BONANZA - 051

31K 1.5K 39
                                    

051'

******

“Za, lo mau langsung ke rumah gue? Kita sekalian ajakin Rere, yuk. Kita sambil ngopi, lah di rumah gue.” ucap Caca seraya memasukkan semua buku di atas meja ke dalam tasnya.

Nanza mengangguk, “Kita langsung ke rumah lo aja. Gue juga males balik bareng Kak Lingga.” ucap gadis itu langsung menggendong tas hitamnya.

“Iya deh yang cemburu....” sindir Caca.

Nanza berdecih, “Anter gue ke parkiran dulu. Helm gue masih di motor Kak Lingga.”

“Oke, Boss!” Caca langsung beranjak di ikuti Nanza.

Saat Nanza dan Caca tiba di parkiran, kedua gadis itu menghentikan langkahnya. Di depan sana, Kalingga sudah duduk di atas motornya.

“Gimana, Za?” tanya Caca, bahu gadis itu menyenggol bahu Nanza.

Nanza menghela napasnya, “Lo tunggu di depan gerbang aja sekalian nunggu jemputan, helm biar gue yang ambil sendiri.” ucap gadis itu mendapat anggukkan dari Caca.

Saat Caca sudah pergi, barulah Nanza melangkah menuju motor Kalingga.

Sesampainya di motor Kalingga, gadis itu langsung  mendapat tatapan intens dari laki-laki itu. Saat Nanza ingin mengambil helmnya, Helm gadis itu di tahan Kalingga.

“Pulang sekarang?” tanya Kalingga membuat Nanza mengalihkan tatapannya dari laki-laki itu.

“Kayaknya nggak usah bareng, deh. Gue mau kerja kelompok.” ucap Nanza tanpa melihat sedikitpun ke arah Kalingga.

“Dimana?” tanya Kalingga lagi.

“Di rumah Caca.” jawab Nanza seraya berusaha menarik helmnya yang malah di peluk Kalingga.

Tangan Kalingga terangkat untuk menarik wajah Nanza agar menatapnya, “Gue anterin.”

“Nggak usah! Gue langsung bareng Caca!” ucap Nanza meninggi.

“Udah sore. Nggak usah banyak tingkah.” tegas Kalingga.

Nanza berdecak, “Lo larang gue buat kerja kelompok?” tanya gadis itu.

“Bukan ngelarang, Za. Gue nggak mau aja lo kemaleman pulangnya. Kecuali gue anter. Itu aja.” Kalingga menahan dagu Nanza.

Nanza menepis tangan Kalingga dari dagunya, “Gue pulang ke rumah Mamah sama Papah. Jadi, nggak usah khawatir!”

“Yaudah, oke,” Kalingga memberikan helm gadis itu, “Tapi, pulangnya gue jemput.” lanjut laki-laki itu langsung memakai helmnya.

“Tapi lo jauh, Kak. Lo kan pulang ke apartemen. Gim—”

“Gue pulang ke rumah bonyok!” sekat Kalingga seraya menghidupkan motornya lalu meninggalkan Nanza.

Nanza menggelengkan kepalanya, “Gila.” rutuk gadis itu langsung berjalan menuju gerbang.

******

Wah, gila si. Kalo aja gue jadi guru suatu saat nanti, gue akan menyayangi siswa siswi gue, gue nggak akan memberikan mereka tugas sesulit, ini! Argh!” Caca mengacak-ngacak rambutnya sendiri.

BONANZA •  [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang