❐⛓06. Duren atau Duke (1)

360 54 2
                                    

Karakter baru:

Hoshi svt as Sebastian/Malaikat Senior

Hoshi svt as Sebastian/Malaikat Senior

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Zea mengizinkan Tariel, Mikey dan Nathan masuk TK. Namun, saat hendak mendaftar, Zea jatuh sakit. Mau tak mau, Tariel kembali mencari cara supaya dirinya memiliki wali.

"Sekarang kita minta bantuan siapa lagi?" tanya Mikey.

Mikey, Tariel dan Nathan duduk di depan panti asuhan sembari menarik dan mengeluarkan napas panjang. Mereka mencari-cari cara supaya bisa pergi dari panti asuhan. Sampai akhirnya, sesosok pria berjas hitam berdiri dengan senyuman cerah.

"Ayo pergi," ajaknya.

Mata Tariel berbinar, melihat malaikat senior berada di depannya. Dia berkata, "Senior!"

Malaikat yang berstatus sebagai senior itu langsung menaruh jari telunjuknya di depan bibir. Setelah itu, dia memperingati, "Stts, jangan panggil gua senior di sini. Panggil gua Pak Sebastian."

"Siap, Pak Sebastian! Ayo pergi!" ajak Mikey.

•••

Nathan pikir, dia akan diantar melalui teleportasi, atau paling tidak sebuah mobil mewah. Namun, nyatanya? Sebastian, sang malaikat maut senior malah mengantar ketiganya lewat bus umum. Itu pun harus menunggu beberapa menit, karena busnya tak kunjung datang.

"Senior? Apa Senior gak punya cara lain buat nganterin kita bertiga?" tanya Mikey yang tak bisa menahan pertanyaan di otaknya.

Tak butuh waktu lama, bagi Sebastian menjawab, "Kalian bertiga anak panti asuhan, yang mau masuk TK dengan beasiswa 'kan? Kalo gitu kalian harus tampil biasa aja, jangan sok gaya-gayaan segala."

Mikey mengernyitkan kening. Nathan berdecak. Lalu Tariel membinarkan matanya. "Naik bus jelek juga seru, kok! Tariel banyak nemu malaikat-malaikat pembawa rezeki di sini! Kayaknya, mereka seneng ngikutin orang-orang, yang mau berhemat naik kendaraan umum."

Nathan merotasikan matanya, kemudian berkata, "Terserah lo."

Sementara Mikey kembali bertanya, "Apa Senior gak bisa gunain kekuatan teleportasi gitu?"

Sebastian tersenyum kecut, kemudian menjawab, "Kekuatan gua terlalu berharga, buat digunain bocah-bocah pembuat onar. Harusnya kalian bersyukur, gua udah mau bantu kalian semua pergi ke TK! Gua juga mau bantuin kalian daftar, sekaligus nyamar jadi dinas sosial."

Mikey mengangguk-nganggukkan kepala. Dia kemudian berkata, "Pantes aja tampilannya rapi kayak gini. Sedangkan kita? Kita bertiga kucel, eh... tunggu dulu.... kalo Senior dari dinas sosial, kenapa gak bawa kita pake mobil dinas sosial aja! Yang lebih bagus gitu."

Sebastian menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia menunjuk sebuah tulisan di dalam bus, kemudian menerangkan, "Lihat tuh, tulisan yang ada di sana. Walaupun kalian bocah yang belum sekolah, tapi kalian bisa baca kan? Di sana tertulis jelas, kalo bus umum ini juga milik dinas sosial. Jadi gak usah protes!"

Nathan mengeluarkan napas panjang. Dia menyangga wajahnya dengan salah satu tangan kecilnya, kemudian berucap, "Tadi Senior bilang, mau nyamar jadi duda anak tiga."

Sebastian lalu menjawab, "Tadi gua gak tahu, kalo si Tariel udah dapet beasiswa. Dibanding ngebuang-buang rezeki yang dia dapet, kita harus ngegunainnya kan?"

Nathan menarik sebelah sudut bibirnya ke atas, setelah itu dia menjawab, "Rezeki hasil orang dalam juga."

Tariel langsung menatap tajam ke arah Nathan. Dia mencubit lengan Nathan, sampai Nathan berjerit dan menatapnya dengan tatapan tak suka. Tariel memperingati, "Nathan gak boleh bilang gitu, ya! Gini-gini Tariel udah berusaha!"

"Gak cuman pipis di celana sambil nangis, sih," sindir Mikey meneruskan ucapan Tariel.

Nathan berdecak kesal. Kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. "Mereka udah berkomplot rupanya."

Tariel dan Mikey tertawa. Keduanya baru berhenti tertawa saat Sebastian menepuk-nepuk kepala mereka pelan, sembari menaruh jari telunjuknya di depan bibir. Sebastian berkata, "Jangan berisik."

Tariel menganggukkan kepala. Sementara Mikey berkata, "Kalau aja Malaikat Senior mau menjadi duda anak tiga, dan merawat kami dengan sepenuh hati sebagai manusia bumi. Pasti kami gak harus tinggal di panti asuhan jelek itu. Tugas kami juga pasti mudah! Karena malaikat senior sangat gesit bekerja, dan keren!"

Di balik pujian manis Mikey, Sebastian tahu jika malaikat pencatat amal baik itu sedang berusaha untuk membujuknya. Dia lalu membalas, "Gua gak punya waktu ngurusin urusan kalian! Urus aja sendiri!"

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now