45.Sikap dingin Bunda (Ratna)

41 4 0
                                    

Hari berganti Minggu,Minggu berganti bulan.tak terasa usia kehamilan Ratna sudah memasuki 6 bulan.
Ratna masih sesekali mengunjungi orang tua nya di antar oleh damar.

Meski waktu sudah cukup lama berlalu,bunda Megan belum bisa menerima Ratna serta bayi yang ada dalam kandungannya.setiap kali Ratna dan damar berkunjung,beliau selalu mencari alasan untuk menghindar, seperti dua hari yang lalu.

Flashback on

"Dam,temenin gue ke rumah bokap nyokap gue ya,gue kangen mereka".ujar Ratna saat selesai menyantap makan malamnya

"Saya sibuk".jawab damar singkat

"Pliiiisss..".mohon Ratna sambil menyatukan kedua tangan didepan bibirnya.

"Kamu belum tulikan?".damar melepas sendok dan garpu yang dari tangan,selera makannya jadi hilang karena ucapan Ratna barusan.

"Mas..".ucap Wulan sambil memegang tangan damar dan menatap teduh manik matanya

"Tapi aku banyak kerjaan sayang,Minggu lalu juga dia sudah berkunjung kesana".ucap damar memasang wajah memelas

Hati Ratna berdenyut sakit melihat perubahan sikap damar yang langsung menjadi manja dan lembut kepada Wulan, sementara kepada dirinya selalu sama,dingin dan acuh tak acuh,tidak pernah berubah.

"Sayang....kamu engga kasian,dia lagi ham..."

"Sssttt".dengan cepat damar memotong ucapan Wulan sambil menaruh telunjuk nya didepan bibir Wulan

"Iya besok mas temenin".damar memilih mengalah daripada Wulan terus menyinggung tentang kehamilan Ratna,sungguh..dia merasa muak bila harus mendengar ucapan itu terus menerus.

Damar sudah tau,bahwa itu semua terjadi karena kebusukan Ratna yang menjebak dirinya.tapi damar tidak akan membuka suara mengenai hal itu,dia ingin Ratna lah yang memberitahu semua kebenarannya sendiri.dia sengaja mengulur waktu dan membiarkan semuanya berjalan sesuai rencana.

"Besok jam berapa?".tanya damar datar

"Jam 09.00".jawab Ratna sambil tersenyum hambar

Singkat cerita,keesokan paginya,mereka berangkat pada waktu yang sudah di tentukan.

Sesampainya dirumah,mereka disambut baik oleh ayah Ratna, sementara bunda nya menunjukkan ekspresi datar.setelah bersalaman dengan Bryan dan Megan mereka lalu dipersilahkan untuk masuk.

Setelah membuatkan mereka minuman dan mengantarkan nya ayah Ratna mempersilahkan mereka untuk minum, sementara itu megan berpamitan dengan alasan ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan,baru beberapa langkah berjalan,dalam posisi membelakangi mereka,suara Ratna menghentikan langkahnya.

"Bunda...".lirih Ratna tapi masih terdengar oleh megan

"Nggak kangen adek?".lanjutnya lagi

Megan masih diam ditempat tanpa suara.

"Adek....kangen bunda".ucap Ratna sambil tertunduk

"Adek...pengen bunda pel..."

"Saya sibuk".belum sempat Ratna menyelesaikan kalimatnya,Megan sudah terlebih dahulu memotong pembicaraan nya,lalu melenggang pergi begitu saja.

Ratna menunduk dalam dalam sambil menitikkan air mata.

Bryan dengan cepat menghampiri Ratna lalu memeluk dan mengusap punggung Ratna memberinya semangat.

"Perlahan sayang...bunda hanya lagi banyak kerjaan dan fikiran.nanti kalau bunda udah baikan,pasti bunda ngomong sama adek lagi".hibur ayah nya

"Sampai kapan ayahhh...hikss..adek tau adek salah,adek minta maaafff....hiks...hikss..".ucap Ratna dengan suara bergetar

"Abang jga benci sama adek...Abang udah nggak mau anggap adek sebagai adeknya lagi..hikss..hikkssss....".tangis Ratna makin pecah saat mengingat Aska yang sudah tidak perduli dengannya lagi,bahkan memandang wajahnya saja Aska tidak mau.

"Enggak,,Abang gak benci adek,Abang cuman lagi marah aja.nanti kalau udah nggak marah pasti bakal mau ngobrol sama adek lagi,udah...jangan nangis lagi,nanti bayi kamu juga ikutan sedih".tangis Ratna perlahan mereda,dan dia melepaskan pelukan dari ayahnya.

"Kalau gitu,Ratna pamit pulang dulu,".ucap Ratna sambil menyeka air matanya

"Loh,kok buru buru,baru juga sampai".ucap ayah sambil mengusap kepala Ratna

"Kasian mas damar yah,dia banyak kerjaan".ujar Ratna sambil menoleh ke arah damar yang diam dengan ekspresi datar nya

"Oh,ya udah,hati hati ya di jalan,nanti kalau ayah ada waktu luang,ayah akan main kerumah kalian".ucap Bryan

Ratna hanya tersenyum simpul,
"Ya udah adek pulang dulu ya".
Ratna dan damar bergantian mencium tangan Bryan

"Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumussalam,hati hati nak".

Flashback off

"Ma'afin mommy ya baby girl's,gara gara mommy kamu ikutan ngerasa sedih.tapi mommy janji, setelah kamu lahir nanti,mommy bakal jaga dan rawat kamu sebaik mungkin".ucap Ratna sambil mengelus perut buncitnya

"Mommy bakal perjuangin kasih sayang oma sama uncle kamu,supaya nanti kamu ga kekurangan kasih sayang".lanjutnya lagi sambil tersenyum getir

Tak terasa air mata mengalir perlahan di pipinya.lalu perlahan dia usap.

"Mommy bikin kamu sedih lagi ya?,maafin mommy ya sayang".
Bayi dalam perut Ratna tiba tiba menendang dari dalam.

"Ehh...anak mommy,kamu bergerak ya didalam?,kamu engga kesempitan kan di sana?,wahhh...anak mommy pintar". antusias Ratna karena ini merupakan tendangan pertama bayinya.

Bayi Ratna bukanlah bayi yang aktif bergerak,karena Ratna selalu sedih dan setres,maka hal itu mempengaruhi pertumbuhan bayi yang dikandung nya.

"Udah jam 1, waktunya kita bobok ciaangg".ujar Ratna lalu merebahkan tubuhnya,mencari posisi senyaman mungkin,lalu mulai memejamkan mata untuk tidur.


Damar & WulanWhere stories live. Discover now