❐⛓13. Pesan Rahasia (2)

236 39 0
                                    

Tariel sibuk memainkan mainan barunya. Sementara Mikey mengernyitkan kening, bibirnya tanpa sadar berkata, "Kak Zea dari mana, bisa dapetin mainan sebanyak ini?"

Zea tersenyum, lalu berkata, "Kakak dapat semua ini dari para pengusaha besar yang mau nyumbang ke panti ini. Entah dari mana mereka tahu panti ini, tapi Kakak bersyukur."

Nathan mergernyitkan kening. Dia melirik ke arah Tariel, mencurigai Tariel sebagai orang yang meminta bantuan rekan malaikatnya. Namun, Tariel langsung menggelengkan kepala, sembari berkata, "Enggak, Nathan. Tariel enggak ngapa-ngapain! Tariel cuman liat rekan malaikat Tariel nempelin Kak Zea, cuman gitu doang."

"Sama sekalian duduk di lampu merah dan ketemu orang kaya gabut, lalu sebut panti mana Tariel berasal," lanjut Tariel.

Nathan menepuk jidat. "Masih tetep suka diem di lampu merah ternyata."

Mikey menenangkan Nathan. "Udah Nathan, gak papa. Sekarang waktunya buka hadiah aja!"

Zea yang berdiri membagikan hadiah, tak mengerti dengan ucapan tiga anak di depannya. Namun, dia masih tetap tersenyum kemudian mengambil sebuah buku dan kotak pensil warna. Zea menyerahkannya pada Mikey, lalu berkata, "Mikey suka coret-coret di buku kan? Sekarang, buku ini khusus buat Mikey. Jadi, Mikey gak perlu gunain buku bekas lagi, ya?"

Mikey tersenyum, dengan mata berbinar. Baginya, buku dan pensil warna lebih berharga dari pada mainan lain. Oleh karena itu, Mikey memeluk erat bukunya dan berkata, "Makasih Kak Zea! Amal Kak Zea pasti makin banyak, setelah bagi-bagi kebahagian sama anak TK sini."

Zea mengernyitkan kening, kemudian bertanya, "Amal? Dari mana Mikey tahu, kata amal?"

Mikey gelagapan sendiri. Dia tersenyum kikuk, lalu memberitahu, "Itu... anu... anu... Mikey... Mikey... dengerin penjelasan Bu guru! Bu guru bilang, kalo orang yang sering berbagi bakalan punya banyak amal! Kalo amalnya udah banyak, segede gunung... nanti bisa masuk surga!"

Zea akhirnya menganggukkan kepala, mengerti dengan apa yang Mikey coba katakan. Gadis itu kemudian pergi mengambil amplop untuk dibagikan kepada anak-anak lainnya. Sementara Mikey sendiri, menarik dan mengeluarkan napas panjang. "Hampir aja."

Ketika Mikey mengusap-usap dadanya sendiri, Tariel terdiam sembari melihat punggung Zea yang mulai menjauh. Setelah itu, dia baru membuka suara, "Kasihan juga Kak Zea. Dia baru sembuh, tapi harus ngurus semua hal-hal kayak gini."

"Harusnya, sih. Malaikat pembawa rezeki, deketin Kak Zea terus," lanjut Tariel.

Mikey menambahkan, "Sebaiknya kita bantuin Kak Zea juga."

Tariel mengangguk, menyetujui apa yang Mikey katakan. Sementara Nathan sendiri, menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia tiba-tiba membuka suaranya, untuk memanggil Tariel dan Mikey. "Tariel, Mikey...."

"Apa?" tanya Tariel.

"Hm?" sahut Mikey.

Nathan langsung berkata, "Sebenernya malaikat maut yang gue temuin itu... dia ngikutin Kak Zea."

Tariel menganggukkan kepala, dan berkata, "Oh, pantesan aja malaikat pembawa rezeki gak ngikutin Kak Zea lag--- Eh?! Apa?!"

Mikey dan Tariel memelototkan mata mendengar apa yang Nathan ucapkan. Mikey berkata, "Lo bercanda? Kak Zea masih muda loh!"

Nathan berkata, "Lo pikir seorang malaikat maut kayak gue, bisa bercanda soal kem*tian seseorang? Lagian, umur gak ada yang tahu."

Tariel panik sendiri. "Terus kalo Kak Zea gak ada, gimana nasib kita semua Nathan?! Kasian anak-anak panti di sini."

Mikey menebak, "Lo pasti salah liat! Lagian sekarang lo bukan malaikat lagi, tapi bocah tengil yang hobi pipis di celana! Jadi, jangan ngomong yang aneh-aneh!"

"Kalo pun Kak Zea bakal dijemput, apa ada cara supaya Kak Zea selamat?" tanya Tariel.

"Lakuin sesuatu dong, Nathan!" pinta Mikey.

••• 

••• 

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat