Xiao Zhan tidak tahu berada di mana, tiba-tiba saja dia melihat penampakan berupa lautan luas yang menghitam. Dia melihat satu sosok yang terombang-ambing di tengah-tengahnya. Dia tidak tahu siapa sosok itu, tetapi dia melihat satu orang lainnya yang berdiri di sisi pantai. Dia mengenali seseorang itu. Dia ingin memanggil tetapi suaranya tidak bisa keluar. Dia pun bergerak ingin mendekat, namun rasanya tak kunjung tiba di tempat sosok itu berdiri.

Kenapa pemuda itu hanya berdiam diri melihat seseorang tenggelam di depannya?

Siapa sebenarnya yang terombang-ambing di lautan sana?

Xiao Zhan terus berusaha melangkah hampir berlari untuk menghampiri pemuda di sisi pantai. Dia berteriak meski rasanya sulit keluar namun hatinya menyerukan nama sosok tersebut.

Sean!

Sean... Kenapa kau diam saja?

Berjalan dengan kaki yang rasanya sudah ribuan langkah dia lakukan tetap tak kunjung mendekati pemuda bernama Sean yang berdiri. Sebelum benar-benar tiba di dekat si pemuda, dia melihat Sean melarungkan seikat bunga. Bisikannya terdengar nyaring di telinganya meski pemuda itu hanya bergumam pelan.

“Yibo... Aku harap kau bertemu cinta sejatimu... Dengan ini, aku menyatukan kalian dalam pertemuan selanjutnya...”

Xiao Zhan mendadak berhenti melangkah. Rasa terkejut dan syok mengiringi kepalanya yang menoleh ke arah samudera luas. Mendengar nama yang disebutkan Sean, dia akhirnya mengetahui siapa sosok yang terombang-ambing di dalam sana.

Tidak mungkin...

Langkah Xiao Zhan berbelok menuju lautan lepas, berlari meski dengan napas yang sudah terengah. Kakinya begitu berat dia rasakan. Dia ingin segera mencapai lautan dan menyelamatkan pemuda yang dicintainya.

Tidak... Yibo...

Tangis Xiao Zhan pecah. Dengan uraian air mata yang membasahi pipi, kakinya terus dia angkat untuk berlari. Rasanya begitu melelahkan. Napasnya sudah memburu sementara kakinya terasa melesak ke dalam bumi.

Yibo...

Satu ombak besar menggulung, semakin menelan sosok Yibo di tengah-tengah sana. Angin kencang berhembus dan suara petir membahana di langit malam. Pekik burung meningkahi perubahan alam yang menyeramkan.

Tidak!!!

Yibo!!!

“Yibo!!!”

Xiao Zhan merasakan dirinya seperti hendak terjatuh dari ketinggian. Terlonjak kaget dengan mata terbuka nyalang, menatap sampingnya yang kosong. Dia terbangun dengan perasaan takut seiring seruannya memanggil nama Yibo. Rasa dingin merayapi seluruh tubuh dan ia merasakan pipinya basah. Sedih dan takut membuatnya tubuhnya merinding beberapa saat. Dia mengusap pipi, cukup terkejut karena menangis oleh satu mimpi yang begitu menyedihkan sekaligus menakutkan.

Ya Tuhan...
Mimpi apa yang kualami?

Dia membatin sambil memeluk bantal erat-erat. Rasa dingin yang menyerbu membuatnya menarik selimut hingga leher. Meski dengan perasaan sedih, dia berusaha untuk tertidur lagi, berharap tidak lagi dihampiri mimpi buruk seperti tadi.

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐚𝐭 𝐓𝐡𝐞 𝓜𝓸𝓸𝓷𝓵𝓲𝓰𝓱𝓽Where stories live. Discover now