Ekstra Part² & Info🌸💓

25.4K 2.2K 31
                                    

"FELIXXX! LUCIUSS! LIYSAAA!" Suara menggema itu terdengar dilorong lorong Duchy. Tatapan manik hazelnut itu menatap tajam seluruh penjuru.

"Dimana ketiga anak itu?" Gumam Putri Amoure. Ketiganya amat nakal! Bekerja sama untuk membuat Amoure repot karena tidak mengikuti kelas etika.

Putri Amoure berbelok kearah kanan, dan dibelakangnya tanpa diketahui, terlihat ketiga triplets tengah cekikikan menatap kekesalan ibunya.

"Hihi, ibu lucu sekali." Ucap Liysa dengan suara lucunya. Lucius menganggukkan kepalanya, sedangkan Felix hanya memperhatikan sekitar takut tiba tiba ibunya datang.

"Benar, haduh aku jadi merasa kasihan pada ibu." Felix menatap Lucius dengan rumit.

"Kalian sangat nakal. Ibu pasti akan sangat murka." Ucap Felix. Liysa menatap saudara tertuanya. "Hey hey Kakak, kau juga ingin membolos kan. Jadi ayo kita nikmati saja." Seru Liysa.

"Benar, Felix ini amat munafik sekali, huh." Felix memutar bola matanya malas. Benar si, Felix menikmati ini semua. Namun Felix merasa kasihan pada ibunya yang mencari mereka kesana kemari.

Sedangkan itu Duke Leysen terlihat bingung dengan ketiga anaknya yang bersembunyi dibalik patung sembari berceloteh dan mengomel aneh.

"Hey triplets, permainan apa yang kalian lakukan? Apa ayah boleh bergabung?" Dengan terkejut ketiganya menoleh kearah asal suara.

Tatapan lembut yang dipancarkan dari manik ayahnya membuat ketiga anak itu menghampiri pria itu. "Suttt, ayah sini. Kita bersembunyi dari ibu." Ucap Liysa sembari melambaikan tangannya agar Duke Leysen ikut bersembunyi.

Paul yang berada disebelah Dukenya menatap bingung kearah pria itu. Duke Leysen mengangguk lalu berkata, "Pergilah lebih dulu Paul." Sebelum benar benar pergi, Duke Leysen membisikkan sesuatu pada Paul. Paul mengangguk mengerti lalu pergi dari sana.

Duke Leysen berjongkok mengikuti apa yang dilakukan oleh ketiga anaknya itu. "Sebenarnya ada apa?" Tanya Duke Leysen. Sejujurnya pria itu tau apa yang terjadi, Amoure pun tadi berkeluh kesah padanya karena anak anaknya pergi entah kemana saat pelajaran Etika dimulai.

"Suttt, ayah jangan berisik. Nanti ibu mengetahui keberadaan kita." Ucap si tengah, Lucius. Duke Leysen menganggukkan kepalanya.

Duke Leysen lalu bersuara dengan suara yang lebih pelan. "Lalu bagaimana jadinya jika ibu menemui kita?" Felix yang tepat berada didekat ayahnya pun bersuara, "Ibu akan menghukum kita." Jawab Felix dengan tenang.

"Hukuman apa yang akan diberikan ibu?"

"Ibu akan membawa kita bertiga keliling pasar Ayah." Ucap sibungsu, Liysa. Liysa masih fokus menatap kearah depan.

Duke Leysen berucap oh sembari menganggukkan kepalanya. Merasa tepukan dipundaknya, Duke Leysen menoleh lalu menganggukkan kepalanya.

"Apa kalian tidak ingin pergi bersama ibu?"

"Tidak ah! Ibu kalau berbelanja banyak sekali, Lucius lelah. Tetapi menyenangkan si, eittt tidak tidak, tetap saja Lucius lelah."

"Betul, tetapi Liysa suka berbelanja dengan ibu. Ibu membelikan apapun yang Liysa mauuu. Liysa sukaa!" Felix menelan ludahnya kasar mendengar apa yang diucapkan kedua adiknya.

Felix yang lebih tua beberapa menit dari keduanya, ia mengenal betul pemilik suara lembut itu.

"Oh, jadi kalian tidak menyayangi ibu ya?" Lucius dan Liysa menggeleng lalu mengangguk. "Kenapa menggeleng mengangguk?"

"Jika ditanya sayang atau tidak, tentu saja sayang. Namun ada yang tidak aku sayangi, aku tidak suka pelajaran etika!" Ucap Lucius.

"Oh! Jadi kalian tidak menyayangi ibu ya?!" Keduanya berbalik. Melotot sempurna melihat ibunya yang berada dibelakang Felix. Felix sendiri tidak menoleh. Ia hanya memperlihatkan raut wajah pasrah.

Back to the Past?Where stories live. Discover now