62 - High Note

9 3 0
                                    

 "Vallery, bisa kau jelaskan mengenai apa yang sedang aku lihat sekarang ini?!" aku mencoba untuk menahan emosi yang tiba-tiba saja meluap melalui suara yang aku tahan. Tubuhku secara tidak sadar melepas motor elektrik yang baru saja berhenti dari tanganku, tatapanku beralih pada Vallery yang turut jatuh karena tidak waspada sembari aku menunjuk dua orang di hadapanku dengan jari telunjuk.

"Issa, aku bisa jelaskan—"

"Diam kau!" aku menyela ucapan Logan sebelum dia mampu untuk menyelesaikannya. Aku bisa melihat tubuhnya mengencang kaku ketika teriakanku menggema di sepanjang selokan. Selagi hal itu terjadi, Vallery berusaha untuk berdiri akibat terjatuh barusan.

"Issa, tenanglah," ucap Vallery pada akhirnya – dengan nada yang berusaha untuk ditekan rendah. Dia membawa tubuhnya mendekat ke arahku dengan hati-hati seolah ada sesuatu yang sedang mengintai kami. "Aku minta maaf karena tidak memberitahumu hal ini. Lagi pula, kau tidak akan setuju jika aku mengajak mereka berdua, namun kita tidak bisa membantah bahwa kita membutuhkan bantuan mereka berdua di dalam sana ... mengingat bahwa kita berempat sudah pernah ke White Zones."

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Vallery, aku mencoba untuk menenangkan diriku. Aku menutup mataku untuk sejenak dan menghirup udara sedalam paru-paruku mampu menampung oksigen. Aku harus tenang. Aku tidak boleh mengacaukan misi ini hanya karena dua orang. Setelah beberapa detik yang hening, sebuah suara statis muncul di perangkat yang sebelumnya sudah kupasang di telinga kiriku yang tersambung ke handheld. Itu suara Rohry.

"Issa? Kau di sana? Apa kau baik-baik saja?"

Aku spontan menjauh dari mereka bertiga untuk menjawab Rohry. "Ya? Kami baru saja sampai di ujung selokan dan akan memasuki sistem pembuangan di White Zones. Bagaimana denganmu?" selagi hal itu terjadi, tatapanku terus beralih tidak tentu arah. Aku harap tidak ada hal buruk yang terjadi.

"Bagus untukmu. Semuanya masih dalam kendali. Kami sudah sampai di empat titik yang kami tuju, hanya saja kami menemukan beberapa Revenant yang berkeliaran. Sepertinya mereka juga berpikir sama seperti kita, namun dengan tujuan yang sedikit berbeda."

"Apa kalian membutuhkan bantuan? Aku bisa mengirim Morgan ke sana jika kalian butuh bantuan."

"Tidak. Kami bisa mengendalikan situasinya. Kami akan berhati-hati untuk mengambil langkah agar tidak ketahuan, jadi mungkin beberapa dari kami membutuhkan sedikit waktu lebih untuk memasang bomnya."

"Kalau begitu, kami akan berangkat sekarang. Semoga beruntung, Rohry. Dan tetaplah berhati-hati."

"Kau juga, Issa."

Sambungan itu terputus secepat kalimatnya selesai. Lalu aku beralih kembali pada ketiga orang yang berada tidak jauh dariku. Aku tidak tahu harus berbuat apa dengan Logan dan Kuma. Maksudku—aku tidak masalah dengan Kuma. Tetapi Logan? Itu jelas cerita yang berbeda. Bagaimana bisa Vallery masih mempercayai makhluk pengkhianat seperti dirinya, yang menyerahkan hal penting untuk musuh dengan mudahnya?

"Apa yang Rohry katakan?" suara Vallery memecah keheningan setelah dua detik yang singkat.

"Mereka sudah sampai di tempat tujuan, namun mereka mendapati sedikit rintangan," jelasku singkat. "Mereka hanya memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan objektif pada langkah pertama, jadi sebaiknya kita harus bergegas untuk mengejar ketertinggalan kita." Kakiku hendak melangkah, namun dengan segera terhenti ketika melihat Logan dan Kuma yang mulai melepas pakaian atasnya. Setelah perhatian singkat dengan setelan yang mereka pakai, kepalaku langsung berputar sembari memasang wajah yang jengkel. "Bahkan pakaian khususnya?" ujarku tidak percaya pada Vallery.

Aku melewati mereka menuju batang baja tebal yang menghalangi jalan kami ke area selanjutnya. Untungnya, batang baja itu cukup renggang untuk dapat dilewati oleh makhluk seukuran manusia. Menatap ke bawah, ada air bercampur minyak yang berwarna kecokelatan yang mengalir ke arah tempat kami datang.

OriginsWhere stories live. Discover now