Bab. 3

141 35 6
                                    

Sudah setengah jam Ian duduk di dalam balik jeruji salah satu kantor polisi. Polisi berhasil menangkap Ian dan beberapa temannya, serta anak The Dragon yang lain. Qiara juga ditangkap tapi karena dia perempuan dia dimasukkan ke dalam ruangan berbeda.

Jimmy yang duduk di sebelah Ian nampak mulai gelisah, dan mulai mengeluh. "Sampai kapan kita bakal ditahan begini, Ian? Kalau bapak gue tahu gue di sini. Bisa-bisa motor gue disita Ian. Gue mesti gimana, Ian?"

"Polisi pasti bakal hubungin bapak gue kan?"

"Ya, pastilah bakal ditelepon orang tua kita semua. Soalnya tadi kita disuruh ngisi nama dan alamat sama petugas," jawab Nata mewakili Ian yang terdiam.

"Ahh ... gue bisa-bisa di omelin habis-habisam sama enggak dikasih uang jajan selamanya kalau begini." Keluh Jimmy.

Husein mengelus punggung Jimmy. "Sabar ya, lo pasti galau ya karena kalau enggak dapat uang jajan lo enggak bisa lagi traktir cewek kesayangan lo itu si Keyza."

"Nah, itu mana gue udah janji kalau Minggu ini mau beliin dia tas kremes." Jimmy menjentikkan jarinya lalu menghela nafas melampiaskan kekecewaannya.

Tara yang juga berada di ruangan yang sama tiba-tiba menggebrak lantai Menggunakan tangannya karena dia merasa terganggu dengan rengekan Jimmy. "Woy, kalian tuh alay dan berisik banget sih! Bisa enggak sih enggak usah alay!"

"Lo ngatain kita alay?" tanya Jimmy seraya melayangkan telunjuknya.

"Iya kalian semua tuh alay! Anak Black lion ternyata cuma sekumpulan anak Mami yang alay periss ketuanya!" ejek Tara.

Ian yang sedari tadi menunduk mulai mengangkat wajahnya lalu menatap Tara. "Lo ngehina gue?"

"Ayo habisin aja dia Ian!" ucap Jimmy mengompori.

Sementara Nata berusaha menenangkan Ian. "Jangan gegabah Ian ini di kantor polisi! Lo jangan kepancing sama Tara."

Tara berdiri lalu memasang kuda-kuda ala orang akan bertinju. "Ayo sini lawan gue kalau lo berani!"

Ian menyeringai, lalu berdiri. Dia maju dan mencengkram baju Tara. "Lo pikir gue takut sama lo! Lo harus ngerasain kemarahan gue hari ini."

Yudhist yang sedari tadi duduk ikut berdiri. Dia mencoba melerai Ian dan Tara. "Woy berhenti! Ini tuh kita di kantor polisi! Kalian mau hukuman kita bertambah."

Jimmy ikut berdiri. "Haha cemen! Tenyata lo penakut ya Yudhist!"

"Apa lo Jim? Lo nantang gue?"

"Iya, ayo maju sini." seru Jimmy.

Yudhist, Jimmy, Ian, Tara dan beberapa orang yang lain pun tersulut emosinya seketika mereka terlibat dalam perselisihan. Nata dan Husein akhirnya mau tak mau turun tangan untuk membantu Ian dan Jimmy.

Karena keributan yang terjadi dua orang polisi pun datang. Mereka langsung memukul pentungan mereka ke pagar besi untuk menghentikan para pemuda yang sedang berselisih.

"Berhenti kalian semua!"

Namun, teriakan itu tak mereka gubris. Mereka semua malah terus saling mendorong dan memukul satu sama lain.

Hingga kedua polisi itu berteriak lebih lantang. "BERHENTI SEMUANYA!"

Teriakan bariton tersebut sukses membuat semuanya berhenti, dan menoleh ke arah petugas berbaju coklat.

"Kalian ini benar-benar tak ada rasa takut sama sekali! Sudah di dalam penjara juga masih saja berkelahi."

Ian dan semuanya menunduk, hingga tak diduga petugas itu membuka pintu jeruji besi yang ada dihadapan mereka.

Qiara, My Stepsister (TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ