7.Kerja?

56 5 0
                                    

Adzan subuh berkumandang merdu, lantunan yang memanggil siapa saja umat muslim untuk menunaikan kewajiban dari sang Khaliq.

Wulan terbangun dari tidur,
Dan tak mandapati damar disana.
Mengingat sikap damar yang begitu dingin semenjak mereka pertama kali datang kerumah ini.ternyata setelah seminggu berlalu pun sikapnya masih sama.

"Pergi kemana ya mas damar sepagi ini,mungkin sholat di masjid seperti biasa".pikir Wulan

Ia beranjak turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi untuk berwudhu lalu melaksanakan sholat subuh.

Tap..tap..tap...

Terdengar derap langkah kaki menaiki anak tangga.tak berapa lama pintu kamar terbuka,dan terlihat damar memasuki kamar dengan menggunakan baju Koko berwarna hitam serta sarung berwarna coklat muda lengkap dengan peci senada dengan bajunya.

"Baru pulang dari masjid ya?".tanya Wulan setelah selesai melipat mukena nya.

"Kamu bisa lihat sendiri!".ujar damar cuek.

Wulan hanya diam,lalu menyimpan mukena dan sajadahnya,kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.

Sementara damar sibuk berkutat dengan laptopnya dikamar.lelaki itu benar benar berbeda saat dia bersama keluarga nya.dia menjadi murah senyum dan banyak berbicara.

Sedangkan ketika bersama Wulan,tak lebih dari sekedar dua orang asing yang di paksa tinggal satu atap.meski sudah beberapa hari menjalani hidup bersama

Wulan naik dan mengajak damar untuk sarapan.

"Permisi!,sarapan nya sudah siap".ucap Wulan lembut walaupun dia tau,akan seperti apa respon damar.tidak akan berbeda dari biasanya

"Silahkan makan lebih dulu,jika saya ingin,saya bisa makan sendiri.kamu tidak perlu repot!".tegas damar tanpa menoleh ke arah Wulan

"Maaf!saya hanya menjalankan tugas saya saja di sini".ujar Wulan sambil tertunduk di belakang damar

"Tugas apa?,apa saya meminta kamu untuk melakukan itu.lakukan apapun yang kamu mau.sudah berkali kali saya memberitahu mu kan".ucap damar dengan nada mulai kesal

"Maafkan saya sudah mengganggu".Wulan lalu beranjak pergi kebawah dan menyantap sarapannya sendiri.

Beberapa menit berlalu,damar turun dengan setelan formal nya.dia menuju meja makan dan hanya meneguk segelas Air putih saja.

Wulan menatap heran damar yang mengenakan pakaian berbeda dari biasanya hari ini.namun dia hanya bisa memendam rasa penasaran nya sendiri tanpa berani bertanya.

"Mulai hari ini,saya akan bekerja di kantor abi.jadi kamu akan lebih sering sendirian dirumah".ujar damar dengan nada datar.

damar di beri kepercayaan oleh Abi Husein untuk memimpin perusahaan nya.karena di rasa damar sudah cukup mampu untuk mengemban tanggung jawab itu.bahkan tak jarang pula dia membantu abinya di pondok.

"Baiklah,ee..apa saya boleh berkunjung kerumah ummah?".ucap Wulan sambil menatap damar

"Kamu boleh berkunjung kerumah ummah atau ummi hanya ketika bersama saya.atau hanya ketika saya ijinkan,paham!".ucap damar dengan menekankan kata paham di akhir kalimatnya

Wulan hanya mengangguk lalu menjulurkan tangannya.
damar mengernyitkan dahi karena tak paham maksud wulan.ia kemudian mengeluarkan kartu ATM dan memberinya kepada Wulan.

"Bukan ini!,saya hanya mau Salim".ujar Wulan Malu malu

"Oh".jawab damar santai sambil meletakkan kartu ATM itu di atas meja makan.dia dengan enggan menjulurkan tangannya ke arah Wulan.

"Kartu itu simpan saja,untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan mu".

"Terimakasih".jawab Wulan sambil tersenyum

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam".

"Wa'alaikumussalam"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Damar & WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang