BONANZA - 030

47.2K 1.9K 4
                                    

030'

******

Melirik jam di dinding menunjukkan pukul delapan malam,  Nanza menghela napasnya. Gadis itu menyimpan wajahnya ke atas lipatan tangannya di atas meja. Mau sampai kapan dirinya ini memandangi Kalingga yang tengah  sibuk dengan pekerjaannya.

Tolong, gadis itu harus pulang, harus membersihkan diri. Tapi bagaimana cara agar gadis itu keluar dari apartemen Kalingga. Kalingga benar-benar sialan.

“Kalo mau mandi, di kamar gue aja. Pake baju gue buat ganti.” ucap Kalingga membuat Nanza meliriknya.

“Nggak, gue mau mandi di rumah aja.” Nanza menegakkan punggunya. Gila aja mandi di tempat laki-laki. Gimana kalo di kamar mandinya terdapat kamera. Mengerikan.

Kalingga menghentikan pekerjaannya lalu memutar kursi yang di dudukinya menghadap Nanza, “Keburu rematik. Jangan harap gue akan buka pintu buat lo. Karena malam ini lo nginep di sini. Jadi, cepet lo mandi.”

Nanza kembali menghela napasnya, “Gak, Kak. Gue curiga kamar mandi lo ada kam—”

“Gue bukan cowok mesum.” sekat Kalingga menatap serius gadis itu. Kalingga mematikan komputernya lalu menarik kursi yang di duduki Nanza agar mendekat.

“Za, mandi.” Kalingga menepuk kedua pipi Nanza yang malah terbengong.

Nanza menggelengkan kepalanya, “Gue mau pulang. Titik.” gadis itu menekankan ucapannya.

Laki-laki di depan Nanza itu membuang kasar napasnya. Mau sampai kapan Nanza bersikap pembangkang seperti ini? Biasanya juga gadis itu selalu antusias. Apalagi mendapat respons darinya. Tetapi kali ini gadis itu memancing emosinya. Sungguh.

Kalingga meminum air di gelasnya lalu bangkit. Laki-laki itu menggendong Nanza seperti mengangkat karung beras kedua kalinya. Kesabaran laki-laki itu akan habis jika hanya ucapan yang di keluarkan untuk Nanza yang kepala batu.

Nanza memukul-mukul punggung Kalingga, “Kak! Turunin gue! Lo nggak berhak ya, paksa-paksa gue gini! Kak, lo—”

“Mandi.” Kalingga menurunkan Nanza di dalam kamar mandi laki-laki itu, lalu berbalik mengambil bajunya di dalam lemari, “Ganti pake ini.” Kalingga menyodorkan bajunya.

Nanza berdecak, gadis itu merebut paksa baju di tangan Kalingga, “Kok lo jadi ngatur-ngatur si, Kak. Pokoknya, abis mandi, gue mau pulang!” gadis itu langsung menutup pintu kamar mandi dengan kasar.

Kalingga menggelengkan kepalanya seraya berdecak, tolong jelaskan apa salah laki-laki itu? Dia hanya ingin Nanza mandi. Itu saja.

“Kak gue minta sampo, lo!” teriak Nanza di dalam sana.

“Pake semua yang lo butuhin!” sahut Kalingga. Laki-laki itu langsung beranjak keluar kamar.

Memerlukan waktu lima belas menit, Nanza sudah selesai membersihkan tubuhnya. Gadis itu langsung keluar kamar mandi dengan handuk yang masih terlilit di rambut basahnya.

Netra Nanza masih menyapu mencari keberadaan Kalingga. Tak kunjung gadis itu temukan padahal sudah kemana-mana gadis itu cari. Sampai akhirnya terdengar suara pintu terbuka. Nanza melihat di sana Kalingga masuk dengan tangan yang menjinjing kantung kresek.

BONANZA •  [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang