BONANZA - 003

55.3K 2.7K 5
                                    

003'

******

"Hai cantik, nama lo Bo...Bo...Bo apa si, tadi tuh?" tanya salah satu murid laki-laki berpakaian urakan. Nanza hanya tersenyum singkat.

"Bonanza! Lo pikun apa gimana, si?!" sewot gadis di samping Nanza. Gadis itu bernama Caca. Sekarang gadis itu satu meja dengan Nanza.

Nanza menyukai sifat Caca yang hampir mirip dengan Rere. Gadis itu jadi langsung nyaman di hari pertama sekolah barunya.

"Ya biasa aja, dong! Gak usah sewot kayak gitu! Jangan terlalu deket sama si Cacat, nanti lo ke bawa-bawa. Ya can-"

"Pergi! Lo ganggu momen perkenalan gue sama Nanza! Sana pergi! Bujang burung!" maki Caca. Nanza hanya terkekeh geli melihat tingkah mereka.

Caca menarik Nanza keluar kelas, "Dia si Reno. Suka gitu emang, suka caper sama orang-orang baru. Ayok, gue bawa lo ke kantin."

Nanza mengangguk, "Kalian lucu padahal. Kenapa nggak jadian aja?"

"Za! Apaan, si. Mana mau gua sama cowok petakilan begitu." ucap Caca tak terima.

Nanza terkikik melihat ekspresi sebal Caca, "Iya-iya. Bercanda."

Langkah Nanza dan Caca terhenti saat seseorang menghalangi jalannya. Nanza melirik Caca yang sudah menatapnya.

"Dia Kak Sonya, Pacarnya Kak Lingga. Senior sekolah kita." bisik Caca di telinga Nanza.

Nanza melihat Sonya dari atas hingga bawah, gadis berambut panjang di depannya itu menyilangkan kedua tangannya ke depan dada.

"Siapa lo?" tanya Sonya to the point.

Nanza hanya diam. Gadis itu lebih memilih tersenyum meremehkan.

"Nggak usah lancang sama gue! Lo taukan gue siapa di sekolah ini?!"

Caca meremat pergelangan tangan Nanza, "Kita pergi aja, Za. Jangan nambah masalah sama dia. Bisa panjang masalahnya."

Nanza menahan tangan Caca yang menariknya, "Gue nggak kenal lo, Kak." ucap Nanza maju satu langkah.

Saat Caca berusaha menarik Nanza. Nanza menahannya, "Lo tenang aja." setelah itu, Nanza maju satu langkah lagi agar lebih dekat dengan Sonya.

"Maksud lo apa gatelin Lingga tadi pagi? Lo murahan?" Sonya ikut melangkah mendekati Nanza.

Nanza menyelipkan kedua ujung rambut pendeknya ke belakang telinga. Urusannya akan di mulai sekarang juga. Sonya sudah terpancing dan siap di tempuri.

"Setidaknya, Kak Lingga nggak nolak gue." ucap Nanza mendapat tatapan tajam dari Sonya.

"Emang dasar murahan ya, lo! Ga tau diri banget! Deketin laki orang! Murahan!" maki Sonya.

"Setidaknya, gue nggak manfaatin Kak Lingga kayak lo, Kak." telunjuk Nanza menunjuk tepat dada kiri Sonya.

Sonya menepis tangan Nanza, "Tau apa lo tentang hubungan gue?! Hah?! Sampai lo rela pindah sekolah ke sini cuma buat gatelin Lingga?!"

Semua orang yang berlalu lalang seketika menghentikan langkahnya menyaksikan keributan di lorong lantai dua gedung kelas sebelas.

"Ya gimana, ya? Kak Lingga aja nggak keberatan? Kok Kakak keberatan, si? Cemburu?" pernyataan Nanza membuat Sonya bertambah emosi.

"Bener-bener ya, lo!" Sonya mendorong bahu kanan Nannza. Tubuh Nanza yang terhuyung ke belakang dapat Caca tahan.

Dengan cepat Nanza menegakkan tubuhnya, "Thanks." ucap gadis itu pada Caca.

Caca mengangguk, "Ayo pergi aja." ajak gadis itu.

Nanza mengangguk. Gadis itu kembali mendekati Sonya dan wajahnya mendekati telinga Sonya, "Bentar lagi, Kak Lingga bakal jadi milik gue, Kak."

Setelah itu, Nanza berbalik dan menarik Caca beranjak dari sana. Semua orang di sepanjang lorong menatap nya.

"Cewek sialan! Masalah kita belum selesai!" teriak Sonya.

******

Saat memasuki area parkir, netra Nanza menangkap dua pasangan yang tengah bercekcok. Gadis itu tersenyum senang melihatnya.

"Hai, Za!" seseorang memanggilnya.

Nanza menoleh dan melihat di sana ada Caca. Gadis itu menghampirinya, "Lo hutang cerita sama gue. Gue inget terus, lho."

"Iya-iya. Nanti gue cerita. Lo langsung pulang?" tanya Nanza di akhir kalimat.

Caca menggeleng, "Gue ke perpus dulu. Yaudah, gue duluan, ya? Bay!" Caca langsung beranjak.

Nanza melambaikan tangannya ke arah Caca. lalu gadis itu kembali melihat Kalingga dan Sonya yang masih beradu mulut. Selang beberapa detik, Nanza melihat Sonya meninggalkan tempat.

Memanfaatkan situasi, Nanza mulai melangkah menuju motornya yang terparkir berdampingan dengan motor Kalingga.

Nanza melewati Kalingga yang sedang mengepalkan kedua lengannya. Gadis itu dengan pelan-pelan naik ke atas motornya. "Kata orang, cewek kayak Kak Sonya itu harus di tinggalin. Sebelum nantinya Kakak nyesel." ucap Nanza seraya memakai helmnya.

Detik itu juga Kalingga berbalik menatap Nanza. Nanza yang sudah memakai helm pun membuka kaca helm dan membalas tatapan laki-laki itu.

"Stop ikut campur urusan gue. Siapa yang nyuruh lo masuk ke dalam hidup gue?! Hah!" bentak Kalingga. Laki-laki jangkung itu berusaha narik Nanza.

Nanza berusaha menepis tangan Kalingga yang mencengkeramnya. Di luar dugaan gadis itu. Ia pikir Kalingga tidak akan sekasar ini. Tapi ternyata dugaannya salah.

Kalingga melepas tangannya dari Nanza. Laki-laki itu memegang helm yang di pakai gadis itu, "Gak usah ikut campur urusan gue. Gue tau lo lakuin ini semua atas dasar bantuin Rere, kan?"

Nanza menelan saliva di balik helmnya. Gadis itu mengerjap, "Nggak, gue nggak ada sangkut pautnya sama Rere ya, Kak." elak gadis itu.

"Nggak usah bohong, gue nggak bodoh." tatapan laki-laki itu mendalam.

Sesegera mungkin Nanza mengalihkan tatapannya yang terpaku dengan Kalingga. Kedua tangan gadis itu terangkat untuk melepaskan kedua tangan Kalingga dari helmnya. Tetapi itu tidak mudah.

"Sekali lagi gue denger lo ganggu Sonya. Gue nggak akan biarin lo gitu aja."

Barulah Kalingga melepaskan helm Nanza. Laki-laki itu langsung berbalik menaiki motornya. Sebelum benar-benar pergi, Kalingga menatap tajam penuh peringatan ke arah Nanza di balik helmnya. Nanza tertegun melihatnya.

Kalingga benar-benar semenyeramkan itu.

******
TBC
.

BONANZA •  [TERBIT]✓Where stories live. Discover now