Konspirasi Alam Semesta: 32

1.7K 310 16
                                    

"Mas.. aku perlu bicara sebentar." ucap Pembayun mengetuk ruang kerja Rama. Tetapi tidak ada jawaban selama 5 menit Pembayun berdiri di depan pintu. Pembayun tahu, Rama ada di dalam, Ia terus gigih untuk bisa berbicara dengan suaminya itu.

"Mas.. mas Rana mau bertemu. Kita bertiga." ucap Pembayun lagi.

Tiba-tiba terdengar suara deratan geseran kursi, kemudian Rama muncul di balik daun pintu itu dan menarik Pembayun untuk masuk ke dalam.

"Jangan bebaskan saya untuk menyiksa kamu, Yun! Kamu menemui dia lagi?? Iya?!" Rama mencengkeram kedua pundak Pembayun, yang sebelumnya sudah didapatkan Pembayun dari Ranamanggala.

Pembayun tahu, bahwa baik Rana maupun Rama, keduanya bersikap demikian karena merasa terancam.

Ranamanggala merasa terancam dengan seorang perempuan bernama Mitha, sedangkan Rama merasa terancam dengan istrinya sendiri.

"Mas.. kalau salah satu dari kita tidak memperjelas ini, akan seperti apa nasib anak kita??"

"Aku paham, Yun! Tapi apa kamu tidak bisa menunggu dan mempersilahkan aku mengurus semuanya?? Aku suamimu, Yun!"

Pembayun ikut resah, "Iya! Aku tahu, Mas. Tapi Ryan anakku dan aku ibunya!"

Mendengar itu Rama mulai melemah dan memilih menjatuhkan dirinya diatas sofa. Pembayun paham, tidak ada yang bisa mengalahkan dia sebagai Ibu dari anaknya.

"Paham kan, Mas, kenapa aku sampai sejauh ini? Bukan karena kamu, ayahmu, leluhur, siapapun. Tetapi demi anakku."

"Aku tahu, Yun.. Ryan juga darah dagingku, dan aku baru dapat informasi tentang pergantian tahta, bahwa peresmiannya akan dimajukan dua minggu lagi.."

Pembayun lemas.. kemudian dalam hitungan detik, Ia mendekat kepada Rama, "Ayo, Mas.. tolong ikut aku sekarang. Semua demi Ryan, kalau tidak ada yang bisa aku lakukan, lebih baik aku mati!"

Rama tidak lagi penuh dengan kemarahan, tetapi kegusaran, kesedihan dan kebingungan yang terlihat jelas.

***
Keesokan harinya di malam hari bertemulah Sanggramawijaya, Pembayun dengan Ranamanggala.

Pertemuan antara Ranamanggala dan Sanggramawijaya itu adalah hal yang langka. Terakhir kali pertemun mereka adalah, saat di usia yang masih sangat muda dan belum mengetahui permasalahan pelik yang akan mereka hadapi.

Ranamanggala dari kejauhan berjalan dengan bertepuk tangan.

"Luar biasa!! Pembayun kamu hebat! Bisa bawa Sanggramawijaya kemari.. ckck! Bahuwirya satu ini memang spesial!" Ranamanggala terus membual dan senyum licik untuk memancing amarah Rama.

"Pembual.." Rama berkata singkat namun bisa memicu amarah Rana.

"Apa? Barusan dia bilang apa?!" Rana maju mendekati Pembayun, tentu hal itu tidak akan dibiarkan oleh Rama.

"Berani kamu dekati istriku?!"

"ISTRI?! Istri yang kamu duakan?? Heyy! Pembayun, suamimu ini tidak jauh beda dari ayahnya!"

Bughh!
Satu pukulan melayang ke arah Ranamanggala oleh Rama.

"Kurang ajar!" Ranamanggala membalas pukulan Rama.

Bugghh!!

"Mas!! Sudah stop! Berhenti!!"

Percuma, keduanya digeluti amarah yang sudah tersimpan lama.

Akhirnya sesuai dengan apa yang Pembayun rencanakan, Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Sebuah keris kecil dan beberapa lembar daun sirih. Kombinasi keduanya bisa memusnahkan keturunan Bahuwirya, seperti cerita-cerita mitos, yang sudah terkenal dari jaman dulu.

Konspirasi Alam SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang