¹²Teman lama

50.4K 4.2K 14
                                    

HAPPY READING🌺
Jangan lupa vote dan komen
෴෴


Tiga kuda siap berdiri dituan mereka masing masing. Disebelah kiri terdapat Putri Hana dengan kudanya yang berwarna abu abu. Disebelah kanan terdapat putri Amoure bersama kudanya yang berwarna coklat terang. Sedangkan ditengah condong kedepan, terdapat Pangeran Ellaric dengan kuda pribadinya yang berwarna Hitam.

Putri Amoure naik keatas kudanya dengan mudah. Walaupun sedikit kesusahan. Sedangkan putri Hana terlihat sedikit kesusahan pasal gaunnya yang cukup berat dan lebar.

Hingga akhirnya setelah bersusah payah, Putri Hana bisa naik keatas kudanya.

"Belakang istana." Ucap Pangeran Ellaric tanpa ekspresi. Putri Amoure paham. Ia lalu menyentak sedikit kudanya hingga kuda itu berjalan. Hal itu juga dilakukan oleh Putri Hana. Ia menjalankan kudanya dengan tenang. Berkuda memang bukan keahliannya, namun ia cukup bisa diandalkan dalam berkuda.

Namun jika merajut, jangan ditanya. Putri Hana juaranya dalam merajut. Ia dan Putri Amoure cukup bertolak belakang. Jika putri Hana bisa merajut, Putri Amoure tidak terlalu. Jika putri Hana tidak terlalu pandai berkuda, Putri Amoure pandai berkuda.

Putri Amoure sendiri mengakui, sifatnya lebih cenderung layaknya laki laki. Ia mengakui itu. Ia pandai bermain pedang dibandingkan bersolek. Ia juga licik dan picik. Namun, hatinya tetaplah wanita pada umumnya. Contohnya dikehidupan pertamanya, Ia mencintai 'mantan' suaminya dulu dengan sangat tulus.

Yah,, akhirnya seperti ini. Dulu juga, sosok Putri Amoure terlihat sangat berubah saat sudah mengenal cinta. Jarang sekali mereka orang orang yang tinggal atau berkerja diistana melihat tuan Putri pertama mereka memegang kuda dan pedang.

Bisa dibilang, semenjak mengenal Victor kepribadian sang putri berubah 180°.

Kuda melaju dengan kecepatan sedang. Tanah sedikit berterbangan karena gemuruh kaki kuda yang menapak tanah.

Ketiga anak kaisar itu terus melajukan kuda mereka masing masing. Sesekali Ellaric memperhatikan kedua adiknya.

"Bukankah kudaku sangat pintar?" Ucap Putri Hana sembari mengelus rahang kudanya yang masih melaju menggunakan tangan kiri. Putri Amoure memutar bola matanya malas.

"Kudaku bahkan lebih pintar darimu." Putri Hana menatap putri Amoure dengan bingung. Ia sedikit tidak mendengar ucapan gadis itu, karena suara tapak kaki kuda yang cukup keras. Ditambah, suara Putri Amoure yang cenderung lirih.

"Ya?"

"Tidak." Balas putri Amoure acuh.

Pangeran Ellaric yang mendengar ucapan adik kandungnya hanya dapat diam. Ia tidak mau ikut campur urusan adiknya yang terlihat 'errr' ya begitulah.

Namun Pangeran Ellaric tertawa lirih. Rasanya tidak rela jika harus melepaskan Amoure pada Pria itu.

Sedangkan itu, Pria dengan bulu yang menghiasi rahangnya tengah menatap ketiganya yang asik berkuda. Tepat sekali, kediaman yang ia tempati berada dibagian cukup belakang. Jadi ia dapat memperhatikan mereka bertiga.

Tatapan matanya jatuh pada gadis yang menggunakan kuda berwarna coklat. Pria itu terlihat memikirkan sesuatu.

"Duke?" Duke Leysen menoleh. Ia mendapati Paul dibelakangnya. "Ada apa?" Tanya Duke Leysen kembali menatap kearah jendela.

Back to the Past?Where stories live. Discover now