46 - Playing Ace

12 4 0
                                    

Perjalanan kembali ke Ceadol Hill pada dasarnya terasa lebih cepat. Namun ada kejutan yang menanti kami di sepanjang perjalanan, dan itu adalah para android yang berusaha untuk mencegat kami disertai tembakan-tembakan peringatan. Aku tidak paham mengapa android itu tiba-tiba menembaki kami, tetapi Vallery mencurigai bahwa kami terdeteksi oleh sistem setelah ledakan yang terjadi pada Kuma sebelumnya. Ledakan itu kemungkinan besar memicu alarm jarak jauh yang terpasang di distrik lain.

Wilayah New Britain merupakan wilayah eksklusif—tidak seperti White Zones—namun inti konsep dasarnya seperti itu. Untuk masuk ke New Britain dengan cara yang legal, kau akan memerlukan sejenis paspor atau identitas kewarganegaraan khusus, ini dikarenakan Prominent memonitori siapa saja yang masuk dan keluar di wilayahnya dengan sangat ketat. Tanpa identitas yang dibutuhkan, maka ketika ada angka yang tidak cocok dengan data yang mereka miliki, itu akan memicu serangkaian prosedur pertahanan yang dimiliki android secara otomatis tanpa pandang bulu.

Para android itu dikerahkan dengan cukup sigap, dan memberi kami adegan pengejaran yang cukup menegangkan untuk sesaat. Dari semua kemampuan para android, Logan untungnya mampu mengecoh dan mengungguli robot-robot itu.

Para android yang mengejar kami itu pun tiba-tiba saja berhenti ketika kami memasuki wilayah bekas markas Guardian, seolah ada tembok pembatas yang menghalangi penglihatan mereka sehingga tidak dapat mendeteksi keberadaan kami.

Setelah berhasil kembali ke Ceadol Hill, kejadian itu seharusnya tidak membuat nyali kami jadi ciut, namun cukup untuk menjadi pengingat bahwa masuk ke New Britain itu sebenarnya berbahaya. Kuma juga mengatakan bahwa kami beruntung karena tidak terdeteksi untuk beberapa jam pertama di Rover Garden.

Hal itu membuat kami lebih waspada untuk merencanakan sesuatu dengan lebih matang, karena tujuan kami adalah White Zones, atau The Fortress. Dari sini, aku berkata pada Vallery agar dia meluangkan waktu sebanyak yang dia butuhkan untuk merencanakan misi kali ini. Dia tentu saja sedikit lega dan tenang karena aku mengatakan hal itu, selama ini aku selalu memburunya dengan waktu yang singkat untuk perkembangan pada objektif kami.

Kami kembali langsung ke Macerian untuk mempersiapkannya.

~ O r i g i n s ~

Di tengah perjalanan, kami membagi tugas. Logan yang sebelumnya mengatakan bahwa dia mempunyai kenalan yang mengetahui akses ke White Zones minta diturunkan di sekitar Qast City. Aku bahkan menyarankan agar Kuma untuk menemani Logan dalam tugasnya, dan dia cukup setuju. Dan perjalanan kembali ke Macerian, aku mengambil alih kemudi.

Jika aku pikir-pikir lagi, ini bisa menjadi hal yang tepat untuk membicarakan sesuatu dengan Vallery mengenai sesuatu yang pernah kami bicarakan di Anonymous.

"Kau masih marah denganku?" suara Vallery memecah keheningan setelah kami memasuki wilayah Vaburn City. Kami masih sekitar lima belas menit hingga tiba di Macerian. Aku tidak tahu, tetapi pertanyaannya mungkin muncul karena caraku berkendara yang tidak terlalu santai.

"Tidak," jawabku dengan enteng sembari memberi geleng singkat.

Ada jeda yang bisa kulihat dari sebuah lirikan singkat yang kuberikan. "Aku tahu kau masih marah," katanya. "Aku yakin kau masih marah, karena kau sedang ngebut."

Aku tidak marah. Tetapi kalimat itu seolah benar-benar menekankan bahwa aku masih marah. "Baiklah, aku masih marah," balasku seadanya, berharap dia diam setelah jawaban yang aku berikan.

Dia diam lagi, dan kali ini sepertinya berpikir.

"Aku minta maaf, oke?"

"Aku sudah memaafkanmu, Val," kataku sembari menurunkan kecepatan. "Itu hal yang tidak penting untuk kita bicarakan, dan aku sadar bahwa tindakanku di Ceadol Hill terlalu berlebihan. Untuk sekarang, aku hanya ingin kita berfokus ke misi mendatang."

Bahasa tubuhnya sudah kulihat lebih baik dari sebelumnya. Dia mengangguk dan mengusap kepalaku dengan agresif. "Nah, begitu, dong!"

"Dasar," protesku sambil mengelak dari tangannya.

"Jadi, apa kau sudah punya angan-angan untuk rencana mendatang?"

"Hmm."

Aku memang sempat berpikir sesuatu mengenai apa yang pernah dikatakan oleh Logan. Jika kita bisa memainkan kartu as kita dengan baik, itu akan menghemat banyak waktu kita. Dan kartu as yang sekarang kita miliki adalah, kita memiliki koordinat lokasi yang dibutuhkan Guardian dan Anonymous untuk mencari flashdrive. Hal ini tentu saja akan memberi kami banyak waktu untuk White Zones selagi mereka sibuk mencari benda itu.

"Apa menurutmu ini waktu yang tepat untuk memainkan kartu as yang kita miliki?" tanyaku.

"Kartu as apa?"

Sebelum sempat menjawab pertanyaan darinya, kami sudah tiba di rumah. Suasananya tidak terlalu ramai karena sekarang sudah sekitar pukul dua dini hari.

"Kau tahu... kartu as kita mengenai koordinat lokasi flashdrive," kataku selagi turun dari mobil.

"Oh, yang itu," ekspresinya terlihat sedikit bersemangat. "Kalau tidak salah itu yang pernah dikatakan Logan pada saat di Anonymous, kan? Aku heran bagaimana Anonymous dan Guardian belum menemukan koordinat lokasi itu di dalam flashdrive. Padahal prosesnya tidak terlalu rumit dan sulit."

Aku mengangguk-angguk menanggapinya. "Itu artinya kemampuanmu lebih baik dari mereka semua. Kau seharusnya bangga," kataku sambil menunggu Vallery membuka pintu rumah.

Di dalam, Vallery langsung menyalakan lampu dan menaruh barang-barangnya di meja ruang tengah. Aku langsung menyantap sofa dengan tubuhku dengan memejamkan mata untuk sejenak. Aku ingin merasakan kelembutan sofa dingin ini dengan tubuhku, dan baunya yang sedikit tidak karuan. Beberapa saat kemudian, Vallery kembali setelah mengambil minuman kaleng yang ada di kulkas.

Aku mendengarnya menaruh satu kaleng minuman di meja lalu duduk di sofa sebelah, aku langsung membuka mata dan menarik tubuhku untuk duduk. Ada beberapa hal yang ingin kukatakan sebelum rasa kantuk menyerang lebih jauh.

"Aku tahu kita memerlukan banyak persiapan untuk ke White Zones, itu sebabnya aku berpikir kita bisa membuat Guardian dan Anonymous sibuk selagi kita merencanakan hal tersebut."

"Sibuk bagaimana?" ulangnya dengan ekspresi yang heran. "Kau ingin kita memberi kedua pihak semua lokasi koordinatnya?"

"Ya," balasku. "Mungkin kita bisa membaginya menjadi dua porsi yang setara untuk kedua belah pihak. Atau menurutmu kita bisa beri mereka semua daftar koordinatnya?"

"Dan akan terjadi perebutan di tengah-tengahnya? Itu bukan ide yang bagus, mereka pasti akan mencurigaimu karena sudah mengadu domba mereka," dia memberi pendapat, lalu menyeruput kopi kaleng yang dia pegang. "Aku akan mempertimbangkannya, tapi...," dia meraih flashdrive dari saku dan mengeluarkan laptop dari tas miliknya, "... aku harus memastikan isi dari benda mungil ini. Grant mungkin menyimpan satu keping yang spesifik ini karena sesuatu hal."

Aku mengambil kaleng soda yang dia taruh di meja. "Itu ide yang bagus untuk permulaan," kataku, "Kau akan begadang untuk mengulik isinya?"

"Kurasa begitu. Kau sendiri tahu bahwa aku tidak bisa membiarkan data yang harus diselidiki begitu saja. Lagi pula, aku belum merasa ingin tidur."

"Baiklah," aku berdiri, "Kalau begitu kau lakukan saja yang harus kau lakukan. Aku ingin tidur. Bangunkan aku jika ada sesuatu, oke?"

"Kau tenang saja dan istirahatkan tubuhmu. Aku tahu kau sangat lelah setelah perjalanan tadi."

Aku hanya melempar senyum malas selagi membawa tubuhku menuju kamar.

OriginsWhere stories live. Discover now