❐⛓15. Malaikat Maut

275 45 2
                                    

"Iya! Siapa yang bakal gak ada selain Kak Zea?!" tanya Tariel heran.

Lagi-lagi pertanyaan Tariel dan Mikey menyerang Nathan secara bersamaan. Namun, Nathan sendiri malah membungkam mulutnya rapat-rapat. Malaikat maut itu tak berani berkata sepatah kata pun, setelah salah tebak.

Mikey akhirnya menarik dan mengeluarkan napas panjang. "Udahlah. Kalo Nathan gak mau ngasih tahu, ngapain juga kita maksa-maksa dia. Itu berarti, Kak Zea aman kan? Dan itu juga berarti panti asuhan ini aman! Jadi, gak perlu ada yang kita khawatirkan lagi. Cukup jalani hari-hari sebagai penangkap arwah."

"Iya. Jadi, Nathan gak perlu galau kayak gitu. Sebagai manusia, wajar kok kalau ngelakuin kesalahan," ucap Tariel sembari menepuk-nepuk bahu Nathan.

Nathan memasang wajah kesal, sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia mengepalkan tangannya, dan berkata, "Tapi gue malaikat, bukan manusia."

"Ya, Nathan emang malaikat. Sayangnya sekarang Nathan udah jadi manusia, jadi wajar aja kalo bersikap kayak manusia yang gak luput dari kesalahan," jelas Tariel.

Ucapan Tariel membuat Mikey teringat saat menjadi malaikat pemula dulu. Dia berkata, "Dulu, gue selalu seneng jadiin kesalahan manusia sebagai bahan ghibah, tapi sekarang? Apa... kesalahan gue pas jadi manusia, juga dijadiin bahan ghibah juga, ya?"

Tariel tertawa kecil, dan berucap, "Ternyata hukum karma itu berlaku buat kita juga."

Mikey dan Tariel bisa saja menjadikan kesalahan mereka sebagai bahan candaan. Namun, bagi Nathan yang kurang suka bercanda, candaan mereka melukai harga diri Nathan sebagai malaikat maut.

•••

Detik pada jam terus berdetak, bersamaan dengan Nathan yang mulai bosan hidup sebagai manusia biasa. Nathan kesulitan untuk menangkap arwah. Sekarang, arwah-arwah itu jarang muncul. Seolah-olah mereka tahu, jika ada pemburu arwah yang sedang mengintai mereka semua.

"Kapan misi ini bakalan berakhir?" tanya Nathan.

Hari baru untuk menjadi murid TK yang membosankan. Nathan duduk di kursinya seorang diri. Tak ada yang mau menjadi teman sebangkunya, karena asal Nathan yang dari panti asuhan. Sementara Tariel dan Mikey sendiri memutuskan untuk duduk berdampingan.

Tariel menawarkan, "Kalo Nathan kesepian, bilang aja, ya. Nanti kita gantian aja duduknya."

Tawaran Tariel dibalas dengan senyuman ketus Nathan. "Gak perlu. Gue mau sendiri."

Awalnya memang Nathan memutuskan untuk duduk sendiri di mejanya. Akan tetapi tak lama kemudian, muncul guru TK bersama dengan seorang wanita berbibir merah. Wanita itu datang membawa seorang anak perempuan, yang baru masuk TK.

Semua mata tertuju pada anak baru. Mereka tak berkedip, karena anak itu duduk di kursi roda. Bola matanya berkaca-kaca, tangan kecilnya mengepal gugup. Namun, anehnya sudut bibir anak itu melengkung ke atas. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya tak takut masuk TK, dengan senyuman ramahnya.

Bisikan-bisikan anak-anak keluar masuk telinga. Setelah itu, Bu Guru datang dan menyapa semua anak TK. Dia tak lupa memperkenalkan, anak perempuan yang duduk di kursi roda. "Namanya Kalea Adira Helena. Lea baru masuk TK sekarang, karena dia baru pindah rumah ke kota ini. Jadi, Ibu harap kalian mau temenan sama Lea, ya?"

Semua anak tampak ragu untuk menjawab pertanyaan sang guru. Apalagi melihat anak itu tak bisa berdiri dari kursi rodanya untuk menyapa mereka semua. Hal itu membuat beberapa anak TK berkata, "Temenan? Terus main bareng? Tapi gimana caranya main bareng kita, kalo dia aja gak bisa berdiri, apalagi jalan."

"Eh! Gak boleh gitu. Kata Mama Tia, kita semua gak boleh bilang gitu! Cukup, jauhin aja!" ucap Celestia.

Hanya dengan mendengar beberapa bisikan anak-anak membuat Kalea menurunkan sudut bibirnya. Dia hampir menangis, berbanding terbalik dengan ibunya yang mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya, wanita itu berteriak dan membentak anak TK yang berani menghina anaknya. Namun, pada akhirnya Guru TK sudah lebih menenangkan, "Tenang Bu, namanya juga anak-anak. Nanti, saya usahakan, untuk mendidik mereka, supaya lebih baik dalam berucap."

MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now