Bab. 13

93 20 5
                                    

Keesokan harinya - di kampus

"Qia, ikut gue bentar." Tara menarik tangan Qiara yang baru saja turun dari motornya.

"Ada apa sih Ta? Bisa pelan-pelan enggak sih?"

Tara tak menggubris ocehan Qiara, laki-laki berjaket merah itu terus menarik atau lebih tepatnya menyeret paksa Qiara ke tempat yang lebih sepi di belakang kampus.

"Ta, ada apa sih? Kenapa lo nyeret-nyeret gue?"

Tara menatap Qiara dengan tatapan yang sedikit berapi-api. "Gue perhatiin belakangan ini lo dekat banget sama Ian."

"Iya, terus kenapa? Ian kan Abang gue sekarang."

Qiara merasa kedekatannya dengan Ian saat ini adalah hal yang wajar. Namun, tidak bagi Tara, dia tak terima dengan semua itu. Baginya Ian adalah musuh untuk selamanya.

Tara mengguncang bahu Qiara. "Lo lupa kalau Ian yang bikin Chris meninggal. Dia yang udah menyalahkan lo saat itu, dan  membenci lo setengah mati! Gara-gara dia juga black dragon jadi terpecah belah Qia!"

Qiara menghempaskan tangan Tara dari bahunya. "Tara! Lo ini kenapa sih?"

"Ian sekarang udah berubah Ta ... dia udah sadar sama semua kesalahan dia. Jadi gue minta lo juga lupain kejadian di masa lalu itu!"

"Apa?"

"Gue pengen kita balik lagi kayak dulu dan enggak musuhan lagi." Qiara mengungkapkan keinginannya.

Tara menggeleng. "Memaafkan Ian yang egois? Jangan harap gue mau balik berteman sama orang kayak dia!"

"Apa gue mesti ingetin lo. Dia juga kemarin hampir bikin Yudhist bernasib sama kayak Chris!"

"Itu semua salah paham Tara ... Ian juga sekarang yakin kalau Malika tuh cuma fitnah Yudhist. Karena sejak kejadian itu Malika menghilang enggak ada kabar."

"Pasti ada seseorang yang ingin mengadu domba biar kita makin bermusuhan."

Tara menggeram, dia tak Suka melihat Qiara yang begitu mati-matian membela Ian. "Cukup Qia! Lo tuh sebenarnya kenapa sih? Lo kenapa berubah begini? Kenapa lo terus belain Ian?"

Qiara menghela nafas. Dia tak tahu harus menjelaskan dan membujuk Tara dengan cara apa lagi. "Ta ... Ian itu sekarang saudara gue jadi gue sama dia mesti akur. Lagipula buat apa kita musuhan terus? Enggak ada gunanya Tara, dan enggak akan bikin Chris hidup lagi."

Apa yang diucapkan Qiara memang benar. Permusuhan yang terjadi takan membuat masa lalu yang terjadi berubah, dan juga takan menghidupkan kembali Chris. Namun, itu tak berpengaruh sama sekali kepada Tara. Rasa bencinya terhadap Ian semakin menjadi karena cemburu dengan kedekatan Qiara dan Ian.

"Lo pikirin apa yang gue ucapin Ta ... gue sekarang mau ke kelas, sebentar lagi kelas gue mau mulai."

Tara menahan tangan Qiara saat akan pergi. "Tunggu!"

"Apa lagi Tara? Gue mesti masuk kelas sekarang."

Tara menatap Qiara, dia menurunkan sedikit nada bicaranya. "Gue akan maafin Ian dan seluruh teman yang lain, tapi gue minta syarat sama lo."

"Syarat?" Qiara mengerenyit. "Syarat apa?"

"Lo jadi pacar gue! Baru setelah itu gue enggak akan memusuhi lagi Ian!" jawab Tara lantang.

"Apa?" Qiara menggeleng lalu menarik tangannya dari genggaman Tara. "Permintaan lo enggak lucu Ta."

"Gue suka sama lo Qia ... gue suka sama lo dari ketika lo masih sama Chris Qia."

Qiara menggeleng lagi.

"Makanya gue enggak bisa ninggalin lo sendirian ketika Ian menyalahkan lo dan memecah belah geng kita."

Qiara, My Stepsister (TERBIT)Where stories live. Discover now