⁵³Panti asuhan.

31.2K 2.4K 11
                                    

HAPPY READING🌸
Jangan lupa vote dan komen
Typo tandain🌺
Follow : xexevitrex



"Sebenarnya anda ingin membawa saya kemana Emely?" Tanya Emilo sembari terus memperhatikan jalan dan sesekali melindungi gadis yang memegang tangannya saat beberapa rakyat akan menabrak gadis itu.

"Diam saja kau akan tau nanti!" Jawaban gadis itu membuat Emilo menghela nafas. Mereka terus berjalan membelah puluhan manusia yang tengah berada disana.

Mereka tiba dijajaran makanan. Putri Emely memperhatikan setiap makanan yang ada. Ia berjalan mendekat karah penjual roti.

Gadis itu memperhatikan setiap roti yang ada. "Ada yang bisa saya bantu, lady?" Tanya si penjual dengan senyum ramahnya. Putri Emely mengangguk, ia sedikit menundukkan kepalanya. Takut penyamarannya terbongkar.

"Paman, tolong bungkuskan se----"

"DASAR! MASIH KECIL SAJA SUDAH BERANI MENCURI!"

"PUKUL DIA!"

"YA PUKUL ANAK KURANG AJAR INI! SIAPA ORANG TUANYA?! BERANI BERANINYA MEMBIARKAN ANAKNYA INI MENCURI DITOKO INI!"

Putri Emely memperhatikan sekitar. Tangannya melepas pegangan pada tangan Emilo. Emilo menatap kearah Putri Emely. "Apa kau akan menolongnya?" Tanyanya saat melihat putri Emely berjalan menjauh dari arahnya.

Putri Emely tidak menjawab. Ia bahkan sedikit berlari kecil keasal suara. Emilo yang melihat itu ikut berlari. Karena banyaknya orang yang berada dialun alun itu, membuat Emilo kesulitan mengejar Putri Emely.

Setibanya disana, Emilo dibuat terkejut saat melihat cetakan merah berbentuk telapak tangan dipipi putih Putri kaisar itu.

Dengan cepat Emilo berdiri didepan Putri Emely. Nafas gadis itu kembang kempis seakan menahan kesal. Anak kecil yang berada dibelakang gadis itu terlihat ketakutan dan bergetar.

"Em?" Putri Emely tidak menjawab. Justru hal itu membuat Emilo panik. Bisa gawat jika berita ini terdengar sampai ke telinga Kaisar.

Putri Emely berjalan agar lebih dekat pada wanita bertubuh gempal yang berada dibelakang Emilo. Emilo memperhatikan setiap gerak gerik yang dilakukan oleh gadis itu.

"Apa yang baru saja anda katakan Nyonya?" Suara dingin itu terdengar. Wanita bertubuh gempal itu menatap kearah putri Emely dengan tatapan kesal.

"Jalang sialan! Beraninya kau membela anak pencuri itu! Apa kau tau?! Dia mengambil rotiku!" Dibalik tudung topi yang ia gunakan Putri Emely mengerutkan alisnya.

"Roti? Hanya roti bukan? Kenapa anda pelit sekali Nyonya?" Dengan sabar gadis cantik itu mencoba berbicara dengan kepala dingin.

"APA KATAMU?! HANYA ROTI?! HEY JALANG RENDAHAN, ROTIKU ITU ROTI TERENAK DI ALUN ALUN INI! APA KAU MENGERTI?" Emilo terlihat mengepalkan tangannya. Urat urat muncul dikepalan tangannya saat mendengar sebutan jalang.

Ia paling tidak suka pada seseorang yang merendahkan orang lain.

Jalang katamu? Baiklah. "Roti terenak ya? Dan apa katamu tadi? Aku jalang? Rupanya aku sangat rendahan ya?" Para rakyat yang terlihat berkerumun membicarakan mereka dengan berbagai tatapan.

Back to the Past?Where stories live. Discover now