❐⛓15. Malaikat Maut

Start from the beginning
                                    

Setelah itu, Ibunya Kalea memutuskan untuk pergi dari kelas. Sementara Kalea sendiri akhirnya duduk di samping Nathan. Malaikat yang ingin duduk sendiri.

Nathan membatin, "S*al. Gue gak mau jadi pusat perhatian anak TK, sekarang bocah ini malah duduk di samping gue lagi."

Nathan berusaha untuk mengabaikan kehadiran Kalea. Sementara Kalea sendiri hanya bisa menundukkan kepala, sembari meremas kertas miliknya. Anak itu mengusap air mata, sebelum jatuh ke pipinya. Dia tak mau, dicap sebagai anak lumpuh yang cengeng.

Masa perkenalan Kalea berakhir, lalu masa belajar dan bermain di TK dimulai. Hari ini, anak-anak ditugaskan untuk belajar mewarnai gambar. Tariel bersemangat untuk mewarnai gambar seenak hati, sementara Mikey mewarnai sesuai kemampuannya. Begitu juga dengan Nathan yang asal mewarnai saja. Anak itu begitu malas untuk mengerjakan tugas anak TK ini, apalagi ketika mendengar beberapa Anak TK sedang berbincang-bincang.

"Joya mau mewarnai gambar malaikat! Lihat ini, sayapnya bagus warna putih," kata seorang anak TK.

Anak TK lainnya berkata, "Oh, malaikat maut yang jelek itu, ya?"

"Ih, bukanlah! Ini malaikat pembawa cinta! Bukan malaikat maut jelek!"

"Tapi gambarnya serem, kayak malaikat maut!"

"Bu guru! Bu guru! Hiro ngatain gambar Joya kayak malaikat maut, padahal Joya lagi gambar malaikat pembawa cinta!"

"Joya gak suka malaikat maut!"

"Malaikat maut serem! Jelek! Nakut-nakutin orang!"

"Joya gak suka!"

Setelah mengadu anak TK itu menangis kencang, dan Bu Guru harus membuatnya berhenti menangis. Sementara Nathan sendiri mulai menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia bergumam, "Dari orang dewasa sampai anak-anak pun, mereka gak suka sama malaikat maut."

Gumaman Nathan didengar Kalea. Diam-diam Kalea mengambil buku cerita miliknya, setelah itu dia membalas, "Lea suka malaikat maut."

Ucapan anak di sampingnya membuat Nathan tertawa. Dia melirik ke samping untuk mengejek ucapan bocah bernama Kalea itu. Namun, sorot matanya yang polos, tanpa dosa, membuat Nathan terdiam, dan bertanya, "Kenapa?"

Kalea tanpa sadar menjawab, sembari mengusap buku cerita miliknya, "Kata Mama, Malaikat maut akan membawa setiap manusia pergi jauh dari dunia ini. Mereka selalu nganterin orang-orang baik ke surga!"

"Di surga nanti, Lea bisa minta supaya kaki Lea sembuh, dan bisa jalan-jalan kayak temen-temen Lea yang lain!"

"Oleh karena itu, Lea suka dan mau ketemu malaikat maut secepatnya," lanjut Kalea dengan mata berbinar.

Untuk pertama kalinya, Nathan bertemu dengan manusia yang ingin bertemu dengan malaikat maut. Dilihat dari mata Kalea yang berusaha menahan tangis, Nathan tahu seberapa besar beban yang diangkut anak itu selama ini. Bagi Kalea, dunia ini tidak ada artinya. Dia menjalani hidup tanpa warna, dan hanya menjalankan hidupnya sesuai arahan takdir.

Biasanya Nathan akan memberikan julukan "B*doh" Kepada anak yang memiliki permintaan aneh. Akan tetapi untuk kali ini? Nathan hanya mengangguk, tanpa mengelak sedikit pun. Dia membiarkan Kalea tersenyum manis, memikirkan saat dia mempunyai kesempatan untuk bisa berjalan lagi

•••

Setelah selesai menjalani tugas sebagai anak TK, akhirnya Nathan, Mikey dan Tariel terbebas dari kandang bernama kelas. Ketiganya memutuskan untuk pulang, karena tak ada satu pun ciri-ciri arwah mengeluarkan jati dirinya. Namun, sebelum pulang, Tariel memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli makanan.

Sementara Mikey dan Nathan menunggu Tariel di depan kelas mereka. "Cape juga jadi anak TK. Tangan gue hampir keram karena ditugasin ngewarnain," ucap Mikey.

Nathan merotasikan bola matanya, lalu menjawab, "Bu guru minta lo buat mewarnai selayaknya bocah TK. Gak beres juga, lo gak bakal dimarahin. Tapi lo? Lo malah maksain diri ngewarnain banyak gambar, tapi ujung-ujungnya nyerahin ke Bu Guru, gambar yang paling jelek."

"Ya, harus yang paling jelek lah. Kalo gue nyerahin yang paling bagus, nanti Bu Guru heran sendiri. Anak-anak di TK kita juga, gak mau kalah, apalagi si Celestia songong itu, dia pasti ngadu dan nangis-nangis lagi," jelas Mikey.

Nathan dan Mikey akhirnya mengeluarkan napas panjang. Keduanya lalu melihat ke arah kelas mereka. Mereka mengernyitkan kening, karena di tempat itu terdapat Kalea yang belum pulang juga.

"Astaga, kenapa dia sendirian di sana coba?" tanya Mikey.

"Mana gue tahu," jawab Nathan.

"Dia kan temen sebangku lo! Perasaan, tadi ada orang yang mau jemput dia," lanjut Mikey.

"Kayaknya orang itu ke toilet," tebak Nathan.

"Lo gak mau nemenin bocah itu dulu? Kasian loh, Nathan. Dia sendirian di sana. Gimana kalo ada arwah yang gangguin dia?" tanya Mikey.

"Gak mungkin. Arwah seneng sama bocah songong kek si Tia, bukan bocah yang hidupnya sengsara kayak si Lea---" Belum sempat Nathan mengakhiri ucapannya, tiba-tiba muncul percikan api di depan halaman TK. Spontan, Mikey berteriak, "Woiylah! Di sini ada arwahnya ternyata!"

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki Maki] [END]Where stories live. Discover now