50 - The First Human

9 2 0
                                    

Aku tidak yakin sudah berapa lama kami berkendara, namun ketika tinggi matahari berada sejajar dengan wajah, kami telah sampai di tempat tujuan. Tidurku bisa kukatakan cukup nyenyak meski keseluruhannya berada dalam perjalanan.

"Tempatnya di depan sana?" pertanyaan dari Logan membangunkanku. Di saat yang sama, Logan memperlambat laju van yang dia kemudikan.

"Ya, di bangunan nomor tiga setelah persimpangan di depan," ujar Grant sambil menunjuk sebuah bangunan. Aku bisa melihat tangannya terjulur dari belakang, di antara Logan dan aku yang berada di depan. Bangunan itu berbentuk seperti gedung komersial yang hanya setinggi dua atau tiga lantai.

"Kita sudah sampai? Di mana ini?" aku menahan sinar matahari yang berusaha menerobos kornea mataku secara paksa, yang secara perlahan memberiku pandangan yang jelas mengenai apa yang ada di sekitar.

Aku mengedarkan pandang dan memindai sekali lagi dengan lebih teliti. Ada banyak gedung-gedung yang sudah ditinggalkan di sekelilingku. Jalanannya sepi, aspalnya sudah retak di sana-sini—dan bahkan hilang seperti tercongkel oleh sesuatu. Tidak ada satu pun lampu yang menerangi gedung, sehingga aku berasumsi bahwa tidak ada kehidupan di sekitar sini. Lagi pula, ini bagian Frason City sebelah mana? Semuanya kan terlihat sama saja.

Sesuai aba-aba dari Grant, Logan memasukkan van ke dalam gedung yang dimaksud. Bentuknya seperti tempat parkir terbuka yang berada di lantai dasar, dan gelap langsung menyambut kami dengan riang. Kami bertiga lalu keluar dari kendaraan, dan Logan menyelimuti van dengan kain yang dengan segera dia ambil.

Grant lalu memandu kami menuju lab tua yang dia maksud.

Gelap semakin dalam menyambut kami seiring langkah kaki yang kami ambil di dalam bangunan tua ini. Dengan senter kecil yang aku bawa, aku memperhatikan beberapa detail kecil melalui mataku yang kupicingkan untuk dapat melihat dengan lebih jelas. Dinding-dinding yang retak, begitu juga dengan lantainya, debu yang menempel dengan teguh di berbagai tempat yang bisa dijangkau dan dilihat, dan udara yang terasa menyesakkan dada.

"Lab ini adalah lab pertamaku sebelum mendirikan LastAid," ungkap Grant. "Lab sederhana dan kecil, namun lengkap dengan segala hal yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian."

"Itu tahun ... 2207, bukan?" timpal Logan.

"Benar, benar... Aku ingat betul 2207 adalah tahun kami mendirikan LastAid," dia mengungkapkan lagi, lalu menoleh ke arah Logan. "Namun lab ini sudah berdiri lebih dari lama sebelum LastAid ada."

"Kami?"

"Kami, para ilmuwan," lanjutnya, membenarkan.

Di saat bersamaan, kami sampai di depan sebuah pintu yang sangat spesifik di antara beberapa pintu yang ada di sini. Grant lalu meraih celah di atas pintu dan mengambil sebuah kunci. Kunci itu dipakai untuk membuka pintu tersebut. Kami masuk melalui pintu tersebut dan menuruni tangga spiral yang menuju satu lantai ke bawah.

Di ujung tangga spiral itu, kami menemukan pintu lain—yang kali ini tidak dikunci. Grant membukanya, lalu menepuk tangannya dua kali. Generator yang suaranya senyap menyala, diikuti lampu-lampu yang menyala satu per satu. Aku spontan mematikan senter dan mengedarkan pandanganku sekali lagi. Dan anehnya, aku tidak merasa bahwa aku harus waspada sedikit pun.

Ada beberapa meja yang cukup panjang terjajar tidak begitu rapi di beberapa titik. Di seberangnya ada rak-rak yang menampung berbagai jenis gelas kaca laboratorium dengan berbagai bentuk yang disimpan secara rapi. Ruangan ini tidak begitu besar, namun dari caranya ditata membuatnya terlihat luas walau berisi banyak barang.

"Selamat datang di laboratorium pribadiku," sambut Grant dengan senyum tipis. "Silakan duduk di sofa," ujarnya sekaligus menunjuk ke arah sofa yang berada di ujung ruangan, ditemani dengan satu meja, dispenser, serta kulkas.

OriginsWhere stories live. Discover now