²⁰Ada apa dengannya?

45K 3.5K 11
                                    

HAPPY READING🌸
jangan lupa Vote dan komen
෴෴෴
Cepet ya udah 15 vote aja. Langsung aja lah ya aku upload.
15 vote lagi donggg!!


Tak!

"Kau!"

"M-maafkan aku ibu!"

Tak!

"Anak bodoh tidak berguna! Bersihkan semua itu!" Seorang anak kecil berumur 5 tahun terlihat bergetar ketakutan. Tangannya mengambil sebuah pot bunga yang baru saja ia jatuhkan. Ia membersihkan tanah yang berserakan sembari menangis.

"Kau adalah seorang pria bodoh! Jangan menangis!" Tangisan bocah berusia 5 tahun itu terpendam. Ia menangis tanpa suara. Sesak rasanya menangis tanpa suara. Namun, ia bisa berbuat apa? Ia takut ia dihukum oleh ibunya jika tidak menurut.

"M-maafkan aku ib-ibu." Ucapnya dengan suara yang gemetar.

"Ingat, setelah membersihkan tanah ini kau harus kembali berlatih! Sir Cleo sudah menunggu!" Ucap seorang wanita yang dipanggil 'ibu' itu.

Bocah berusia 5 tahun itu menganggukkan kepalanya. Ia menolehkan kepalanya saat melihat ibunya sudah pergi. Ia menarik ingusnya lalu kembali mengerjakan apa yang sedang ia kerjakan.

"Tuan muda!" Teriakkan seorang wanita. Wanita itu menghampiri bocah berusia 5 tahun itu dengan buru buru.

"Ya dewa. Tuan muda, Apa yang anda lakukan?" Tanya wanita itu dengan raut cemasnya saat melihat tangan tuan mudanya sudah kotor dengan tanah.

"A-aku tidak apa, bibi Lanny. Ibu memintaku membersihkan tanah ini, itu saja." Bocah itu mengucapkan dengan ringan sembari tersenyum manis. Lanny pelayan yang bertugas menjaga tuan mudanya hanya dapat tersenyum sedih.

Kasihan sekali tuan mudanya ini. Ia menjadi korban kemarahan sang duchess. Selalu saja begitu.

"Biar hamba bantu tuan muda. Lebih baik, tuan muda menemui Sir Cleo untuk berlatih. Jika tuan muda terlambat, Duchess bisa marah pada anda." Bocah berusia 5 tahun itu menunduk.

"Tetapi Lanny, aku bel----"

"Tenang saja, Tuan muda. Hamba akan menutup mulut." Lanny terlihat tersenyum tipis. Bocah itu mengangguk lalu berlari. Melihat kepergian tuan mudanya, Lanny langsung membersihkan tanah tanah yang berserakan.

•••

"YESEN! KEMARI KAU ANAK SIALAN!"

"LIHAT? LIHAT APA INI?! APA MAKSUD NYA NILAI INI?!" Yesen bocah itu terdiam sembari menundukkan kepalanya dengan tubuh bergetar hebat.

"AKU SUDAH MEMBAWA BANYAK GURU UNTUKMU NAMUN APA INI?! Kenapa kau masih saja mendapatkan nilai Jelek?! DASAR TIDAK BERGUNA!"

"Kemari!" Tangan kecil itu ditarik dengan keras oleh sang ibu. "Hiksss, ibu aku mohon! Maafkan aku hiksss..." Tangisan pilu lolos dari bibir Yesen, bocah berusia 5 tahun.

"Ibu, aku mohon hikssss... Aku tidak akan mendapatkan nilai jelek lagi ibuu hikssss, ibu k-kumo----"

Back to the Past?Where stories live. Discover now