End

38.9K 2.7K 53
                                    


Sring!

Mata Duke Leysen membulat. Dengan cepat pria itu berlari mendekat kearah Liysa.

Mereka yang menyaksikan terlihat terkejut dan ketakutan.

"N-nona muda?"

"Nona muda, hiksss!"

Perlahan darah kental mencuat keluar. Batu marmer yang dipijak berwarna merah karena darah yang dihasilkan.

Angin bertiup kencang saat luruhnya tubuh Permaisuri Elve. Melihatkan seorang wanita bergaun putih biru. Gaun indah yang terkena cipratan darah itu tertiup angin. Rambunya yang diurai dengan pandangan matanya yang dingin, membuat sosok itu terlihat menakutkan.

Pedang mengkilat yang meneteskan darah ke batu marmer itu membuatnya semakin menakutkan.

"Amoure," gumam Duke Leysen saat berhasil menangkap tubuh kecil Liysa. Ya, Putri Amoure membunuh ibunya sendiri demi putrinya.

Aura wanita itu sangat mengerikan. Tatapannya menatap tajam kearah kepala Permaisuri Elve yang sudah terputus dari tubuhnya.

Dan inilah balasan dariku, karena kau menyentuh putriku dengan tangan harammu. Batinnya.

Duke Leysen bangkit pria itu mendekat kearah putri Amoure. Putri Amoure yang tersadar langsung membuang pedang itu jauh jauh.

Mereka yang menyaksikan syok melihat adegan tersebut. Bagaimana bisa seorang anak membunuh ibunya sendiri? Bagaimana bisa Putri Amoure melakukan hal itu pada Permaisuri Elve?

Putri Amoure mengusap wajah Putrinya yang terkena darah Permaisuri Elve. Dengan lembut ia mengambil alih tubuh putrinya. Duke Leysen pun membiarkan.

Putri Amoure membuka kancing gaun malamnya berniat memberikan asih pada Putrinya yang masih menangis. Tidak tega rasanya.

Duke Leysen yang paham pun langsung memerintahkan mereka semua untuk berbalik, "KALIAN SEMUA BERBALIK! BERANI MENGINTIP, BERANI MENGANTARKAN NYAWA!" Teriaknya dengan tegas.

Serempak mereka yang menyaksikan itu semua berbalik. Tidak ingin bermain main dengan ucapan Duke tiran itu.

Liysa terlihat amat cepat meminum asi sang ibu. Putri Amoure tersenyum sembari mengecupi pipi putrinya. Ia tidak peduli jika ada darah ataupun apa. "Kau menyelamatkannya, Mi Amore." Putri Amoure menganggukkan kepalanya. Air matanya menetes, bagaimanapun juga ia sudah membunuh seseorang.

Walaupun begitu, Putri Amoure merasa puas karena bisa membunuh wanita iblis itu.

"Ayo kembali kedalam." Putri Amoure mengangguk, ia menutup dadanya terlebih dulu. Lalu mengangkat Liysa dan berjalan memasuki Duchy.

Belum sempat keduanya memasuki Duchy, panggilan menggema terdengar ditelinga keduanya dengan keras.

"AMOURE!" Senyap, hanya terdengar suara tapak kaki kuda. Putri Amoure berbalik saat mendengar suara panggilan itu.

"Ayah," ucapnya lirih.

Kaisar turun dari kudanya. Ia terdiam saat melihat sosok wanita yang sangat ia kenal ada didepan matanya dengan kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya, dan dengan darah yang masih mengucur deras.

Back to the Past?Where stories live. Discover now