❐⛓01. Tugas Malaikat (2)

916 90 7
                                    

"Malaikat B, lo denger apa yang gue denger?" tanya Malaikat C.

"Gak," jawab Malaikat B.

Balasan yang diucapkan Malaikat B membuat mata Malaikat C menyipit. Dia menebak, "Jangan bohong! Gak mungkin gue punya masalah pendengaran, setelah terlalu sering dengerin gibahan para malaikat tentang manusia."

Malaikat B merotasikan mata, lalu berkata, "Lo kayak orang yang gak pernah ke sini aja."

Malaikat C langsung mengangguk. "Ya emang gak pernah. Lo pikir gue malaikat maut kayak lo? Kita beda jurusan, dan gue gak pernah masuk ke tempat penyimpanan arwah ini."

Malaikat B menjawab, "Kalo dateng ke depan perbatasan arwah, buat nyerahin botol arwah kem*tian sih, sering. Tapi kalo naruh botol arwah kehidupan baru, gue... gue juga jarang ke sini."

"Arwah kehidupan? Maksudnya cikal bakal manusia? Sejenis benih arwah bayi?" tanya Malaikat C.

Malaikat B menganggukkan kepala, dan membalas, "Ya. Biasanya malaikat pembawa rezeki yang ditugasin ngambil botol arwah yang udah siap, supaya nyawanya ditiupin ke perut ibu hamil."

"Oh, jadi gitu. Malaikat pemberi rezeki yang udah niupin arwahnya ke perut ibu hamil. Tapi ada aja, orang-orang yang gak bersyukur bisa hamil, terus ngelakuin ab*rsi. Padahal, anak-anak itu ladang rezeki mereka," gumam Malaikat C.

Malaikat B menimpali, "Namanya juga manusia, tempat dosa---" Belum selesai Malaikat B berkata-kata, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di belakang mereka. Mereka mengernyitkan kening, melihat malaikat bersayap putih, baru saja terjatuh. Sementara di tangannya terdapat botol-botol arwah kehidupan baru.

"Malaikat kode A? Malaikat pembawa rezeki? Lagi ngapain lo rebahan di sana?" tanya Malaikat C.

Malaikat A tersenyum, lalu membalas, "Bukan rebahan sih, tapi abis jatoh."

Malaikat B menepuk jidat. Dia berkata, "Baru aja gue bilang, kalo manusia itu tempat salah. Eh, lalu makhluk ini? Makhluk ini bisa salah terbang juga?"

Perkataan Malaikat B membuat Malaikat A mengernyitkan kening. Malaikat A menyipitkan matanya ke arah Malaikat B. Setelah itu, dia tersenyum dan menunjuk ke arah dirinya sendiri. "Makhluk ini? Makhluk ini maksudnya ke saya, ya?" tanya Malaikat A.

"Yaiyalah! Siapa lagi, malaikat yang baru turun dari atas selain lo? Kenapa lo bisa jatoh segala? Apalagi sampai bawa botol-botol arwah juga! Gimana kalo botolnya pecah?" tanya Malaikat B.

Gerutuan Malikat B membuat Malaikat A mengernyitkan kening. Malaikat itu tersenyum, kemudian menebak, "Galak bener, pasti golongan malaikat maut, ya?"

"Kerja yang bener! Jangan malu-maluin!" peringat Malaikat B.

Malaikat C membela Malaikat A, "Udahlah, Malaikat B. Kita masih pemula sebagai malaikat, wajar aja, kalo kita ngelakuin kesalahan, 'kan?"

"Tapi ini bukan kesalahan biasa! Dia jatoh sambil pegang botol arwah loh! Gimana kalo botol arwahnya pecah?" tanya Malaikat B.

Malikat A menunjukkan botol yang sudah dia temukan. Setelah itu, dirinya berkata, "Enggak pecah, kok. Ini masih bagus gini. Gak retak sedikit pun."

Malaikat B merotasikan matanya lalu membalas, "Tetep aja! Lo harus hati-hati!"

Setelah mengomel, Malaikat B dan Malaikat C kembali menjalankan tugas mereka. Begitu juga dengan Malaikat A yang sibuk menjalankan tugasnya untuk mengambil botol arwah yang sudah siap ditiupkan kepada ibu hamil.

Namun, ketika ketiganya sudah mengerjakan tugas, tiba-tiba ada angin kencang, bersamaan dengan lantai yang bergetar hebat. Ketiga malaikat kesulitan untuk bergerak, apalagi terbang. Mereka kehilangan keseimbangannya, sampai akhirnya sayap mereka menabrak rak botol arwah, sekaligus memecahkan beberapa botol arwah hitam.

"Ada apa ini?!"

Malaikat C kebingungan, sementara Malaikat B terkejut melihat botol-botol pecah, kemudian mengeluarkan arwah hitam. "S*alan! Botol arwahnya pecah!"

Malaikat A langsung mengernyitkan kening. Dia menatap tak percaya ke arah Malaikat B, lalu berkata, "Katanya, malaikat harus bersikap seperti malaikat. Tapi, kok dia ngumpat?"

Malaikat C menepuk jidat, setelah itu dia berkata, "Udahlah, sekarang jangan banyak omong, dan tangkap aja arwahnya! Keburu ilang!'

Terlambat.

Karena terlambat beberapa detik saja, para arwah hitam sudah kabur melarikan diri. Ketiga malaikat itu tak bisa berbuat apa-apa. Terlalu banyak arwah hitam yang kabur, hingga akhirnya malaikat senior muncul dan menggerutu, "Bagus! Gue nyuruh kalian kerjain hukuman, supaya bisa kapok dan ngejalanin tugas tanpa banyak omong! Tapi sekarang? Kalian bahkan, mecahin botol arwah hitam?!"

"Nambahin kerjaan aja!"

Malaikat C langsung memberi alasan, "Tap... tapi... tadi... tadi... tanah di sini geter-geter, Senior! Terus ada gempa yang gede banget, sampe akhirnya... akhirnya... akhirnya... sayap kami gak sengaja ngenain botolnya. Kami gak sengaja!"

"Mau gak ngelakuin, atau udah ngelakuin, kalian tetap harus bertanggung jawab sama apa yang udah kalian perbuat!" jelas Malaikat Senior.

"Yaudah, kami tinggal minta bantuan ke Malaikat yang lain kan?" tanya Malaikat B.

"Ngomong emang mudah, tapi ngelakuinnya yang gak mudah," jelas Malaikat Senior.

"Sekarang, malaikat lain udah punya tugas, dan mereka terlalu sibuk buat ngebantuin kalian! Terlebih lagi, para arwah udah sampe di bumi, dan mulai membuat kekacauan!"

"Mereka jadi hantu gentayangan, buat gangguin manusia!"

"Kalian harus cari cara supaya para arwah itu bisa ditangkep!" perintah Malaikat Senior.

Malaikat A menjawab, "Tapi kita gak tahu, caranya gimana, Senior."

"Mikir dong," jelas Malaikat Senior.

"Gak ada cara lain dipikiran Senior gitu?" tanya Malaikat C.

Malaikat Senior berkata, "Ini tugas sulit. Apalagi arwah hitam pasti kabur, kalo ngerasain ada aura malaikat di sekitarnya."

"Itu berarti kalian harus nyamar jadi manusia," jelas Malaikat Senior.

Malaikat C memelototkan mata, lalu berkata, "Nyamar jadi manusia?!"

"Wah, kayaknya seru," balas Malaikat A.

"Gak sudi," jawab Malaikat B.

"Mau sudi atau enggak, tetep harus dikerjakan. Karena ini sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kesalahan kalian!" jelas Malaikat Senior.

Malaikat A bertanya, "Tapi kita masih bisa gunain kekuatan malaikat, kan?"

Malaikat Senior membalas, "Tentu. Kalian bisa gunain kekuatan malaikat kalian, buat nangkep arwah itu. Tapi, kalian gak boleh menunjukkan kekuatan kalian kepada manusia biasa."

"Kalo sampe ada manusia yang tahu, kalian itu malaikat... kalian bakal menghilang jadi upil jalanan. Ngerti?" tanya Senior.

"Upil jalanan? Gak mau!" ungkap Malaikat A.

"Mending nulis perbuatan jelek manusia aja," ucap Malaikat C.

"Gak ada cara lain apa?" tanya Malaikat B.

"Kalo kalian gak mau yaudah, pensiun aja jadi malaikat!" jelas Malaikat Senior.

••• 

••• 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now