❐⛓03. Kutukan Manusia (2)

465 63 0
                                    

Tariel mengernyitkan kening. Dia berkacak pinggang, dan berkata, "Kenapa Nathan selalu aja nyari-nyari perdebatan sama Tariel?"

"Tariel salah apa coba? Mentang-mentang Tariel malaikat pembawa rezeki yang banyak disukai manusia, lalu Nathan sendiri malaikat maut yang dihindarin, Nathan terus ngerendahin Tariel!" jelas Tariel heran.

Nathan memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia kemudian berkata, "Jangan geer lo! Siapa juga yang iri karena status lo lebih bagus dari gue! Lagian, gue bersyukur jadi malaikat maut."

Mikey langsung menyelusup di antara Nathan dan Tariel. Dia mendorong tubuh kedua anak itu agar berjauhan, kemudian menaruh jari telunjuknya di depan bibir. "Diem! Udah tahu di sini susah nangkep arwah, tanpa kekuatan malaikat. Tapi kalian malah ribut! Gimana caranya kita mau dapetin arwa---"

Belum sempat Mikey mengakhiri ucapannya, tiba-tiba muncul kabut hitam dari balik semak-semak. Mikey langsung memelototkan mata, dia terkejut karena sekarang dia bisa merasakan bulu kuduknya merinding layaknya manusia. "Oh astaga, jadi ini yang dinamakan takut?"

"Gimana kita mau nangkep arwah, tanpa kekuatan malaikat kita?" tanya Tariel.

Nathan mengepalkan kedua tangannya. Dia melihat sebuah botol, botol bekas susu di taman. Kemudian berkata, "Kita kepung dia, sambil bacain mantra yang udah dikasih sama senior. Kalian gak lupa, kan?"

Tariel tiba-tiba tertawa kecil, dan membalas, "Anu... itu... Tariel gak ngedengerin, karena Tariel pikir kita dikasih kekuatan gitu."

Nathan menepuk jidat, dia kemudian melirik ke arah Mikey. "Jangan bilang kalo lo juga lupa?"

Mikey tersenyum, dan menjawab, "Dikit, kok."

Nathan berdecak, dan kabut hitam itu semakin membesar. Beserta dengan suara aneh yang semakin meninggi. Nathan akhirnya maju selangkah demi langkah. Dia sudah berniat untuk menangkap arwah. Meskipun Tariel dan Mikey sudah lebih dulu memundurkan langkahnya.

"Dasar sok berani. Giliran tadi ngajakin nangkep pada semangat. Sekarang, setelah arwah udah di depan mata. Malah pada mundur---"

Belum sempat Nathan mengakhiri ucapannya, Nathan sudah lebih dulu memelototkan mata. Anak itu melihat sebuah bayangan hitam meloncat ke arahnya. Sontak Nathan berteriak terkejut, sementara Tariel sendiri menarik Nathan untuk tidak menjadi sasaran pendaratan kabut hitam itu.

Dengan napas terengah-engah, Nathan menyentuh dadanya. Dia meneguk ludahnya sendiri. "Si*lan, gara-gara jadi manusia, tingkat kewaspadaan gue berkurang. Bisa-bisanya malaikat maut teriak karena kaget."

"Biasanya juga gue yang suka ngagetin. Sampe manusia pindah alam, " ungkap Nathan.

Tariel menepuk-nepuk bahu Nathan. Dia berkata, "Yang sabar Nathan. Semuanya emang gak bisa semulus apa yang kita rencanain."

"Tariel juga sebagai malaikat pembawa rezeki, jadi rindu masa-masa bertugas dulu. Tariel pernah ngangetin orang, karena uang kaget," ucap Tariel.

Ucapan Tariel, terdengar sebagai kesombongan di telinga Nathan. Nathan berdecak mencoba untuk tidak peduli. Dia ingin melanjutkan menangkap arwah lagi. Namun, pada akhirnya Nathan dan Tariel terdiam dengan mata menyipit.

Tariel berkata, "Itu... bukan arwah hitam. Dia ini, kucing yang tadi rebutan ayam sama Tariel, tapi gak bisa Tariel dapetin lagi. Karena dia udah ngegigit abis ayamnya."

Pengaduan yang dibuat Tariel, membuat Nathan bergerak untuk menangkap si kucing. Sayangnya, sebelum itu, Mikey sudah lebih dulu berkata, "Jangan sembarangan. Setelah gue selidiki lebih jauh, ternyata ada arwah yang merasuki kucing ini. Lo liat? Matanya merah, dari gerak-geriknya, dia bilang kalo dia mau balas dendam sama manusia."

Tariel menggelengkan kepala. Dia berkata, "Balas dendam? Balas dendam apa, sampe nyembunyiin temennya anak tadi? Kita harus cepet, nyari di mana temennya anak tadi."

Nathan merotasikan matanya. Dia kemudian berkata, "Gak usah sok baik. Kita gak ditugasin buat nolong manusia, tapi kita ditugasin buat nangkep arwah!"

"Jadi cepet kepung kucing itu!" perintah Nathan.

Nathan dan Mikey langsung bergerak untuk mengejar kucing. Mereka mengelilingi taman hanya untuk menangkap kembali kucing itu. Sementara Tariel sendiri mulai memasuki kabut hitam. Dia tak peduli pada arwah yang sedang dikejar oleh Nathan dan Mikey, lalu memelototkan mata, saat melihat sesuatu yang lain.

"Astaga."

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now