8.Apakah es nya sudah mencair?

65 5 0
                                    

Minggu itu adalah pagi yang cerah,
Baskara bersinar terang mengusir embun secara perlahan.
Sinar hangatnya perlahan menebus masuk melalui jendela yang Wulan buka.agar udara segar dapat masuk kedalamnya.

"Kita jadi,pergi ke rumah Abi sama ummi?".tanya Wulan pada seseorang yang tengah sibuk dengan kitab di tangannya.

"Iya".jawab lelaki itu singkat,siapa lagi kalau bukan damar.

"Jam berapa kita berangkat?".

"Setengah jam lagi,saya mau menyiapkan berkas untuk besok".jawab damar tanpa mengalihkan pandangannya dari kitab yang dia baca

"Mau sarapan tidak?".tanya Wulan lagi

"Kamu bisa tidak,sehari saja jangan berisik.tidak lihat saya sedang membaca.saya tidak bisa fokus dengan apa yang saya baca kalau kamu terus bertanya".ujar damar dengan raut wajah kesalnya dan sedikit membentak wulan

"Maaf".lirih Wulan tapi masih bisa di dengar oleh damar.

Ada sedikit rasa bersalah muncul saat damar melihat Wulan yang tertunduk dengan raut wajah sedih.
Namun dia mengabaikan itu dan kembali fokus pada bacaannya.

Wulan keluar dan menutup pintu.
Dia menuruni tangga sambil memegang dadanya yang sesak akibat bentakan dari damar tadi.dia berusaha sekuat tenaga menahan agar Air matanya tidak luruh.

Namun tanpa diperintah,buliran bening itupun meluncur dengan cepat di pipi mulus Wulan,lalu dengan cepat dia usap dan berusaha mengubah ekspresi nya kembali normal.

"Ya Allah,jika memang ini perjalanan untuk menuju akhir bahagia.maka kuatkanlah hamba ya Allah.hamba percaya akan sesuatu yang sangat indah yang telah engkau rencanakan.jadi kanlah hamba istri yang lebih sabar lagi ya Allah".ujar Wulan sambil mengelus dadanya.

Singkat cerita,mereka sampai pada bangunan kokoh berwarna putih terang itu.Damar keluar dari mobil dengan diikuti Wulan di belakangnya.

"Berjalan di samping saya!".titah damar pada Wulan

Wulan hanya menurut tanpa banyak bertanya.
Damar memencet bel rumah sambil mengucapkan salam.

Ding..donggg..

"Assalamu'alaikum,ummi"

"Wa'alaikumussalam".sahut seseorang dari balik pintu seraya membukanya.

"Maa syaa Allah,anak anak ummi berkunjung juga akhirnya".ucap ummi Fatimah dengan senyumnya saat melihat siapa yang bertamu

"Iya ummi,karena hari Minggu kantor libur.jadi Abang berkunjung,Daffa dimana ummi?".tanya damar setelah mencium tangan ummi nya,dan di susul wulan

"Masuk dulu bang,ayo nak Wulan".ucap ummi sambil mempersilahkan mereka masuk.

Tiba tiba damar merangkul pinggang Wulan,sehingga membuat wanita itu terlonjak kaget.

"Biasa saja!".ucap damar datar

Wulan hanya manut,namun perlakuan damar sukses membuat jantung nya berdebar kencang.dia mencoba menyembunyikan rona di pipinya.

"Duduk dulu nak,ummi buatkan minuman ya".ucap ummi lalu beranjak ke dapur.

"Daffa dimana ummi".tanya damar saat ummi nya belum terlalu jauh melangkah

"Mungkin di atas bang,sama shyila"ujar ummi

Damar naik ke atas menuju kamar daffa.terlihat bocah itu sedang bermain mobil-mobilan nya bersama shyila

"Assalamu'alaikum jagoan mas".ucap damar di ambang pintu

"Wa'alaikumussalam".jawab syhila sambil menoleh ke arah sumber suara

"Mas damar".ucap shyila lalu beranjak dan menyalami tangan damar

Damar & WulanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora