🌌 Bab 49 : Hai, calon istri

4.3K 347 0
                                    

Haiiii 👋

Kalau udah mampir jangan lupa tinggalin jejaknya, ya 😉

Instagram & Tik Tok :
wlnrmd15_stories
______________________________________

🔮 SELAMAT MEMBACA 🔮

“Bagaimanapun caranya, apa yang seharusnya terjadi pasti akan terjadi, sekalipun kamu berusaha mencegahnya.”

~o•O•o~

TERHITUNG satu bulan sudah Wizzy kembali ke tubuh aslinya dan selama itu pula banyak hal yang Wizzy alami dan Wizzy rasakan.

Dari mulai dia yang stres karena harus mengejar ketertinggalan materi di setiap mata pelajaran hingga para guru yang mulai mendesaknya untuk segera menyelesaikan tugas-tugas sekolah selama dia koma.

Hal itu juga dibicarakan langsung kepada orangtuanya dan mau tidak mau Wizzy harus menyelesaikan semua tugas jika ingin naik kelas.

Tidak ingin Wizzy terlalu terbebani Hasna pun berinisiatif memanggil guru privat ke rumahnya dan setiap akhir pekan, di saat semua orang menghabiskan waktunya untuk bersantai dan bersenang-senang, Wizzy justru harus tetap belajar. Sungguh melelahkan dan merepotkan bukan?

Seperti sumpah yang telah Revan katakan ketika Wizzy masih koma, di mana saat Wizzy sudah sadar dia akan memperjuangkannya hingga gadis itu jatuh cinta padanya, maka setiap hari Revan berusaha menjalin interaksi sekecil apa pun dengan gadis itu.

Namun, alih-alih membuat Wizzy jatuh cinta atau paling tidak menyukainya, Revan justru membuat Wizzy risi dan tidak nyaman berada di dekatnya.

Karena bagaimana tidak? Setiap kali Wizzy sendirian Revan selalu datang menghampirinya, dia juga selalu memberi pujian dan gombalan. Bahkan hampir setiap hari Revan menelepon dan mengirim pesan hanya untuk menanyakan sesuatu yang tidak penting.

Jangan berpikir Wizzy hanya diam di saat dirinya merasa tidak nyaman. Wizzy bahkan berulang kali menunjukkan sikap jutek dan ketus hingga teman-temannya memarahinya.

Sayangnya, sikap jutek dan ketus Wizzy sama sekali tidak mengurangi tekad Revan untuk terus mendapatkannya.

Sudah risi akan sikap Revan, Wizzy juga dibuat jengkel oleh sikap teman-temannya yang juga gencar menjodoh-jodohkannya dengan lelaki itu.

Baik Fidelya, Retha ataupun Indira mereka kompak membicarakan semua kebaikan Revan seolah-olah dia adalah lelaki paling sempurna di dunia ini.

"Kenapa, sih, lo nggak terima dia aja? Padahal dia itu baik, ganteng dan kayaknya dia cinta banget sama lo," ujar Retha. "Kalau gue belum punya cowok, nih. Gue mau kok jadi pacarnya dia."

"Tau lo, awas aja nanti nyesel kalau tiba-tiba si Revan nyerah buat dapetin lo," sambung Fidelya.

"Ayolah, Zy. Terima aja dia, terus nanti kita nge-date bareng. Pasti seru." Kali ini Indira yang berbicara.

Melihat tingkah mereka ingin rasanya Wizzy tertawa. Apalagi saat mengingat di masa depan mereka justru kompak menyuruhnya untuk menjauhi lelaki itu.

Selain dijodoh-jodohkan, ketiga teman Wizzy pun tak jarang menggodanya. Contohnya seperti saat mereka sedang makan di kantin dan Revan tiba-tiba memberinya es krim.

"Aaa ciee ... kemarin dikasih cokelat, sekarang dikasih es krim," ujar Fidelya seraya menaik-turunkan alisnya.

"Besok apa lagi, ya?" tanya Indira.

WIZZY & LAKI-LAKI DI DALAM MIMPI [END]Where stories live. Discover now