❐⛓04. Tangisan Bocah (2)

382 59 1
                                    

Tariel dan Mikey baru berhenti menangis, ketika melihat seorang wanita yang baru pulang kuliah. Wanita itu terlihat panik, dengan mata berkaca-kaca. Dia langsung mengurus penyelidikan sekaligus pemakaman, meskipun dia sendiri sedang kesulitan mencari uang.

Tariel mengernyitkan kening. Dia bertanya pada Mikey, "Mikey, Tante itu siapa?"

Mikey melihat ke arah wanita yang sedang sibuk diintrogasi polisi, bersama dengan beberapa petugas panti. Setelah itu dia berkata, "Namanya Zea. Dia anak pemilik panti asuhan, sekaligus penerus yang ditugaskan mengurus panti ini. Pas gue ngegosip sama malaikat pencatat amal buruknya, timbangan amalnya lebih banyak daripada dosanya."

"Iyakah? Apa dia bener-bener peduli sama panti ini? Tapi kok, pantinya jelek banget, ya? Mana kumuh lagi. Kalo Tariel bisa, Tariel pengen renovasi tempat ini," ungkap Tariel.

Mikey menepuk jidat, setelah itu dia berkata, "Lo pikir nyari duit di bumi ini gampang? Apalagi ngebesarin anak-anak orang, yang terlantar?"

Tariel menjawab, "Gampang lah. Tinggal duduk di bawah lampu merah, terus bisikin rekan malaikat pembawa rezeki. Langsung tuh, uang-uang terbang ke arah Tariel dengan sendirinya."

Mikey lagi-lagi menepuk jidatnya. Dia berkata, "Kalo menurut malaikat emang gampang, tapi buat manusia yatim piatu, yang lagi kuliah sekaligus nyari dana bantuan dari pihak sosial? Itu gak gampang Tariel."

"Terlebih lagi, di dunia ini manusia gak semuanya baik. Banyak manusia tamak, dan egois yang cuman mempedulikan dirinya sendiri. Masa bodo, sama anak-anak terlantar kayak penghuni panti ini," jelas Mikey.

"Ada juga, dinas sosial yang bertugas untuk membantu Masyarakat kurang mampu, tapi malah ngorupsi uang bantuan buat dirinya sendiri."

"Lo harusnya bersyukur, Zea masih peduli sama panti ini, terus berusaha buat dapetin bantuan sosial," lanjut Mikey.

Tariel akhirnya mengangguk mengerti. "Kita ditugasin di sini, berarti kita juga harus beradaptasi dengan kemiskinan ini. Kasihan juga, ya."

Ketika Mikey dan Tariel sedang mengobrol, tiba-tiba Nathan muncul di belakang mereka. Hal itu hampir membuat Tariel berteriak kaget, jika Mikey tak lebih dulu menutup mulutnya dengan tangan. "Loh, Nathan lo udah balik lagi? Gimana kata senior? Berapa banyak lagi arwah yang harus kita dapetin?"

Bukannya menjawab, Nathan malah menurunkan sudut bibirnya. Hal itu membuat Tariel mengernyitkan kening. "Abis ngejalanin misi, bukannya senang kok malah makin murung? Nathan kenapa?"

Nathan langsung menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia berkata, "Arwah yang ada di sekitar sini, cuman satu dan itu pun udah kita tangkep."

Tariel tersenyum, dan menepuk bahu Nathan. "Nah! Bagus dong! Itu berarti arwah yang kita tangkep berkurang!"

Nathan langsung menghempaskan tangan Tariel dari bahunya. Dia berkata, "Dengerin gue ngomong sampe akhir dulu! Baru bisa komen!"

"Ya udah, cepet-cepet cerita," desak Mikey.

"Lalu sisa arwahnya ada di luar tempat ini. Alias tengah kota. Itu pun entah di mana, karena mereka semua berpencar," jawab Nathan.

Tariel tersenyum, kemudian berkata, "Gak papa. Nanti kita tangkep sama-sama, ya."

Mikey langsung menurunkan sudut bibirnya. Dia menarik dan mengeluarkan napas panjang. Setelah itu, Mikey berkata, "Sayangnya, kita gak bisa pergi bebas keluar panti ini lagi."

"Loh? Kenapa?" tanya Tariel.

Mikey langsung menunjuk ke arah polisi, dan beberapa anak yang menangis. "Kita udah dilarang buat main-main di luar, karena petugas panti pasti bakalan ngelarang kita semua."

Tariel mengernyitkan kening. "Terus gimana? Emangnya kita gak bisa pake kekuatan buat ngilang terus muncul gitu?"

"Malaikat senior ngelarang kita buat gunain kekuatan, atau manusia bisa aja kaget dan kita langsung ngilang jadi upil," ucap Mikey.

Tariel langsung menggidikkan bahunya. Berbeda lagi dengan Nathan yang memberitahu, "Malaikat senior nyaranin kita supaya masuk taman kanak-kanak di tengah kota. Dengan begitu, kita punya alesan buat pergi dari panti ini."

"Tapi... kita gak punya biaya. Dan rata-rata anak di sini gak masuk TK, tapi langsung masuk SD. Itu pun SD gratis," lanjut Mikey.

Tariel si malaikat pembawa rezeki, akhirnya mendengkus, kemudian mengepalkan salah satu tangannya. Dia menarik tangan itu ke atas, dan berkata, "Tenang aja! Selama ada orang dalam, Tariel pastiin kita bisa masuk TK mahal!"

•••

•••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora