Bab. 14

98 18 26
                                    

"Abang ... Abang!"

Qiara mengibaskan tangannya di hadapan wajah Nata hingga laki-laki itu mengerjap.

"Abang ngelamun ya?"

Nata memperhatikan sekitarnya, dan ternyata Qiara masih di posisinya bukan berada di atas pangkuannya.

Jadi yang tadi tuh cuma lamunan gue? Bisa-bisanya gue ngelamun kayak begitu?

Qiara kembali mengibaskan tangannya. "Abang, Abang beneran ngelamun ya?"

"Ah, tadi cuma mikirin tugas doang." Nata mengusap wajahnya agar dia bisa menghilangkan bayangan yang begitu indah itu.

"Jadi siapa cowok yang lo suka, Dek?"

Qiara menatap Nata, lalu membuka mulutnya dengan ragu. "Dia ...."

"Hayo! Lagi ngapain nih berduaan?" Ian yang datang langsung mengagetkan keduanya, dan membuat Qiara urung mengatakan rahasianya.

"Pacaran ya kalian?"

Qiara menggeleng sembari mengibaskan tangannya. "Jangan ngaco deh lo, Ian. Nata ini Abang gue sekarang."

Nata seketika menunduk saat mendengar ucapan Qiara. Ucapan yang membuatnya sadar dengan posisi dirinya saat ini. Qiara bener, gue sekarang adalah Abang dia. Enggak mungkin gue bisa jadi cowoknya Qiara.

Ian menyadari perubahan wajah Nata, dan langsung berucap. "Kalian itu enggak sedarah sama sekali. Jadi bisa kok kalau jadian juga."

Qiara tetap menggeleng. "Jangan ngaco!"

"Atau lo maunya jadian sama gue?" goda Ian sembari duduk di sebelah Qiara.

Nata yang selalu mengamati Qiara mulai menyadari suatu hal yang aneh. Wajah Qiara berubah memerah saat Ian duduk di sampingnya.

Sontak Nata bertanya-tanya dalam hatinya. Kenapa pipinya Qiara tiba-tiba merah begitu? Apa dia ....

Qiara bangkit dari duduknya. "Gue duluan ya, udah telat banget nih mau masuk kelas."

Ian mengacungkan jempolnya. "Ok, belajar yang bener. Jangan malah nonton Oppa Korea mulu lo. Kim ... Kim siapa sih yang fotonya ada di kamar lo itu."

"Kim Namjoon! Dia suami gue wleee!" jawab Qiara seraya memeletkan lidahnya, lalu berjalan mundur menjauh dari kedua laki-laki tersebut.

Tak sadar Ian tersenyum melihat polah tingkah Qiara. Qiara yang dulu selalu dia benci lambat laun kini justru menjadi penghibur hatinya.

Ian menoleh kepada Nata. "Nat, cewek paling suka kalau dikasih apa sih?"

"Kenapa nanya yang begitu ke gue. Lo kan lebih berpengalaman daripada gue."

"Pengalaman apaan?"

"Lo udah pernah pacaran berapa kali, sedangkan gue sampai detik ini masih jomblo." tegas Nata. "Lagian lo mau ngasih hadiah buat siapa?

Ian menggigit bibirnya yang bertindik. "Buat Qiara."

Nata langsung termangu, dan Ian sontak mengibaskan tangannya. "Eh, lo jangan salah paham atau sedih dulu. Gue mau ngasih kado ulang tahun doang kok. Enggak ada maksud apa pun."

Nata tertawa, dia mencoba menutupi rasa cemburunya. "Gue enggak mungkin salah paham atau cemburu. Qia itu udah gue anggap adek sendiri."

"Iya deh iya adek."

"Terus menurut lo hadiah apa yang bakal Qiara suka?" tanya Ian kembali meminta pendapat sang sepupu.

"Dia kan suka KPop. Lo beliin aja yang berhubungan sama itu."

Qiara, My Stepsister (TERBIT)Where stories live. Discover now