❐⛓ 05. Masuk TK (1)

410 53 0
                                    

"Suasana Panti asuhan ini jadi sepi, sejak kejadian kemarin," ucap Mikey.

Mikey menarik dan mengeluarkan napas panjang. Setelah itu, dia mengungkap, "Banyak orang yang mulai gak percaya sama pengasuhan di panti ini. Beberapa anak-anak juga akhirnya diadopsi ortu baru, dan beberapa lainnya, memilih untuk pindah panti."

Nathan membalas, "Gak masalah. Bagus juga kalo anak di sini makin berkurang. Gue pusing, dengerin bocah nangis atau ketawa-ketawa kayak kesurupan."

"Ya enggak bagus juga!" ucap Mikey.

"Kalo banyak anak panti yang pindah, gimana nasib panti ini? Kalo panti ini dibubarin, kita tinggal di mana coba?!" peringat Mikey.

"Tinggal cari panti lain," ucap Nathan enteng.

"Ngomong emang gampang, tapi dengan tubuh bocah ini kita bisa apa?! Nangkep satu arwah pun susahnya minta ampun!" jelas Mikey.

Nathan menunjuk ke arah Tariel, dia lalu berkata, "Kan ada si Tariel. Kita gunain kekuatannya buat menangin hati manusia kaya. Semoga aja manusia itu mau ngerawat dan ngebesarin kita."

"Gimana kalo kita dapet manusia kurang akhlak?! Mungkin dia ngadopsi kita buat dijadiin anak. Tapi ujung-ujungnya ternyata mereka adalah seorang penjual anak-anak!" tebak Mikey.

Mikey yang sudah terlalu sering berurusan dengan manusia jahat mulai berpikir kritis. Setelah itu, dia mengungkap, "Bisa jadi, kalo kekayaannya itu hasil dari jualan anak! Lo mau dijual dan dimanfaatin!"

"Ya, kita tinggal cari orang baik aja," ucap Nathan.

"Pokoknya Panti ini adalah salah satu panti yang tepat untuk menampung kita," kata Mikey.

"Tepat dari mananya? Tiap hari gue dimarahin pekerja Panti ini!" ucap Nathan.

"Mereka marahin lo, karena lo pipis di kasur mulu!" kata Mikey.

Nathan menjelaskan, "Itu bukan salah gue! Tapi salah tubuh bocah ini!"

"Udah udah udah! Jangan protes cukup jalani aja nanti gue minta Tariel buat manfaatin kenalan malaikat pembawa rezekinya," kata Mikey.

"Terserah lu aja! Tapi di mana sekarang si bocah itu?" tanya Nathan.

"Tadi sih bilangnya mau nyari bantuan biar bisa masuk ke TK elit. Tapi sampai sekarang dia belum pulang, " jawab Mikey.

Nathan mengernyitkan kening, kemudian melihat ke arah jam dinding. Nathan bertanya, "Emangnya dia berangkat jam berapa?"

"Bentar lagi, kita dipanggil supaya makan bersama. Bisa gawat, kalo Tariel belum balik pas waktunya makan," lanjut Nathan.

Pertanyaan Nathan membuat Mikey ikut berpikir. Mikey menjawab, "Gue juga kagak tahu. Apa dia nyasar? Atau... bahkan ngemis lagi di lampu merah?!"

Nathan merotasikan matanya, lalu berkata, "Malu-maluin aja!"

Mikey bertanya, "Apa kita harus nyusul dia, ya? Kita gak bisa duduk diem di sini aja! Kalo sampe kita lengah, dan arwah hitam kembali bergerak... nyawa manusia bisa jadi terancam lagi!"

Nathan ingin membalas ucapan Mikey, tetapi Tariel tiba-tiba datang dari luar panti, lalu mulai menaiki pagar. Tariel berkata, "Ternyata naik ke sini, gampang juga, ya."

"Woylah! Turun lo! Kalo jatuh, terus nangis dan ketahuan, bisa gawat!" peringat Nathan dengan tatapan tak bersahabat.

Tariel menjawab, "Iya deh, iya. Bentar dulu, kaki Tariel kependekan, jadi turunya butuh proses."

Akhirnya Tariel bisa bernapas lega, setelah kaki kecilnya menapak di tanah. Dia mengeluarkan napas panjang, lalu menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya.

Nathan yang melihat Tariel tersenyum, malah menyipitkan mata. Tanpa basa-basi, Nathan langsung membalas, "Lo udah berhasil nemu cara, supaya kita bisa masuk ke TK elit?"

••• 

••• 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now