BONANZA - Epilogue

38.6K 1.6K 68
                                    

******

Nanza menyusut air mata yang berhasil membasahi pipi laki-laki jangkung di depannya itu, begitupun dengan Kalingga. Laki-laki itu juga mengusap pipi gadisnya yang sudah basah sebelum laki-laki itu kembali mendekap tubuh Nanza, “Kita coba perbaiki semuanya, ya? Gue nggak tau lagi gimana nantinya kalo lo beneran pergi.” ujar Kalingga di sela-sela isakannya.

Mereka berdua benar-benar menangis mengutarakan isi hatinya yang jelas-jelas sudah memiliki perasaan satu sama lain. Kalingga mencintai Nanza, begitupun sebaliknya. Untung saja masih ada jalan untuk bersatu kembali. Kalau tidak begini, mungkin Nanza akan benar-benar kehilangan Kalingga. Laki-laki  pertama yang berhasil mengusik hatinya. Laki-laki yang tidak sengaja di recoki gadis itu sampai mencapai hubungan seperti ini.

Tangan kiri Nanza meremat jaket bagian dada Kalingga, apakah Kalingga bersungguh-sungguh ingin memperjuangkannya kembali? Jelas-jelas gadis itu sudah menyakitinya berkali-kali. Nanza sungguh maruk. Pantaskah gadis itu mendapatkan laki-laki seperti Kalingga?

Nanza melingkarkan tangannya di perut Kalingga saat Laki-laki itu hendak melerai pelukannya. Kalingga yang menyadari  tingkah menggemaskan Nanza ini mengusap-ngusap rambut pendek gadis itu. Laki-laki itu senang Nanza sudah mulai terang-terangan menunjukkan sikap aslinya seperti ini. Peluk, peluk yang erat laki-laki itu, Nanza.

“Ka... Lo beneran udah maafin gue?” tanyanya mendongak menatap Kalingga.

Kedua alis Kalingga terangkat. Sedikit tidak rela melihat mata sembab laki-laki itu, “Emangnya lo ada salah? Za... Gue tau lo nggak mungkin ninggalin gue. Mata lo sendiri yang bilang. Mulut lo boleh kok eror kayak tadi pagi. Tapi percaya, mata lo nggak akan bisa bohong. Gue sendiri saksinya.”

“Seyakin itu lo sama gue?” tanya Nanza lagi seraya melepaskan perut Kalingga.

Kalingga meraup kedua pipi Nanza, “Seragu itu lo sama gue?” ujarnya bertanya balik.

Benar. Nanza terlalu ragu pada Kalingga sampai gadis itu sendiri tidak menyadari isi hatinya. Ayo lihat Kalingga dengan mata yang terbuka lebar. Kalingga itu adalah laki-laki tulus yang menggelap karena kepercayaannya di rusak. Apakah pantas gadis itu akan ikut merusak kembali kepercayaan laki-laki itu yang sebelumnya susah payah gadis itu kembalikan? Bodoh kalau itu terjadi.

“Beneran ragu?”

Nanza menggeleng cepat, gadis itu ikut meraup pipi Kalingga sama hal yang laki-laki itu lakukan padanya. Netra cerah yang sudah memerah itu tersorot dalam menusuk penglihatan Nanza. Keseriusanlah yang gadis itu temukan. Lantas, gadis itu harus masih ragu?

Kedua kaki Nanza berjinjit untuk dapat mengecup singkat mata laki-laki itu, “ILY.”

Kini Kalingga yang membungkuk, Nanza terkejut saat Kalingga ikut mengecup telinganya, “Too” bisiknya lalu kembali menarik Nanza ke dalam pelukkannya.

Kedua mata Nanza memejam merasakan hangatnya cinta yang hampir silam.

Pertemuan bukan lah sembarang pertemuan. Karena setiap pertemuan akan memiliki makna di baliknya. Bukan hanya makna, melainkan takdir yang membawa kaki sendiri untuk menemukannya. -moosque

Seperti Nanza yang menemukan Kalingga, seperti Kalingga yang menemukan Nanza.

Satu setengah bulan lamanya telah terlewati, menemukan cinta pertama untuk Nanza. Menemukan cinta sejati untuk Kalingga. Nanza pikir menjalankan kekonyolannya hanya akan membuang waktunya saja, ternyata gadis itu justru mendapatkan ketulusan. Jika bertemu Rere Nanti, Nanza akan berterimakasih banyak kepada gadis itu. Kalau bukan dia, tidak ada Kalingga.

BONANZA •  [TERBIT]✓Where stories live. Discover now