BONANZA - 061

26.4K 1.3K 103
                                    

061'

******

Kalingga dan juga Alex memijat kening mereka masing-masing secara bersamaan. Bagaimana tidak? Dapur Kalingga yang awal mulanya rapih, kini sudah tidak merupakan sebuah dapur lagi. Bahkan bisa di bilang seperti kapal pecah? Sungguh kedua laki-laki itu tidak pernah menyangka jika kedua gadis di depannya akan menghancurkan dapur Kalingga seperti ini!

Apalagi suara peraduan antara panci dan benda lain yang menambah sensasi badai angin ribut. Kalingga meringis sendiri di buatnya. Laki-laki itu menepuk bahu Alex.

Alex menoleh ke arah Kalingga. Laki-laki itu mengangkat kedua bahunya ikut pusing seperti tatapan Kalingga yang meminta laki-laki itu untuk menghentikan keributan ini.

“Nggak, Re. Bibi di rumah suka kok goreng ayam, tapi nggak di rebus dulu. Suer.” kekeuh Caca seraya menyimpan wajan yang di pegangnya ke atas kompor.

“Tapi, Ca. Kalo sebelumnya nggak di rebus, pasti nggak empuk, Ca. Udah, percaya sama gue, ya? Gue beneran liat dari Mamah, kok.” Rere menyingkirkan wajan itu lalu menyimpan panci yang di pegangnya ke atas kompor tersebut.

Caca menghela napasnya, apakah benar daging yang akan di goreng harus di rebus terlebih dahulu? “Yaudah. Tapi, gue  yang bikin nasi liwet nya, ya?” Caca langsung berjalan menuju rice cooker.

Nah, oke.Rere langsung melanjutkan langkah demi langkah untuk merebus daging ayam yang sudah di potong-potong Alex tadi.

Setelah percekcokan terhenti, tatapan Kalingga teralih pada Nanza yang tengah memotong buah-buahan di meja bar. Gadis itu memang sedari tadi anteng sendiri. Dari pada ikut pusing, mending mengambil kerjaan lain.

“Lo kawal mereka. Gue mau ke sana dulu.” ujar Kalingga di angguki Alex.

Perlahan Kalingga mendekati Nanza dan mengurung gadis itu dengan menumpukan kedua tangannya pada meja bar. Nanza langsung menoleh ke belakang menatap wajah laki-laki itu, “Kak. Apaan, si. Gimana kalo mereka liat.” ucap gadis itu tertekan.

Kalingga menghirup dalam-dalam aroma rambut Nanza, “Emangnya kenapa?” tanya laki-laki itu. Menyebalkan!

“Nggak lucu, Kak. Awas, ih,” Nanza berusaha menyingkirkan tangan Kalingga. Bukannya tersingkir, Kalingga malah sengaja menyimpan dagunya itu di sebelah pundak Nanza.

“Anak kita mana, Mah?”

Mendengar itu, Nanza merasakan panas di punggungnya. Ucapannya tadi di pasar sungguh menyangkut di ingatan laki-laki itu. Kalingga sialan!

Nanza harus meriset ingatan Kalingga. Ya, kalau tidak, bisa gila sendiri nanti gadis itu karena ucapannya yang sama sekali tak terniat itu.

“Ka...kak, mau buah?” tanya Nanza mencoba mengalihkan topik.

Kalingga menggeleng, “Maunya anak.”

Nanza tersedak air liurnya sendiri. Semakin gila. Gadis itu langsung membalik menghadap Kalingga, “Kak. Pleas, ya. Jangan ngomong lagi.” ujarnya lalu berdecak.

“Lo sendiri yang mulai, kan? Waktu di pasar tadi, lo manggil gue apa?” tanya laki-laki itu menatap jahil Nanza.

Nanza kembali berdecak, menatap ke belakang Kalingga sebentar melihat situasi di belakang sana. Beruntung mereka semua tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Semoga saja mereka tidak melihat posisi Nanza sekarang. Bisa jadi olokan Rere dan Caca nantinya kalau ketahuan.

“Kak. Stop, ya? Di sini bukan cuma ada kita, Kak.” Nanza menatap Kalingga penuh permohonan.

Kalingga merendahkan punggungnya lebih bawah agar bisa melihat wajah Nanza lebih jelas, “Berarti kalo cuma ada kita?”

Otak Nanza berputar lebih cepat, gadis itu harus mencari cara agar Kalingga yang semakin gila itu mau pergi.

Beberapa detik memikirkannya, akhirnya otak Nanza yang cemerlang itu menemukan sebuah ide. Benar-benar tring!

Nanza langsung membisikan sesuatu di depan telinga laki-laki jangkung itu.

******

“Bang, coba deh,” Rere menyindukan sambal buatannya itu ke atas piring di depan Kalingga melengkapi lauk lainnya.

“Jangan banyak-banyak, Re. Nanti gue bisa sakit perut,” protes Kalingga mendorong sendok yang di pegang adiknya itu.

Tanpa siapapun sadari, Nanza menarik kedua sudut bibirnya  melihat kelakuan Kakak beradik di depannya itu. Lebih tepatnya gadis itu ikut bahagia melihat Rere. Gadis itu harap, Rere tidak akan pernah mengeluh lagi perihal Abangnya.

“Gue aja yang banyak sambelnya,” Alex yang kebetulan duduk di samping Rere itu menggeserkan piringnya.

Melirik Alex ragu dengan singkat, Rere langsung menyindukkan sambal di mangkuk itu pada piring Alex, “Se...segini?” tanya gadis itu.

Bukannya menjawab, Alex malah meraih tangan Rere yang sedang memegang sendok itu, “Lagi,” ujarnya membuat Rere gugup setengah mati.

Kalingga berdeham membuat semuanya langsung menatap laki-laki itu.

“Re ambilin gue minum,” ujar Kaligga melirik Alex yang sudah tersenyum miring ke arahnya itu. Apa maksud Alex modus pada adiknya? Cari sial.

Buru-buru Rere mengambilkan segelas air putih untuk Abangnya itu.

Nanza menundukkan wajahnya menatap nasi liwet di piringnya. Mungkin ini adalah momen yang dimana tidak akan terulang lagi di masa depan. Gadis itu benar-benar bahagia bisa sampai di titik ini. Dimana semua masalah sudah selesai gadis itu lewati. Di mulai dari kekonyolan dirinya yang benar-benar menjadi perusak hubungan Kalingga dan Sonya yang semestinya memang tidak terjalin, senang melihat Kalingga dan Alex sudah berbaikan, sampai gadis itu bisa merasakan indahnya persahabatan yang sekarang di lengkapi Caca. Nanza sungguh terharu.

Namun, disini jugalah Nanza harus menyelesaikan masalahnya dengan Kalingga. Cepat atau lambat, pada akhirnya hubungannya dengan Kalingga tidak akan bisa lurus. Karena apa? Awalnya saja Nanza tidak pernah menyangka kalau Kalingga akan menjadi pacarnya seperti ini.

Berhasil merusak hubungan Kalingga dan Sonya. Tugas Nanza selesai. Itu tujuan gadis itu. Untuk membantu Rere.

“Di makan, jangan cuma di liat.”

Nanza mendongak, gadis itu membalas tatapan dalam Kalingga.  Ayo, Za. Gadis itu harus memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan. Tidak masalah kalau harus menanggung akibatnya nanti. Mungkin Kalingga akan marah, mendiamkannya, atau bahkan tidak mau melihat wajahnya. Tidak masalah. Itu sendiri demi kedepannya. Demi kebaikan Kalingga dan juga dirinya. Nanza akan mengakhiri semuanya.

******
TBC
.

BOMVOTE!

GIMANA NIH, MAU LIAT KALINGGA NANGIS, ATAU MARAH?

NEXT?

BONANZA •  [TERBIT]✓Where stories live. Discover now