. Zea berjongkok, lalu membenarkan tali pada sepatu Nathan. "Lihat caranya baik-baik."

Mikey mengangguk-angguk, ketika Zea sedang menalikan sepatu Nathan. "Oh, ternyata gitu caranya biar simpulnya kuat."

Zea tersenyum kecil, setelah menalikan sepatu Nathan, dia juga ikut menalikan sepatu milik Mikey dan juga Tariel. Tariel tersenyum dan berkata, "Makasih, Kak Zea."

Zea mengangguk, kemudian Mikey bertanya, "Kak Zea hari ini gak kuliah?"

"Iya, hari ini gak ada matkul jadi Kakak libur," kata Zea.

Mikey bertanya lagi, "Kalo gitu, rencana Kak Zea hari ini apa?"

Zea berpikir beberapa saat, setelah itu dia menjawab, "Mungkin nanti Kakak bakalan nyari dana buat panti asuhan ini."

Setelah mengatakan hal itu, Zea merogoh sakunya. Dia kemudian memberikan uang saku kepada Tariel, Mikey dan juga Nathan. "Buat hari ini, kakak cuman bisa ngasih ini aja."

Mikey tersenyum lalu berkata, "Makasih, Kak."

Tariel bersorak, "Asyik! Bisa beli eskrim lagi. Ya kan Nathan? Nathan juga suka eskrim mint choco, ya?"

Nathan menjawab, "Biasa aja."

"Biasa aja, tapi corong-corongnya dimakan sampe habis," sindir Tariel.

"Corongnya emang bisa dimakan, Beg*!" Nathan dan Tariel kembali ribut. Sementara Mikey akhirnya mendorong keduanya untuk segera pergi dari panti. Dia berpamitan pada Zea, "Kak Zea busnya udah dateng, kami bertiga pamit dulu, ya!"

MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now