⁵⁹Calm down, babe.

37.2K 3.1K 89
                                    

HAPPY READING💓
Jangan lupa vote dan komen
MAU TAU KELANJUTANNYA?
FOLLOW AKU AUTHOR DULU YUKKK!!!
xexevitrex
Okisss makasih yupsssssss...
Gimana chap kali ini? Yaudah kalian baca dulu deh yaa..
෴෴෴⁠ 


Duke Leysen tersenyum sembari menatap objek didepannya. Dengan perlahan Pria itu berjalan mendekat lalu memeluk sosok yang amat ia cintai.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan lembut. Putri Amoure melepas tangan pria itu yang melilit di pinggang rampingnya.

"Tidak ada." Jawab Putri Amoure. Duke Leysen mengangkat wajah cantik istrinya dengan jari telunjuk. Ia menatap setiap inci wajah itu dengan teliti. "Ada apa Amoure? Apa kau kurang puas dengan hukuman yang aku berikan?" Tanya Duke Leysen.

Putri Amoure tersenyum, "Aku sangat puas Olivier. Sangat sangat puas! Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagiku!" Duke Leysen turut senang mendengar itu semua. Ia senang mendengar gadisnya merasa senang dengan apa yang ia lakukan.

"Aku sangat lelah." Putri Amoure mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap bingung kearah pria didepannya.

"Apa?"

"Aku sangat lelah Amoureee." Putri Amoure merasa bingung. Lalu apa urusannya dengan dirinya? Lelah bukannya harus istirahat ya? Lalu kenapa dengan dirinya? Apa di---- ah rupanya Duke Leysen ingin bermanja dengannya.

Setelah mengerti dengan arti lelah yang dimaksud oleh Duke itu. Putri Amoure berjalan kearah ranjang. Ia duduk disana lalu meminta Duke Leysen mengikutinya.

"Kemari." Dengan senang hati Duke Leysen menurut. Pria itu berjalan lalu merebahkan dirinya diatas paha sang istri sebagai bantalan.

Dari bawah, Duke Leysen dapat melihat wajah cantik itu. Bersyukur rasanya pria itu memiliki wajah tampan hingga dapat membuat gadis cantik ini bertahan disisinya.

Namun apa jadinya jika wajahnya masih buruk rupa. "Amoure? Menurutmu apa jadinya jika aku benar benar buruk rupa?" Tanya Duke Leysen.

Putri Amoure menundukkan kepalanya. Ia lalu mengusap lembut surai blonde milik Duke Leysen. "Jujur saja, aku benci pria jelek," duke Leysen tetap bungkam tidak menyelak. Iya tau itu.

"Namun, aku banyak belajar dengan apa yang dimaksud cover. Luarnya baik, belum tentu dalamnya juga seperti itu." Duke Leysen menganggukkan kepalanya setuju.

"Lalu bagaimana jika aku masih buruk rupa?" Pertanyaan itu yang selalu menghantui Duke Leysen.

"Aku tidak tau. Yang jelas aku akan berusaha menerimamu, walaupun sulit. Namun, itu harus. Jujur saja ya, aku bersyukur kau memiliki wajah tampan." Aku putri Amoure tanpa malu.

Duke Leysen tersenyum tipis saat mendengar kejujuran sang istri. Ia suka gadisnya yang jujur. Ia menyukai sikap itu.

"Lalu bagaimana menurutmu wajahku yang sekarang?" Tanya Duke Leysen. Kini pria itu sudah bangkit, duduk tepat dihadapan sang istri.

Putri Amoure terlihat berfikir. Wajahnya dibuat sedemikian rupa, seakan akan berfikir keras. Duke Leysen merasa lucu saat melihat ekspresi istrinya.

Back to the Past?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz