⁶⁷NONA MUDA!!

32.2K 2.4K 43
                                    

HAPPY READING🌸
Jangan lupa Vote dan komen
෴෴෴


"Dimana ini?" Melihat pemandangan yang terlihat sangat indah dengan hamparan bunga tulip yang menghiasi tanah dengan awan awan yang menggumpal indah.

"Hello?" Suara burung burung menggema menyambut sapaan Duke Leysen.

Dari belakang, datanglah wanita cantik dengan manik abu abunya yang cerah dan surai indahnya yang berterbangan tertutup angin. Wajahnya yang tegas dan tenang membuat wanita itu memiliki aura yang mahal dan kental.

"Yesen." Tubuh Duke Leysen menegang saat mendengar nama panggilan masa kecilnya. Duke Leysen menoleh kearah belakang. Ia terkejut melihat sosok disebelahnya.

"I-ibu?" Duchess Laurent tersenyum dingin, khas sekali dengan apa senyumnya. "Ya, ini aku." Jawab Duchess Laurent.

Duke Leysen tersenyum lirih. Ia merindukan sosok wanita ini. Matanya terlihat berbinar bahagia.

Duchess Laurent mendekat.

"Ayahhh!" Duke Leysen mengerutkan alisnya. Tatapannya kini menatap sosok kecil yang ada dibawah kaki Duchess Laurent.

"Ayah? Ayah tidak ingin menggendongku?" Tanya gadis kecil itu. Duke Leysen terlihat bingung. Apa maksudnya?

"Ayah aku Liysa!" Duke Leysen mundur selangkah. Apa?! Bukankah p-putrinya masih kecil d-dan--- ada dikeranjang bayi? I-ini?

"Lihatlah kearah sana Yesen." Duchess Laurent menujuk kearah belakang Duke Leysen. Terlihat sebuah cahaya bulat yang berada di sana.

Duchess Laurent mengangkat Liysa dengan pelan. "Aku turut senang akan apa yang kau lakukan, nak."

"Kau melakukan perintahku dengan amat baik. Aku bangga padamu." Duke Leysen tersenyum lirih. Apa jadinya jika kau mengetahui kalau aku adalah anak simpanan suamimu ibu?

"Yesen, bangunlah."

"Selamatkan putrimu sebelum semuanya terlambat." Perlahan suara Duchess Laurent terdengar berat. Tatapan matanya pun melembut. Baru pertama kali Duke Leysen melihat tatapan ibunya.

"Ibu---"

"Kembalilah!"

"KEMBALILAH!"

"LIYSA!" Duke Leysen terbangun dengan nafas tengah engah. Mengingat ucapan Duchess Laurent yang berada dimimpinya, membuat pria itu langsung menuju keranjang bayi Liysa.

Ia mengerutkan alisnya saat tidak menemukan Liysa disana. Sial! Aku kecolongan! Berani beraninya mereka bermain main denganku! Batin pria itu sembari mengepalkan tangannya dengan urat urat yang menojol dilehernya.

Duke Leysen mengeritkan alisnya saat melihat sepucuk surat diatas bantal Bayi Liysa.

*Isi surat

Putriku Amoure. Ouh? Putriku kah? Cih, kau akan merasakan apa yang namanya kehilangan!

Karenamu aku kehilangan putriku! Mental Putriku terganggu karenamu! HAHAHA! Karena ini mari kita imbangi anak sialan!

Back to the Past?Where stories live. Discover now