11.Berkebun

54 5 0
                                    

Seperti yang sudah damar katakan Minggu lalu,hari ini tepat hari Minggu,setelah selesai sarapan.
Mereka berdua kembali ke halaman belakang rumahnya.

Dia dan Wulan akan membersihkan halaman itu dari rumput rumput liar dan tanaman rambat yang menjalar dan tumbuh di sana.

Dengan menggunakan atribut lengkap serta Sajam dan parang di tangan mereka,mereka mulai membabat rumput rumput di sana.

"Mas,,ini ada kayu besar di sini.bantu Wulan angkatin ya,Wulan engga kuat kalau sendiri".ucap Wulan

"Mana,coba mas aja".dengan mudahnya damar memindahkan kayu itu ke samping,dan membuat Wulan melongo melihat tenaga damar yang begitu kuat mengangkat kayu itu seorang diri.

Badannya memang sangat atletis,ototnya tercetak di balik kaos hitam polosnya itu.

"Sudah kan?".

"Hehe iya mas".

Tiga jam berlalu, akhirnya tempat itu sudah bersih dari rumput dan tanaman liar lainnya.meski mereka orang kota dan menempuh pendidikan di luar negeri,hal seperti itu bukanlah sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan.karena orang tua mereka juga mengajarkan mereka layaknya anak anak yang lain.

Mereka tidak mengkhususkan diri hanya karena terlahir dan diam di kota.

"Capek mas?".tanya Wulan sambil mengelap keringat damar menggunakan ujung lengan bajunya.

"Lumayan,udah lama juga engga kerja kayak gini.terkahir waktu kerja bakti di sekolah".ucap damar

"Ayo masuk,nanti mencangkul tanahnya sore saja".ucap damar
Wulan hanya mengangguk mengiyakan ajakannya.

Saat mereka tengah berjalan,
Wulan tidak memperhatikan langkahnya karena asik berbincang dengan damar,sehingga dia tak sengaja menginjak ekor ular yang tengah diam di sisi jalan yang sedikit berumput sehingga lebih dari setengah badan ular itu tidak terlihat.

"Aaakhh...mas kaki Wulan sakit..hikss hiksss".

"Kenapa Wulan".ucapa damar panik,dia melihat ke bawah dan mendapati seekor ular berwarna hitam pekat di dekat kaki Wulan.

Damar lalu mengambil kayu panjang yang tadi sempat dia buang ke samping.lalu memukul ular itu hingga terpental jauh dan segera ular tadi masuk kedalam semak yang lebih tinggi.

Damar lalu menggendong Wulan, mendudukkannya di kursi depan rumah.dia bergegas kedalam mengambil kunci mobil, handphone dan dompetnya.tak ia hiraukan bau keringat dan kotor di baju juga sarungnya.dia buru buru membuka pintu mobil dan kembali menggendong Wulan untuk masuk kedalamnya.

"Mas...sakit..mas..hikss..hiksss...sakiiitt".Wulan terus saja menangis karena merasakan sakit yang teramat di kakinya

"Tahan sebentar sayang,tahan ya".
Damar dengan gesit membawa mobilnya supaya cepat sampai di rumah sakit,untung jarak rumah sakitnya tidak terlalu jauh

Setelah sampai,damar dengan cepat keluar dari mobil dan menggendong Wulan untuk masuk kedalam rumah sakit.

"Dok...suster,tolong istri saya".
Ucap damar panik setelah sampai di dalam.

Terlihat beberapa suster mendorong berangkar kosong ke arah mereka berdua.

"Tolong baring kan Pasien di sini".ucap seorang perawat.mereka lalu membawa Wulan masuk keruangan IGD

"Maaf mas,,tolong tunggu di luar saja,dokter akan menangani pasien".
Ucap seorang perawat menghentikan damar ketika ingin ikut masuk kedalam.

"Tolong istri saya sus,dia di gigit ular".

"Baik mas,akan kami tangani".

Damar duduk di kursi tunggu,dia lalu mengeluarkan ponselnya,lalu menekan salah satu nomor dan menghubunginya.

Damar & WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang