BONANZA - 046

33.2K 1.3K 12
                                    

046'

******

Saat membuka pintu apartemen, Nanza tersenyum menatap laki-laki jangkung di depannya. Begitu sebaliknya, Kalingga' pun tersenyum ke arahnya.

“Pagi,” tegur Nanza seraya menutup pintu apartemen Neneknya. Bukannya menjawab, laki-laki itu malah meraih tangan kanan Nanza lalu menautkan tangan mereka.

“Kak, lo pagi-pagi udah manteng di sini aja. Dari jam berapa siap-siap?” tanya Nanza menatap laki-laki itu.

Kalingga menarik Nanza untuk mulai melangkah menuju lift. Tangan kiri laki-laki itu memainkan kunci motornya yang di tandai gantungan karakter upin yang Nanza berikan waktu laki-laki itu ulang tahun, “Intinya gue nunggu lo di sana dari jam setengah lima.”

Nanza menganga, “Ngapain, Kak? Ya ampun. Lo tidur jam berapa semalem. Pasti begadang, ya?” Nanza menunjuk wajah Kalingga.

Kalingga tersenyum miring, tangan kiri laki-laki itu memencet tombol lift, “Siapasih, yang bisa tidur nyenyak, kalo pacarnya sendiri nggak ngebales chatnya.”

Nanza mengangkat kedua alisnya, “Lho, emangnya ngechat, ya? Sorry deh, gue nggak buka HP semalem. Kalo mau tidur, tidur aja kali, Kak. Ngapain nungguin balesan chat.

“Emangnya elo ya, yang gue chat?” pertanyaan Kalingga membuat Nanza sebal seketika. Siapa lagi kalau bukan dirinya? Dirinya pacarnya.

“Oh, Kak Sonya.” sindir Nanza. Gadis itu lebih dulu masuk ke dalam lift melepaskan tautan tangannya dengan Kallingga.

Kalingga tertawa, “Nggak usah marah dong, sayang....” Kalingga mengurung Nanza dengan tangannya.

Nanza sendiri menepis tangan Kalingga, “Apaan sayang, sayang. Kalo cintanya masih di sana.”

Kalingga kembali tertawa, laki-laki itu menoel pipi kanan Nanza, “Cintanya ada di sini, kok. Nggak percaya?” kalingga membungkukkan punggungnya menyejajarkan wajahnya dengan wajah Nanza.

Nanza menolehkan wajahnya, “Nggak!” gadis itu langsung mendorong Kalingga dan keluar dari lift terlebih dahulu.

Kalingga menyilangkan kedua tangannya ke depan dada mengekori Nanza. Nanza berusaha melirik Kalingga dengan ekor matanya. Merasa laki-laki itu tidak ada, Nanza membalikkan tubuhnya untuk memastikan.

“Cie, nyariin ya?” goda Kalingga. Ternyata laki-laki itu masih ada di belakangnya. Dengan cepat Nanza kembali berbalik.

“Yang, jaket lo mana?” tanya Kalingga meneliti penampilan Nanza saat tiba di area parkir.

Nanza menggelengkan kepalanya, “Nggak usah sayang-sayang! Gue nggak bawa jaket.” jawab gadis itu seraya naik ke motornya yang terpakir di samping motor Kalingga.

“Gila. Maksud lo apa nggak bawa jaket? Biar sakit? Atau tebar pesona?” tanya Kalingga menuduh.

“Terserah gue la—”

“Tunggu gue sebentar. Gue ke dalem dulu.” Kalingga langsung berbalik berlari meninggalkan Nanza yang bingung di tempat. Mau apa laki-laki itu?

Nanza berdecak lalu melipat bibirnya ke dalam, kini gadis itu benar-benar menjadi pacar Kalingga. Sayang? Uh, Nanza rasa jantungnya selalu kumat saat laki-laki itu memanggilnya dengan embel sayang. Tapi nyatanya, pacaran mereka pasti akan berakhir entah kapanpun itu. Karena Nanza sendiri yang memutuskan pacaran ini hanya semata untuk menjauhkan Kalingga dengan Sonya. Dirinya sudah resmi menjadi pelakor.

******

Nanza dan juga Caca celingukan di depan gerbang menunggu Rere yang katanya akan ke SMA Purnama.

“Ca, nyampe mana katanya?” Tanya Nanza seraya melirik arloji di tangan kirinya.

“Katanya si bentar lagi. Udah nyampe...tuh! Itu Rere,” Caca menunjuk mobil Rere yang melaju mendekati mereka.

Nanza mengangguk, gadis itu menyipitkan matanya menatap Rere di dalam mobil dengan kaca terbuka, “Re! Lama amat, si!” protes Nanza.

Rere menyengir, “Masuk-masuk,” Rere membuka kunci pintu mobil membiarkan Nanza dan juga Caca masuk.

Setelah Nanza dan juga Caca masuk, Rere meminggirkan mobilnya menjauhi gerbang agar tidak menghalangi.

“Kalian masih istirahat, Kan?” tanya Rere seraya membuka paper bag berisi makanan yang baru saja gadis itu beli di jalan.

Nanza dan juga Caca mengangguk,  “Dua puluh menit lagi.” ucap Caca.

Rere mengangguk, “Kalian pasti belum makan kita makan, yuk. Gue BT di sana. Gue kangen kalian semua.” ucap gadis itu dengan raut sedihnya.

Nanza yang duduk di jok penumpang pun, menepuk bahu Rere, “Emang bisa ya, Rere hidup tanpa kita?” ucap Nanza membuat Rere menggelengkan kepalanya.

“Gue sepi kalo nggak ada kalian.” ucap Rere seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Caca mencomot kentang goreng, “Makanya pindah sini,” saran Caca mendapat jempol dari Nanza.

“Bener kata Caca,” setuju Nanza. Gadis itu ikut memakan makanan di pangkuan Rere.

“Stop-stop! Jangan racunin gue. Gue mau bertahan di Saturulan. Sekolah kesayangan gue. Cukup Nanza aja yang pindah, gue jangan.” ucap Rere lalu tersenyum jahil menatap Nanza.

Nanza berdecih, “Lo sendiri yang racunin gue!” sewot Nanza membuat Rere tertawa.

“Bukan racunin, gue kan minta tolong, Za. Hehe, sekarang, hubungan lo sama Kak Lingga gimana?” tanya Rere penasaran.

“Mereka udah pacaran!” Caca yang menjawab. Gadis itu sangat berantusias, “Mereka udah jadi pasangan fav di Purnama, Re. Tadi aja pas pagi, mereka bikin heboh seantero.”

Nanza berdecak, “Yang penting, gue ud—”

“Kakak ipar, ” Rere mengerjapkan matanya membuat nafsu makan Nanza hilang.

“Stop! Nggak usah ngolokin gue. Satu langkah lagi, gue bebas dari masalah.” ucap Nanza menyandarkan punggungnya pada sandaran jok.

Rere menyipitkan matanya, “Jangan sampe Abang gue sakit hati karena lo abis ini, Za.”

Nanza langsung menegakkan punggungnya, gadis itu menatap lekat Rere dari samping,  benar juga. Bagaimana jadinya kalau nanti Kalingga sakit hati? Help, gadis itu belum berfikir hingga sana.

“Za, tenang aja, gue paham kok posisi lo. Maaf, gue udah  ngerepotin lo banyak hal. Sekali lagi, maaf dan terimakasih.” ucap Rere menatap dalam Nanza.

Nanza berusaha tersenyum, biarkan saja nanti gadis itu akan memikirkannya lagi, yang terpenting sekarang, Nanza bisa melihat Rere senang.

“Ca! Jangan di abisin! Nanza belum!” amuk Rere pada Caca membuat Nanza tertawa.

******
TBC
.

Kira-kira nanti up jam berapa lagi, ya?

Jangan lupa VOMENT!

Terimakasih!

BONANZA •  [TERBIT]✓Where stories live. Discover now